Bersabarlah, Bergembiralah dalam Perjuangan!
Oleh : Ainun Dawaun Nufus
(Muslimah HTI kab. Kediri)
…
Sajakku memanggil-manggil kalian
yang berani melawan kedholiman
yang ogah larut di euphoria kemalasan
yang gembira berjuang walau dompet kosong dibelit kemiskinan
yang gagah menjadi tulang punggung perubahan
merobohkan tirani kapitalis
yang makin menindas
di luar batas
…
(Kumpulan Sajak Udara Segar vol. 3, 2011, Umar Syarifudin )
Tulisan ini adalah untuk perubahan, dan perubahan memanggil para pejuang yang ikhlas dan teguh menjaga Islam. Maka hendaknya kita harus mengikuti kiprah dan perjuangan para kiai, ulama, santri dan umat Islam dulu begitu kental dengan spirit perjuangan dan penegakan Islam. Inilah yang mesti diwarisi untuk mewujudkan kembali kehidupan yang lebih baik pada masa sekarang dan mendatang. Dalam hal ini penting bagi kita segera seperti para pejuang Islam dulu, memenuhi dan menjawab seruan Allah.
Mayoritas pahlawan di negeri ini adalah Muslim. Namun, kepahlawanan mereka, termasuk pengungkapan sejarah mereka, lebih sering disifati dengan sifat nasional, bukan dengan spirit Islam. Ini tentu merupakan ”kejahatan” terhadap sejarah, yang berujung pada pengaburan peran Islam dalam sejarah bangsa dan negara ini.
Padahal spirit Islam sesungguhnya telah lama menjadi dasar perjuangan kemerdekaan pada masa lalu. Peperangan selama abad ke-19 melawan Belanda tak lain atas dorongan semangat jihad melawan penjajah. Saat Pangeran Diponegoro memanggil sukarelawan, kebanyakan yang tergugah adalah para ulama dan santri dari berbagai pelosok desa. Pemberontakan petani menentang penindasan yang berlangsung terus-menerus sepanjang abad ke-19 selalu di bawah bendera Islam. Perlawanan oleh Tengku Cik Di Tiro, Teuku Umar dan diteruskan oleh Cut Nyak Dien dari tahun 1873-1906 adalah jihad melawan kape-kape Belanda. Begitu juga dengan Perang Padri. Sebutan Padri menggambarkan bahwa perang ini merupakan perang keagamaan. Jadi, jelas sekali ada usaha sistematis untuk meminggirkan bahkan menghilangkan peran Islam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan serta menghilangkan spirit Islam dari wajah sejarah bangsa dan negara ini.
Meskipun Indonesia kaya akan berbagai sumber kekayaan alam, baik emas, gas, batubara, kekayaan hewani, dan padi, namun penguasa mengurangi hak masyarakat dengan menerapkan sistem kapitalisme yang memusatkan kepemilikan atas kekayaan kepada segelintir orang. Hal ini menyebabkan masyarakat didera kesempitan ekonomi yang mencekik dan melambungkan harga-harga kebutuhan pokok baik barang maupun jasa.
Padahal Islam telah menetapkan sumber energi sebagai milik umum sehingga memungkinkan semua orang memafaatkannya dengan biaya serendah mungkin dan tanpa ada pemutusan. Begitu juga masyarakat didera melambungnya harga-harga yang disebabkan inflasi akibat menurunnya nilai mata uang lokal. Karena mata uang tersebut tidak dibackup sebagaimana yang diwajibkan oleh Islam yaitu dengan kekayaan umat Islam yang hakiki.
Kaum muslimin sangat mencintai Islam dan telah membela dan mempertahankannya berabad-abad. Namun Rezim Neoliberal menipu masyarakat berkaitan dengan identitas dan nilai-nilai mereka. Justru mensuport dan mempromosikan liberalisme dan nilai-nilai barat yang rusak. Justru membuka negeri seluas-luasnya untuk kedutaan Amerika.
Indonesia adalah negeri Islam yang kuat, memiliki tentara yang lebih gagah dan cerdas dari tentara Amerika. Tentaranya adalah muslim-muslim yang gagah berani dan mencintai mati syahid. Namun eksistensi Amerika di kawasan Asia Pasifik yang menjadi penjaga perusahaan swasta Amerika dan intelijennya yang telah beroperasi, menjadi ‘palu godam’ yang ditakuti rezim neolib.
Di luar negeri, lihatlah kelakuan para penjajah itu, mereka telah mengerjakan rencana-rencana jahatnya dengan sempurna. Pembunuhan dan pembantaian, pemboman oleh pesawat dengan bom tandan, drum mematikan, gas mematikan, kemudian berbagai jenis penyiksaan yang tidak dilakukan oleh binatang buas sekalipun. Mata-mata Amerika berkeliaran di seluruh negeri. Di negeri-negeri muslim yang terjajah, pesawat-pesawat tak berawak Amerika terbang leluasa membom dan membunuhi tanpa pertanggungjawaban dan monitoring. Tidak ada pencegahan dari para penguasa.
Mereka mengumpulkan tipu daya dan konspirasi untuk menghalangi penerapan Islam untuk memutuskan perkara di seluruh Negeri-negeri Islam, termasuk Indonesia. Mereka menghimpun tipu daya dan konspirasi untuk mempertahankan pemerintahan republik sekuler agar tetap stabil di sana dengan disertai perubahan wajah dan sesuatu penurunan tekanan untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa realita terindah tetap dalam cengkraman kapitalisme.
Amerika mengendalikan rezim dan mengarahkannya ke arah yang dikehendakinya. Amerika menuntun menuju kehancuran dalam perekonomian negeri di mana perekonomian digadaikan kepada IMF dan Bank Dunia yang menyebabkan penderitaan masyarakat dan kelelahan mereka yang luar biasa, membebani pundak mereka dengan berbagai pajak.
Akhirnya, hanya keimanan kepada Allah SWT sajalah yang mewujudkan kemampuan luar biasa untuk menanggung pengorbanan untuk berjuang melepaskan penjajahan ini. Tekad kuat untuk melakukan perubahan system dan rezim pada negeri-negeri kaum muslimin itu telah menolak setiap upaya untuk pembungkaman. Penolakan itu salah satunya direpresentasikan dengan teriakan “Saatnya Khilafah Memimpin Dunia”. [VM]
Posting Komentar untuk "Bersabarlah, Bergembiralah dalam Perjuangan!"