Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kritik Terhadap Pendidikan Tinggi Sekuler Kapitalis


Oleh : Lilis Holisah, S.Pd.I 
(DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Banten)

Pendidikan tinggi dalam rentang waktu yang panjang telah tersandera oleh kepentingan kapitalis. Korporasi raksasa berkonspirasi dengan penguasa komprador menjadikan pendidikan tinggi sebagai ‘pabrik’ yang menghasilkan ‘robot-robot’ kapitalis demi memenuhi kebutuhan pasar serta memuaskan kerakusan mereka terhadap materi. Pendidikan tinggi disetting untuk mencetak generasi siap kerja sesuai dengan arahan dan kebutuhan kapitalis.

Pendidikan tinggi didesain oleh Barat dengan memisahkan ilmu dari wahyu. Sekulerisasi pendidikan tinggi tidak terelakkan. Alhasil produk pendidikan tinggi sekuler adalah manusia-manusia yang hanya mengejar keuntungan materi tanpa memperhatikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan peradaban umat manusia. 

Pendidikan tinggi yang seharusnya melahirkan manusia-manusia terdidik dan berkeahlian, tidak mampu menjawab tantangan jaman. Meski pendidikan tinggi saat ini terus melahirkan ilmu pengetahuan, namun pendidikan tinggi saat ini juga terus memproduksi krisis. Berbagai krisis terus melanda.  Krisis ekonomi, krisis moral, krisis politik dan krisis generasi tidak berhenti menyapa umat manusia. Produk pendidikan tinggi sekuler hanya menjadi jongos-jongos kapitalis. Banyak produk dari pendidikan tinggi yang menguasai bidang keilmuan yang dibutuhkan oleh umat manusia, namun loyalitasnya diberikan kepada kapitalis yang membayarnya. Loyalitasnya tidak diberikan untuk peradaban umat manusia. Pendidikan tinggi sekuler kapitalis telah membajak potensi intelektual kaum terdidik dan terpelajar, serta profesionalisme mereka demi kepentingan kapitalis yang rakus akan materi dan demi mencancapkan hegemoninya lebih dalam di negeri ini. Semua itu dilakukan agar lebih mudah dalam merampok sumber daya alam yang melimpah yang di negeri ini. 

Produk pendidikan tinggi sekuler kapitalis adalah kaum yang hanya berpikir pragmatis dan parsial. Outputnya tidak diarahkan pada pola pikir politis yang akan menghantarkan mereka menuju pribadi yang terdepan dalam perjuangan dan terbaik dalam karya dan persembahan untuk peradaban umat manusia. Ya, pendidikan tinggi sekuler kapitalis sekedar mengarahkan manusia menjadi tumbal ekonomi kapitalis. Terlebih di tengah arus deras ekonomi digital yang melanda kawasan dunia saat ini, termasuk Indonesia.

Sejatinya, pendidikan tinggi menjadi ‘pabrik’ penghasil manusia-manusia yang berkepribadian yang unik dan istimewa serta menguasai sains teknologi yang mumpuni sehingga mampu menjawab tantangan jaman. Selain itu juga memiliki mentalitas pemimpin, bukan robot-robot yang dijadikan tumbal bagi kebocoran ekonomi kapitalis.

Selain kritik terhadap kurikulum yang sekuler, output pendidikan yang juga sekuler, juga terhadap tata kelola pendidikan tinggi yang liberal dan kapitalistik. Dimana mahalnya biaya kuliah menjadi bukti tak terbantahkan bahwa pendidikan tinggi dikelola dengan prinsip liberal, kapitalistik dan komersiaistik, bukan sosial –biaya gratis atau murah.

Tata kelola pendidikan tinggi yang liberalistik terlihat dari lepas tangannya peran pemerintah. Dimana kampus menjadi otonom. Pendidikan tinggi harus dikelola atas prinsip-prinsip bisnis. Sehingga kampus menjadi lebih elegan, efisien, efektif, anti korupsi, birokrasi sederhana, dan transparansi. Pengelolaan seperti itu terdengar seperti baik. Namun bila ditelisisk lebih dalam, sesungguhnya sangat berbahaya. Dimana peran pemerintah dikebiri hanya sebatas fasilitator dan regulator saja. 

Ketika peran pemerintah hanya sebatas fasilitator dan regulator saja, maka seluruh layanan publik harus dikelola oleh masyarakat. Atau dengan kata lain, layanan publik diserahkan kepada swasta. Ketika layanan publik diserahkan kepada swasta, yang terjadi adalah masyarakat harus membayar mahal setiap layanan publik tersebut seperti kesehatan yang dikelola BPJS, pendidikan yang sangat mahal dan lainnya.

Tata kelola pendidikan tinggi seharusnya dikelola berdasarkan prinsip yang sesuai dengan ketentuan Pencipta, Allah SWT. Dimana pendidikan tinggi tidak boleh dikomersilkan. Negara harus menjamin setiap rakyat dapat mengakses pendidikan secara gratis dan juga berkualitas. Karena Islam telah mewajibkan setiap muslim untuk menuntut ilmu. Oleh karenanya agar kewajiban tersebut bisa dilaksanakan, harus dimudahkan dengan berfungsinya peran negara sebagai pelayan rakyat.

Pendidikan tinggi yang gratis dan berkualitas harus segera diwujudkan demi keberlangsungan kehidupan. Kaum muslim harus menyadari bahwa di tenga-tengah kehidupan kita saat ini, tengah berlangsung kehidupan yang sekuler kapitalistik, dimana setiap diri kita dicekoki dengan pemikiran sekuler, liberal dan kapitalis. 

Maka, sudah saatnya kaum muslim bahu membahu untuk merubah tatanan kehidupan yang sesuai dengan arahan Sang Pencipta. Kaum muslim harus bersegera berjuang untuk mewujudkan tegaknya sistem Islam dalam bingkai negara Khilafah Islamiyah. [VM]

Posting Komentar untuk "Kritik Terhadap Pendidikan Tinggi Sekuler Kapitalis"

close