Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anya dan Awkarin, Potret Remaja dalam Sistem Kapitalis


Oleh : Yani Suryani
(Pengajar MI Al-Ikhlas Tigaraksa)

Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita terkait dengan nama Awkarin dan Anya. Yah dua remaja ini terkenal di jagad sosial media dengan kegiatannya mengunggah  foto dan video miliknya. Rupiah pun mengalir karena foto dan video tesebut banyak  followwer yang me-likenya. Ada apa di balik ini semua, apakah ini sebuah prestasi atau sebaliknya?

Awkarin yang memiliki nama lengkap Karin Novilda telah  terkenal dengan foto dan video kontroversial. Ia merupakan seorang remaja berusia belasan . Dia telah sukses menjadi perbincangan netter yang menghebohkan dengan mengunggah foto dan video di instagram miliknya. Bahkan penghasilannya pun melimpah ruah setelah menjadi endorse dari berbagai merk segala barang yang dikenakannya

Karin seorang remaja yang tergolong pintar,  peraih nilai  UN  tertinggi ketiga tingkat Provinsi Kepri dengan rata-rata 9,6  nyaris sempurna (otonomi.co.id). Namun mengapa remaja sepintar dan secantik Karin justru melakukan hal yang rendah. Dengan bangga mengunggah foto dan video yang tak senonoh dan tak pantas untuk seorang pelajar yang notabene beragama Islam. Rasa malu yang kurang, keberanian yang kebablasan,  merupakan bukti ada hal yang salah dalam mendidik seorang Awkarin. apa sebenarnya yang terjadi terhadap Karin, apakah semata-mata kesalahan seorang Karin? 

Jejak Karin pun diikuti oleh remaja yang bernama Anya Geraldine. Anya juga sangat aktif di media sosial terutama youtube. Anya tak sungkan-sungkan untuk mengunggah video yang berisi aktivitas bersama pacarnya yang bernama Okky Raditya. Mulai dari memberikan kejutan saat ultah , berlibur ke Bali, dan menyewa villa dan hotel bersama pacarnya. Video tersebut berisi kegiatannya ketika sedang berpelukan, berendam dan entah apalagi. Menurutnya itu wajar dilakukan remaja seusianya, karena teman-temanya juga melakukan hal.yang sama. (detik.com). Naudzubillah!

Awkarin dan Anya bisa menjadi sebuah potret kehidupan remaja-remaja seusianya yang hidup di negeri ini. Remaja yang mencari jati diri, remaja yang suka mencari sesuatu hal yang lain dari pada biasanya. Namun apakah kejadian dari dua remaja ini merupakan hal yang wajar? Dimana agama dikesampingakan demi kesenangan dan kebanggan diri, agama hanya pemanis saja. Agama hanya menggugurkan warga negara yang hidup di negeri ini. Sungguh ironis memang.

Negara tercinta ini yang berlandaskan Ketuhanan yang Maha Esa pada sila pertamanya, mempunyai arti bahwa setiap warga negara yang hidup di negeri ini harus mengakui adanya Tuhan. Ketika sudah mengakui,  maka ia akan boleh hidup di negara kita, itu saja. Selanjutnya  dikembalikan kepada individu masing-masing  apakah aturan agama akan dilaksanakan atau tidak

Sistem yang dipergunakan  negara adalah sistem sekuler, yang berarti memisahkan agama dari kehidupan itu sendiri. Sistem yang boleh  menggunakan agama hanya untuk ketika kita beribadah saja, sedangkan untuk aktivitas lain, hak asasi setiap individu untuk menentukannya.

Beredarnya rekaman video terkait dengan Anya dan Awkarin, merupakan sebuah bukti yang semakin jelas bahwa ada yang salah dalam pengelolaan negeri ini tak terkecuali mengurus remaja-remajanya sebagai asset pemimpin di kemudian hari. Remaja yang seharusnya penuh dengan prestasi-pretasi yang hebat. Memang masih ada remaja yang tidak melakukan hal ini, namun dalam sistem sekuler hal yang buruk bisa menjadi baik, karena tujuan yang diharapkan adalah materi semata, walaupun aturan agama dilanggar.

Sistem pendidikan yang dianut negara ini, tak luput dari kesekulerannya. Mulai dari kelas satu hak asasi sudah diajarkan, hak bermain, hak mendapatkan kesenangan, hak menentukan pilihan. Memang tidak salah jika kita melihat secara dangkal. Karena setiap anak harus senang ketika mendapatkan pelajaran, namun apa yang terjadi selanjutnya, kesenangan itu adalah hak bagi setiap individu, walaupun melanggar aturan agamanya sendiri.

Awkarin adalah seorang muslimah, ini terlihat dari pakaian yang dikenakannya dengan balutan kerudung jauh sebelum menjadi perbincangan di media. Menunjukkan bahwa awkarin beragama Islam. Dalam islam seorang yang usia nya sudah baligh (remaja), mempunyai kewajiban untuk menutup auratnya. Sesuai firman Alllah dalam surat an-nuur: 31 dan al ahzab: 59. Rosulullah SAW berkata kepada Asma bin Abu bakar “ wahai Asma sesungguhnya seorang wanita itu apabila sudah baligh (haid) maka tidak pantas baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjukkan wajah dan telaapak tangannya) “.

Belum lagi aktivitas pacarannya baik Awkarin dan Anya, yang sudah tak sungkan-sungkan memamerkan kemesraanya dihadapan khalayak, padahal dalam Islam aturan pergaulan antara laki-laki dan perempuan sangat-sangat dibatasi, kecuali setelah ada ikatan pernikahan yang sah. “Janganlah engkau mendekati zina sesungguhnyazina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk ” firman Allah dalam surat Al-Isra: 32.

Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesai Asrorun Niam sholeh figur Awkarin dan Anya  dapat dipidana karena mengunggah konten-konten pornografi. KPAI pun telah melaporkan Anya dan awkarin ke Kemkeminfo karena banyaknya kekhawatiran orang tua akan perilaku yang bisa membuat ditiru oleh remaja lain dan dapat membuat resah  (Getscoop.com). Namun lagi-lagi apakah aturan ini akan mampu untuk membentengi dan membuat pelaku dalam video dan foto menjadi jera. Penulis sangat pesimis karena ini bukan kali pertama, ini adalah lanjutan dari episode-episode sebelumnya. Karena aturan yang dipergunakan dalam menghukumi hal ini adalah aturan yang dibuat oleh manusia yang memiliki banyak keterbatasan.

Islam sebagai sebuah aturan yang sempurna, berisi aturan kehidupan manusia, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, mengatur urusan manusia mulai dari pengasuhan hingga sampai ke liang lahat, aturannya begitu mengagumkan. 14 abad telah terbukti mampu menciptakan peradaban emas. Kisah awkarin dan Anya hanya secuil dari masalah kehidupan yang tidak diatur oleh Syariat Islam. Aturan yang maha hebat pun akan melahirkan generasi yang hebat, Bagaimana seorang Muhammad al fatih mampu diusianya yang remaja, menghancurkan negara adidaya pada saat itu. Aturan sekuler hanya mampu melahirkan generasi yang hanya menginginkan kesenangan yang tak manusiawi, kesenangan yang lebih mendekatkan pada hawa nafsu syetan, yang hanya mampu menimbulkan nafsu kebinatangan saja. Apaah kita  yakin bahwa hukum Islam akan mampu menyelesaikan kasus Awkarin dan Anya? Keyakinan kita bahwa semua masalah dan kasus di muka bumi ini akan mampu diatasi dengan adanya hukum yang maha hebat ini diterapkan, aturan yang dengan kesempurnaaanya mampu menjadikan manusia-manusia yang tinggi derajatnya, bukan rendah serendah hewan. Sejarah telah mengukir dan menjadi bukti tak terbantahkan. Sabda Rosul Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya( Al-Hadist). Wallahu ‘alam bish showab [VM]

Posting Komentar untuk "Anya dan Awkarin, Potret Remaja dalam Sistem Kapitalis"

close