Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Hari Santri : Menanti Sumbangsih Santri Memperbaiki Negeri


Oleh : Nur Aini, S.Si 
(Guru Pare Kediri Jawa Timur)

Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Syarifuddin mengingatkan peran santri penting dalam sejarah peradaban Indonesia. Menurut dia, keberadaan santri dan organisasi Islam di Indonesia adalah saksi peradaban kemajuan bangsa. Syarifuddin, yang menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Santri Nasional itu, mengatakan, ini menjadi momentum mengingat kembali peran santri. Ia mengatakan agama Islam adalah agama yang memberi pesan damai. "Ini memberi tanggung jawab santri turut berjuang membangun kesejahteraan rakyat akhlak bangsa dan ilmu agama untuk keseimbangan dunia dan akhirat," ujarnya sebagaimana yang diberitakan tempo.co (22/10/16).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, santri berarti orang yang mendalami agama Islam atau orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh  atau orang yang saleh. Dan faktanya memang demikian, santri identik dengan orang yang belajar di pesantren dan semua pesantren selalu mengajarkan tsaqafah Islam. Dengan demikian output yang diharapkan dari pesantren adalah orang yang mempunyai ilmu agama, dengan ilmunya tersebut mampu menjadikan diri santri sebagai muslim yang  bertakwa, terikat pada syariat Islam dan kesalehannya juga berpengaruh pada lingkungan, karena santri menjadi contoh pengamalan syariat dalam kehidupan. Maka bisa dikatakan gelar santri menjadi amanah bagi seorang muslim. Sungguh paradoks jika ada santri yang jauh dari syariat atau malah sering bermaksiat. 

Bagi seorang santri menjadi orang yang berilmu saja sudah mempunyai derajat mulia, jika ilmu diamalkan dan disampaikan kepada orang  lain dengan penuh kesabaran akan terhindar dari kerugian di akhirat, dan jika  santri bisa menjadi bagian dari perbaikan negeri ini tentu derajatnya akan semakin mulia. Karena perbaikan akan terjadi di negeri ini jika setiap mukmin berusaha untuk menyeru kebaikan, menyeru pelaksanaan syariat Islam, berusaha mencegah terjadinya kemungkaran, itulah aktivitas umat terbaik sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 110. Oleh karena itu, selayaknya seorang santri tidak akan mencukupkan diri dengan ilmu yang akan menyelamatkan dirinya semata, namun santri yang sesungguhnya akan berusaha menjadikan ilmu dan agamanya benar-benar menjadi rahmat untuk seluruh alam.

Belajar Islam, menjadi orang saleh ahli ibadah, melaksanakan syariat Islam, meneladani Rasulullah saw dalam seluruh aspek kehidupan, terikat pada seluruh syariat Allah SWT, menjauhi semua larangan Allah SWT tentu menjadi harapan santri. Tidak ada satu pun seorang santri yang hanif ketika masuk ke pesantren bercita-cita menjadi orang fasik, munafik, ahli maksiat apalagi penentang hukum Allah. Maka seharusnya harapan untuk menjadi sosok muslim yang bertakwa juga menjadi renungan bersama, di saat para santri khususnya dan umat Islam pada umumnya hidup dalam suasana yang sangat jauh dari penerapan Islam kaffah sebagaimana diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah, kondisi ini menjadi penggelitik untuk tidak berdiam diri. Apalagi para pejuang bangsa ini mencita-citakan negeri agar mendapat rahmat dan berkah Allah SWT. Mungkinkah rahmat dan berkah Allah akan dilimpahkan kepada negeri yang mendustakan ayat-ayat Allah? Mungkinkah kehidupan yang tidak sempit akan dianugerahkan kepada penduduk negeri yang berpaling dari peringatan Allah? Mungkinkah keberkahan akan diberikan kepada negeri muslim yang masih mengijinkan riba ada dimana-mana, aurat bertebaran di setiap mata memandang? Kapankah Islam menjadi rahmat untuk seluruh alam jika demokrasi yang meletakkan kedaulatan membuat hukum ada di tangan manusia masih diagungkan dan dijadikan sandaran perubahan? Sungguh pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya menggugah setiap orang yang mempunyai azzam untuk meraih syafaat Rasulullah dan berada di tempat mulia di sisi Allah SWT , menggugah untuk melakukan perubahan. Agar ilmu yang dipelajari dan didapatkan di pesantren tidak hanya menumpuk dalam benak dan membuat santri hanya menjadi gudang ilmu namun jauh dari pengamalan.

Oleh karena itu, umat menunggu sumbangsih para santri untuk melakukan perubahan agar negeri ini semakin baik, dan negeri terbaik adalah negeri yang menjadikan syariat Islam sebagai pengatur dalam kehidupan. Maka aktivitas menyeru kebaikan dan mencegah merajalelanya kemaksiatan, menghentikan menyebarnya pemikiran yang bertentangan dengan Islam juga menjadi makanan sehari-hari para santri. Menjadi pembela agama Allah, mengingat Rasululah tidak sebatas dengan salawat namun juga menjadikannya sebagai manusia rujukan terus dilakukan oleh para santri. Dengan amalan ini, santri tidak hanya memuliakan dirinya sendiri, namun santri juga akan turut mewujudkan kemuliaan umat Islam, karena kemuliaan bagi seorang muslim adalah dengan ketakwaan, dan ketakwaan akan terwujud ketika negeri ini menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Sudah saatnya para santri menjadi pelopor perubahan menuju pelaksanaan syariat Allah, sudah saatnya para santri menjadi pelopor generasi yang mencampakkan demokrasi, kehidupan sekular dan pemikiran sesat liberal, moderat yang hanya akan mengantarkan pada kesempitan hidup di dunia dan kesengsaraan di akhirat kelak. [VM]

Posting Komentar untuk "Renungan Hari Santri : Menanti Sumbangsih Santri Memperbaiki Negeri"

close