Media Sekuler dan Politik 'Pengalihan Isu'
Dibalik aksi massa yang terjadi bak bola salju untuk menyuarakan aksi tangkap ahok, tersibak bagaimana posisi media massa sesungguhnya. Tak pelak, aksi sejuta ummat itu hanya menyisakan berita yang justru memojokkan Islam dengan isu murahan. Setelah aksi besar besaran tangkap Ahok oleh kaum muslim media terus memberitakan tentang “sisi negatif” aksi tersebut yang mengakibatkan kerusakan taman.
Padahal dari fakta yang terjadi dilapangan, justru kadis pertamanan DKI Jakarta, Djafar menyatakan, "Baru saja kami selesai meninjau dan ternyata kerusakan tidak separah yang kami bayangkan," biaya kerugian sekitar Rp 60 juta tersebut telah mencakup keseluruhan taman beserta isinya. "Tidak terlalu luas hanya sekitar 300 meter persegi" katanya. Dia sendiri menyesalkan pemberitaan media yang membesar-besarkan kerusakan taman tersebut. Dia melihat media sengaja mengambil gambar dan men-zoom bagian taman yang rusak parah.
Menurut sosiolog pakar media Noam Chomsky menyatakan dalam media sekuler kapitalis, media selalu dijadikan alat oleh penguasa untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan penting diarahkan pada persoalan remeh, bahkan menjadikan publik menyalahkan diri sendiri. Elemen utama dari kontrol social adalah strategi gangguan (The Strategy of Distraction) yang akan mengalihkan perhatian publik dari isu penting yang ditentukan oleh elite politik maupun elite ekonomi dengan cara membanjiri dengan informasi yang membingungkan atau informasi-informasi yang tidak penting. Strategi gangguan ini juga penting untuk mencegah perhatian publik dari pengetahuan-pengetahuan penting.
Dan strategi inilah yang saat ini sedang digunakan oleh para kapitalis untuk menutupi kebobrokan yang sedang terjadi. Bagaimana tidak, ummat yang seharusnya ditunjukkan dari aksi ummat nampak betapa ummat sangat merindukan Islam, serta nampak sebuah kekuatan besar jika ummat diperatukan, justru malah hanya disodori berita negatif yang tidak penting dan bombastis. Sejatinya sikap mereka itu dikarenakan gelombang arus dakwah untuk menerapkan syariah dan menyatukan ummat dalam naungan khilafah sudah sangat masif dan mendapat tempat dihati ummat. Hal inilah yang seharusnya semakin menyadarkan ummat bahwa kebangkitan Islam itu sangat niscaya, sehingga orang-orang kafir tidak akan ada hentinya untuk menguasai dan merusak kaum muslimin. Bahkan kebencian yang tidak meraka tampakan jauh lebih besar daripada kebencian yang mereka tampakkan
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِّنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْءَايٰتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti. (QS. Ali 'Imran: Ayat 118)
Sehingga, setiap muslim dituntut cerdas dalam menelan berita. Apalagi berita dari media-media jongos kapitalis. Waspadalah!! [VM]
Pengirim : EMMA AJI S. tinggal di NGAWI
Posting Komentar untuk "Media Sekuler dan Politik 'Pengalihan Isu'"