Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Diktator Uzbekistan, Hizbut Tahrir dan Khilafah di Asia Tengah


Oleh : Umar Syarifudin – Syabab Hizbut Tahrir Indonesia 
(Pengamat Politik Internasional)

Islam Karimov dikenal sebagai pemimpin bertangan besi. Sebelum menjabat sebagai presiden Uzbekistan setelah negeri itu melepaskan diri dari Uni Soviet, Islam Karimov adalah kepala dinas intelijen KGB di Uzbekistan dikabarkan meninggal. Perdana Menteri Shavkat Mirziyoyev mengisyaratkan bahwa dirinya bisa saja menggantikan Islam Karimov. Sementara hukum yang berlaku menyebutkan bahwa untuk sementara Ketua Senat Nigmatulla Yuldashev akan menjadi pejabat presiden sampai pemilihan umum berikutnya dilakukan. Belum diketahui kapan pemilu akan digelar. Karimov tidak menunjuk ahli waris politik. Para analis menduga transisi kekuasaan akan diputuskan secara tertutup oleh sekelompok kecil pejabat senior dan anggota keluarga.

Karimov memerintah di Uzbekistan sejak 1989, sebagai pemimpin Partai Komunis di negara itu ketika masih bergabung dalam Uni Soviet. Setahun kemudian dia menjadi presiden, jabatan yang terus menerus dipegang hingga akhir hayatnya. Sebuah referendum tahun 1996 memperpanjang masa jabatannya hingga tahun 2000 dan pemilihan presiden pada tahun itu juga dimenangkannya tanpa ada perlawanan.

Tahun 2002 digelar lagi referendum yang menambah lagi jabatannya sampai tahun 2007. Setelah itu, dia lagi-lagi menang dalam dua pemilihan presiden -Desember 2007 dan Maret 2015- yang disebut pihak oposisi sebagai penipuan. Di bawah kepemimpinannya, semua bentuk oposisi dibungkamnya dengan alasan 'bahaya atas militansi Islam' sekaligus menjadi pembenaran atas penindasan hak-hak sipil di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu. Para pegiat HAM menuduh pemerintahan Karimov sebagai salah satu yang paling represif di dunia. Ribuan penentangnya pun dihukum penjara sementara penyiksaan terjadi secara meluas.

Semenjak Karimov berkuasa, pengawasan politik yang keras memaksa pemimpin oposisi dalam pembuangan. Dia bahkan telah banyak menjatuhkan hukuman penjara dalam jangka panjang. Catatan kekejaman Karimov ini berkali-kali disampaikan oleh beberapa lembaga hak-hak sipil dan HAM. DuBes Inggris di Uzbekistan Craig Murray pernah mengatakan, rezim Karimov mendidihkan orang sampai mati. Belum lagi siksaan-siksaan yang pernah disebut PBB.

Setiap tahun, pemerintah Uzbek menahan, dan menghukum penjara  ratusan umat Islam. Sekitar 150 pemimpin agama Uzbek, termasuk 14 wanita, dijatuhi hukuman penjara tahun lalu, menurut laporan oleh Kelompok Inisiatif Independen Hak Asasi Manusia Pembela Uzbekistan (IGNPU).

Satu hukuman memicu beberapa penangkapan, interogasi, dan hukuman dari anggota keluarga, tetangga, teman, dan mitra bisnis mereka. Orang-orang yang dituduh sebagai tergabung kelompok Islam secara rutin diekstradisi dari Rusia dan negara-negara bekas Soviet lainnya, dan kadang-kadang petugas keamanan Uzbek menculik orang-orang yang mengubah kewarganegaraannya atau yang mencari suaka.

Setelah di penjara, mereka dihukum berat karena shalat, sering disimpan di sel isolasi, dan hukumannya diperpanjang secara sewenang-wenang karena sedikit “melakukan pelanggaran aturan di penjara”, menurut laporan Human Rights Watch, badan pengawas HAM internasional.

Setidaknya 23 Muslim dipenjara dan disiksa sampai mati pada tahun 2014, kata laporan IGNPU. Jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, tapi kasus-kasus lain tetap tidak dilaporkan karena keluarga korban terlalu takut untuk menghubungi kelompok-kelompok HAM, atau beberapa wartawan independen, katanya.

Semenjak Karimov didikte Washington, praktis negara ini tunduk melakukan propaganda “perang melawan terorisme”. Ia akan segera memberangus gerakan-gerakan Islam yang membenci atau tak setuju dengannya. Selama berkuasa, ada puluhan ribu Muslim dan Muslimah ditahan tanpa diadili. Ribuan lainnya disiksa, dan ratusan telah dibunuh di luar pengadilan. Muslimahnya selalu terancam tindak pelecahan seksual selama interogasi. Mereka yang dipenjara melaporkan bahwa mereka menjadi sasaran pemukulan, kurungan di ruang bawah tanah dalam kondisi yang tak tertahankan untuk manusia, serta suntikan dengan darah terinveksi HIV karena mereka tetap sholat dan menolak memohon ampunan kepada Karimov.

Steve Crawshaw, Direktur Human Rights Watch London menyatakan,”Polisi di Uzbekistan menggunakan sengatan listrik, pukulan, dan perkosaan untuk memaksa pengakuan. Mereka membuat sesak nafas tahanan dengan tas plastik, menyiram dengan gas klor, atau mematikan ventilasi udara di sel bawah tanahnya. Mereka menggantung lelaki secara telanjang pada pergelangan tangan dan kaki. Dalam sebuah kasus tahun lalu (2003), dokter menemukan bahwa luka bakar pada tubuh seorang tahanan yang mati di tahanan ialah akibat dicelupkan ke dalam air mendidih. Tangannya tak lagi berkuku. Inilah gaya dari rezim Karimov.”

Secara intens kezaliman yang dilakukan Karimov terhadap syabab Hizbut Tahrir secara khusus. Juga banyak dari kezaliman itu menimpa setiap orang yang menyerukan Islam meski bukan berasal dari Hizbut Tahrir. Karimov takut Hizbut Tahrir akan mampu menggerakkan pemikiran dan perasaan umat di negeri ini, sehingga umat bergerak untuk menjatuhkan pemerintahan karena kezaliman, kekufuran, dan kediktatorannya. Bangsa-bangsa Asia Tengah tidaklah jauh lagi untuk meletus, sehingga terjadi revolusi rakyat melawan penguasa tirannya, khususnya penguasa Uzbekistan.

Terhadap kekejaman para rejim terhadap para syabab, Hizbut Tahrir teguh mengingatkan para pengkhianat dalam kepemimpinan politik dan militer dimana para penguasa brutal seperti Islam Karimov dan Gadhafi menggunakan kekerasan untuk mencegah Hizbut Tahrir untuk melakukan perjuangan politik dan intelektual, namun mereka tidak berhasil. Dan pada suatu saat, Khilafah akan kembali, InsyaaAllah.

Tindakan-tindakan represif tidak akan pernah mencegah para syabab dari melakukan aktivitas dakwah. Hizbut Tahrir akan terus melakukan aktivitas penyadaran. Hizbut Tahrir di Uzbekistan akan terus melangkah berpacu dengan waktu dalam rangka meninggikan Islam. Penangkapan, pemukulan, ancaman kematian, dan intimidasi tidak melemahakan para anggota Hizbut Tahrir, malah melipatgandakan kekuatan, ketabahan pada yang kebenaran, dan kesabaran. Dunia telah mengetahui kegigihan dari para anggota Hizbut Tahrir dan ketabahan mereka pada yang Haq di seluruh dekade. [VM]

Posting Komentar untuk "Antara Diktator Uzbekistan, Hizbut Tahrir dan Khilafah di Asia Tengah"

close