Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Habis Awkarin, terbitlah Anya! Salah Siapa?


Oleh: Siti Sa’adah, S.Pd

‘Habis Awkarin, terbitlah Anya!’. Ya, begitulah kiranya kalimat yang pas untuk mencerminkan kondisi saat ini. Pasalnya setelah belum lama kita sebagai orang tua, pemerhati remaja atau orang umum sekalipun dihantui oleh selebgram Awkarin yang hits dengan gaya hidup bebas alias ‘nakal’nya, semua cerminan tentang kualitas diri dan hidupnya ia tumpahkan hanya pada sebuah akun Instagram! Yang follower nya sebagian besar ABG. Di bulan September ini kita harus menerima kenyataan karena potret itu terulang kembali. Belum lama ini kita disuguhi lagi oleh seorang Anya, bak buah yg terjatuh dalam pohon yg sama mereka mempunyai kesamaan namun pada jenis yang berbeda. Anya Geraldine merupakan selebrgram yang baru-baru  ini juga hits dengan postingan-postingan ‘hot’ nya, bisa dibilang tak lama lagi nasibnya akan sama dengan Awkarin. Ya, hobby memposting photo, video kehidupan pribadi yang umum hingga yang dianggap ‘tak senonoh’. Keduanya sama-sama memiliki followers lebih dari 1 juta otang! Di usia mereka yang masih muda pantaslah mereka senang berekspresi, berbagi informasi dan lain sebagainya, namun nyatanya yang mereka posting tidak lebih dari photo atau video-video ‘18+’ yang tidak layak untuk dipublish pada masyarakat. Inilah yang membuat para orang tua terpukul, karena ternyata potret yang seperti inilah yang sekarang sedang digandrungi oleh para remaja. 

KPAI atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia belum lama ini menerima laporan tentang tindakan kedua selebgram tersebut. Netizen yang peduli ikut bertindak dengan komentar-komentar pedas yang mereka pikir pantas diterima oleh kedua selebgram tersebut. Bayangkan saja jutaan anak ABG telah menonton kelakuan mereka di Instagram atau Youtube! Dan mereka beranggapan bahwa sikap dari kedua selebram ini patut di contoh atau salah mengartikan hingga  membekas dalam memori otak mereka, karena secara tidak langsung mereka memberikan contoh yang tidak benar, seperti ‘ke-vulgar an mereka’, ‘interkasi dengan lawan jenis’ harus seperti apa atau ‘berbicara kasar’ yang seolah-olah lumrah untuk dilakukan. Jelas, ini merupakan sebuah bahaya besar bagi generasi kita! 

Salah siapa? Jika kita melihat, kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga baik-baik atau mungkin pribadi yang bersangkutan terbilang cukup berprestasi, namun nyatanya semua itu tidak menjamin baik atau tidaknya seseorang berperilaku ditengah masyarakat. Ya, keluarga merupakan bagian terdasar seseorang. Pentingnya peran orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak merupakan amanah yang sangat besar yg diberikan Allah kepada seorang ibu dan ayah. Bisa saja anak-anak yang baik-baik saja dirumah lain jika berada diluar rumah atau di media sosial. Apakah orang tua tahu tentang sikap atau perilakunya di media sosial? Bagaimana sikap nya terhadap teman? Bagaiaman prestasi nya di sekolah? Bagaiamana cara mereka bergaul? Atau kah sebaliknya, mereka tidak tahu bahkan tidak pernah memperhatikan sampai hal sedetail itu. 

Patut dipelajari kembali bagi para orangtua terkait dengan peran mereka sebagai ummu wa rabbatul bait bagi seorang ibu dan pendidik sekaligus pemimpin bagi seorang ayah. Amanah ini sangatlah tidak ringan, ingatlah setiap detik nya Allah berikan pahala. Disinilah peran yang sebenar benarnya bagi yang sudah berkeluarga dan mempunyai amanah berupa seorang anak. Selain dari peran orangtua, lingkungan sekitar pun  akan sangat memengaruhi perilaku anak. Ada anak yang shalih dirumah, tp diluar ia berubah karena bergaul dengan lingkungan yang tidak benar. Jadi selain peran orangtua, lingkungan merupakan hal yang harus diperhatikan juga. Lingkungan sekarang yang serba bebas baik itu bebas berperilaku bebas berpikir, bebas dalam segala hal asalkan masih dalan cakupan HAM atau tidak sampai mengganggu orang lain, itu diperbolehkan dan anggapan ini merupakan salah satu problem yang menjadikan anak-anak kita bisa berperilaku bebas. Hal ini sangatlah bertolak belakang dengan Islam. 

Dalam Islam perilaku seseorang harus bersandar hanya pada hukum syara’ atau aturan yang telah Allah tetapkan dalam Al-quran dan Assunnah. Karena setiap perbuatan manusia tersebut akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, oleh karena itu mengapa pentingnya bersandar hanya pada hukum syara’ dalam Islam. Islam merupakan agama yg sempurna, mengatur segala sendi kehidupan dan pernah berjaya menguasai ¾ dunia selama 13 abad. Ini cukup membuktikan bahwa Islam itu merupakan rahmat bagi seluruh alam. Islam melindungi mereka yang bukan muslim bahkan mensejahterakan mereka yang masuk ke dalam wilayah Islam. Tidak hanya menjadikan kehidupan manusia di dunia menjadi aman dan sejahtera namun bagi manusia yang taat pada aturan-Nya pun akan selamat di akhirat. Wallâhu a’lam bi shawab. [VM]

Posting Komentar untuk "Habis Awkarin, terbitlah Anya! Salah Siapa?"

close