Para Diktator Kapitalis Itu Menindas di Luar Batas, Kawan-Kawan Rapatkan Barisan!


Oleh : Audito Fauzul Hendratama 
(Aktivis Gema Pembebasan Kota Kediri)

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Allahumma sholli ‘alaa sayidina muhammad, wa ‘alaa aali sayidina Muhammad. Allah SWT telah mejanjikan orang-orang beriman kekuasaan, kemenangan dan kekuatan. Binasalah orang-orang yang berbuat kerusakan, para penentang diinullah. Ini adalah seruan di situasi yang panas di tengah goyahnya keyakinan Barat yang telah mereka ciptakan di tengah-tengah kaum Muslim tahun demi tahun.

Kawan-kawan, terang benderang bahwa Anda mendengar dan menyaksikan berbagai peristiwa yang telah dan sedang terjadi. Negara-negara Kafir penjajah telah mengerubuti kita, sehingga negeri kita menjadi target semua pihak yang tamak, buruan para pemburu, perpecahannya pun tak bisa disatukan oleh pemersatu. Darah umat Islam menggenangi bumi, kekayaan alamnya dijarah, tanah dan emas kita dicaplok. Menyusut mulai dari ujung-ujungnya, bahkan dari jantungnya. Mereka menambahkan beberapa peperangan, yang mereka deklarasikan sebagai Perang Salib, karena kebenciannya kepada Islam dan kaum Muslim, seperti di Irak dan Afganistan.

Barat mengusir kita di berbagai penjuru negeri dari rumah-rumah kita, menodai kehormatan kita, membunuh dan menumpahkan darah. Mereka terus-menerus membanjirinya dengan kerusakan dan merusak.  Amerika telah merobek-robek negeri Irak dan Afganistan, serta melakukan makar kepada kita di semua tempat. Amerika telah membagi Sudan, melepaskan Timor Timur dari Indonesia, mencoba memisahkan Papua kita. Merancang scenario pembunuhan Islam dan kaum muslimin siang-malam. Merestui antek-anteknya merongrong negeri kita. Mereka menindas di luar batas!

Kawan-kawan mahasiswa, tugas-tugas pokok mahasiswa adalah belajar dan berjuang. Maka pendidikan bukanlah membuat akal kalian tidak terketuk dengan penindasan yang terjadi dimana-mana. Jangan tunduk pada pembodohan missal yang dirancang oleh Barat. Tidak memahami arti belajar yang berguna bagi umat, tentu menjadi permasalahan yang serius bagi kita. Tidak pantas belajar yang mengangkat tinggi-tinggi sikap pragmatis, liberal, sekuler dan anti perubahan bagi rakyat. Maka saat ini kita harus mengerti bahwa seluruh tenaga, pikiran dan waktu hanya untuk belajar bagaimana mengubah keadaan rakyat yang masih dihisap dan ditindas dalam sistem kapitalis yang menjajah. maka tentu jawabnya adalah kita akan berjuang hingga menang.

Kawan-kawan,seorang muslim sejatinya bukanlah pembohong atau orang yang biasa melakukan kebohongan. Berbuat zalim atau lalim terhadap orang lain saat ini begitu mudah dilakukan oleh sebagian orang. Pelaku kezaliman yang paling menonjol adalah para penguasa terhadap rakyatnya. Para pelaku kezaliman seolah lupa, bahwa Allah SWT selalu mengawasi perilaku mereka. Lalu mengapa Allah SWT seolah membiarkan kezaliman mereka? Tidak lain karena Allah SWT menunda siksaan atas mereka di akhirat nanti. Allah SWT berfirman (yang artinya): 

Janganlah engkau mengira Allah lengah terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang zalim. Sesungguhnya Allah hanya menangguhkan siksaan atas mereka hingga tibanya hari yang pada waktu itu mata-mata mereka terbelalak. Saat itu mereka datang tergesa-gesa dengan mengangkat kepala mereka, sementara mata mereka tidak berkedip dan kalbu mereka kosong (TQS Ibrahim [14]: 42-43).

Kawan-kawan, Kapitalisme telah mendominasi dunia Barat dan Timur, sedangkan para pemuja fanatik Kapitalisme itu lupa untuk menyoal, siapa yang menikmati kesejahteraan itu. Penikmat kesejahteraan sebagian besarnya hanyalah negara-negara penjajah kaya. Kapitalisme justru gagal total dalam mendistribusikan pendapatan global. Pada tahun 1960, 20% penduduk dunia terkaya menikmati 75% pendapatan dunia; sedangkan 20% penduduk termiskin hanya menerima 2,3% pendapatan dunia. Pada tahun 1997 ketimpangan global itu bukan makin berkurang, namun makin parah. Sebanyak 20% penduduk terkaya itu menikmati pendapatan global makin banyak, yakni 80%. Sebaliknya, 20% penduduk termiskin menerima pendapatan global makin sedikit, yakni menjadi 1% saja (Spilanne, 2003).

Investasi asing yang dilakukan negeri-negeri Islam terbukti lebih menguntungkan negara-negara investor dan malah merugikan ekonomi lokal. Investasi asing yang dilakukan ternyata lebih sebagai penghisapan dan eksploitasi yang kejam. Sebanyak 70% sumberdaya alam di Indonesia telah dikuasai asing. Indonesia hanya mendapat bagian sedikit, ditambah ‘bonus’ mengerikan berupa kerusakan lingkungan dan konflik sosial. Emas Papua yang dieksploitasi PT Freeport, misalnya, pertahun menghasilkan Rp 40 triliun. Namun, Pemerintah Indonesia hanya mendapat bagian 9,4 % ditambah pajak dan royalti, serta itu tadi, bonus kerusakan lingkungan yang dahsyat dan konflik sosial antara penduduk lokal dengan PT Freeport karena ketidakadilan. Maka ketidakadilan harus dilawan!

Ingatlah kawan-kawan, Rasulullah saw. diutus dengan membawa Islam. Baginda telah berhasil membangkitkan bangsa Arab dari kejahiliyahan yang diselimuti kegelapan yang pekat itu. Baginda membangkitkan mereka setelah mereka tersungkur. Menegakkan mereka setelah sebelumnya berdiam diri. Membangunkan mereka, setelah sebelumnya mereka tertidur lelap. Mereka mulai berjihad di jalan Allah, mengemban risalah yang agung. Menyebarkan kebaikan dan keadilan di seluruh dunia, dimana saja mereka berada.

Kawan-kawan, di era transisi peradaban ini, kami mendatangi, memanggil kalian dari mimbar perjuangan ini.  kami berharap kalian sama-sama bisa meraih kemuliaan yang agung, dengan berjuang untuk menegakkan agama Allah. Karena kondisi yang menyakitkan ini tak lain merupakan buah dari tidak adanya Khilafah sejak 92 tahun yang lalu. Bersama para ulama yang tulus, hendaknya kita -kaum muda- tempatnya harus di garda terdepan dalam setiap momentum kebaikan. Maka, kami sampaikan kepada Anda, mari bersama berjuang dengan segenap kekuatan. Rapatkan barisan. Disiplin dalam mengawal penyadaran, pertarungan pemikiran, memenangkan pergolakan.  Sambut kemenangan. Allahumma sholli ‘alaa sayidina Muhammad. [VM]

Posting Komentar untuk "Para Diktator Kapitalis Itu Menindas di Luar Batas, Kawan-Kawan Rapatkan Barisan!"