Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Obat Kadaluwarsa Ditengah Mahalnya Biaya Kesehatan


Oleh: Viki N. Muswahida, S. Pd
(Tentor Gansha Operation-Banyuwangi)

Pandangan Islam tentang kesehatan jauh melampaui pandangan dari peradaban manapun. Islam telah menyandingkan kesehatan dengan keimanan, sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Mintalah oleh kalian kepada Allah ampunan dan kesehatan. Sesungguhnya setelah nikmat keimanan, tak ada nikmat yang lebih baik yang diberikan kepada seseorang selain nikmat sehat.” (HR Hakim).

Begitu sempurna islam dalam menjaga kemaslahatan umat manusia, dimana sejatinya manusia adalah umat terbaik yang diciptakan oleh Allah SWT. yang membuat makhluk lain pun iri kepada manusia. Tapi lihatkan kini kabar umat terbaik begitu penuh kesengsaraan, kemerosotan, penindasan, keterpurukan, ancaman dari sesama manusia sendiri, dan kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam bidang kesehatan, biaya kesehatan mahal, gizi buruk, vaksin palsu, munculnya BPJS kesehatan palsu, dan kejadian terakhir beberapa waktu lalu sempat dikabarkan maraknya penjualan dan penimbunan obat kadaluwarsa di daerah Jakarta Timur. JAKARTA (Pos Kota) – Tim Subdit Indah Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyita berbagai macam obat kesehatan yang sudah kadaluwarsa dari gudang penyimpanan obat berkedok rumah tinggal di Jalan Kayu Manis, Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur. Di rumah itu ada 49 macam obat cair kadaluarsa, 24 karung obat kadaluarsa berbagai merk, 122 streep obat kadaluwarsa yang sudah diganti masa batas kadaluwarsanya dan tiga botol nail polish remover serta cotton bud. Selain itu, ada 1.963 strip obat kadaluarsa mulai dari flavin, obat alergi, sohobal, pelancar darah, Scopamin plus untuk sakit perut, Zincare dan Lodia untuk diare. “Ada pula obat untuk diabetes seperti Forbetes dan kolesterol. Ada juga untuk nyeri tulang dan vitamin. Rumah ini diketahui setelah mengawasinya selama beberapa bulan. Pada 1 September kemarin anggota menggerebeknya,” kata Direskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Fadil Imron, Senin (5/9/2016). Parahnya hal ini diungkapkan oleh Fadil bahwa tersangka M menjual obat kadaluarsa dalam bentuk satuan maupun grosiran ke pelanggannya yang sudah berlangsung sejak tahun 2006 di tokonya toko obat Mamar Gucci di Pasar Pramuka. Sepuluh tahun penjualan obat kadaluwarsa ini dilakukan, tapi baru diketahui sekarang. Harus menunggu berapa banyak korban lagi akibat kelalaian kontrol dari masyarakat sekitar dan pihak berwenang.

Berbagai motif kejahatan yang terjadi di negeri ini tak kunjung surut. Berbagai tindak kriminal mereka lakukan hanya semata tujuannya untuk mendapatkan materi atau uang. Segala hal mereka halalkan hanya semata untuk meraup untung besar dengan menjual obat kadaluwarsa tersebut tanpa mereka berpikir akibat yang ditimbukan dapat membahayakan nyawa orang lain. Problem di negeri ini semakin lama semakin merambat mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan politik, tidak ada yang lepas dari persoalan dan tindak kejahatan. Apakah yang demikian adalah wajar terjadi? Meskipun pemerintah dan para pemegang kebijakan telah berusaha keras untuk mengatasi problem di negeri ini, tapi mengapa tak kunjung reda dan tetap bermunculan kejahatan dengan berbagai bentuk dan motif lainnya?

Memang ketidaksempurnaan dalam mengurusi beberapa aspek dan bidang kehidupan wajar terjadi, tapi pernahkah kita berpikir dan resah terhadap problem yang setiap hari bermunculan dan tidak pernah surut? Para pelaku kejahatan yang tak kunjung jera dalam melakukan tindak kejahatan. Justru yang paling parah adalah tindak kriminalitas kini tidak hanya terjadi di kota besar saja, tapi hingga pelosok desa sekalipun dapat melakukan kejahatan yang serupa dengan kejahatan di kota besar.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”. [Ar-Ruum (31) : 41]

Kita sebagai penduduk yang mayoritas muslim seharusnya menjadikan islam tidak hanya sebagai agama tapi juga ideologi, yang mana islam tidak hanya mengatur tentang ibadah ritual dan spiritual saja antara manusia dan Penciptanya, tapi menjadikan islam sebagai solusi hidup yang mengatur tentang seluruh aspek kehidupan manusia. Manusia adalah makhluk ciptaaan Allah yang penuh rasa lemah, terbatas, serba kurang seharusnya tidak berbangga diri dengan membuat aturan sendiri dalam berkehidupan yang disandarkan pada hawa nafsunya. Allah sebagai Tuhan semesta yang memiliki sifat Al Kholiq (Pencipta) dan sekaligus Al-Mudabbir (Pengatur), tentu Allah menciptakan manusia disertai dengan seperangkat aturan yang mengatur kehidupannya yang tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadist Rasul. Sayangnya, manusia sekarang tidak menggunakan al-qur’an sebagai petunjuk hidupnya. Mreka hanya mngambil hukum dalam al-qur’an yang menguntungkan bagi mereka, dan meninggalkan sebagian hukum lain dalam al-qur’an yang dianggap menyulitkan aktivitasnya, wajar saja semua solusi yang ditawarkan pemerintah dan pemegang kebijakan, hanya solusi parsial dan tidak menuntaskan hingga ke akar permasalahan.

Mengapa rakyat sampai berani melakukan pengedaran dan penjualan obat kadaluwarsa, padahal  dapat mengancam kesehatan atau bahkan nyawa orang lain?. Alasannya tidak lain karena kehidupan yang semakin mencekik rakyat, harga bahan pokok menjulang, biaya pendidikan anak mahal, gaya hidup masyarakat disekitarnya yang komsumtifisme, mengejar prestis belaka dengan mengharap pujian dari orang lain, itulah fenomena yang terjadi dimasyarakat sekarang. Karena mahalnya biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan segalanya diukur dengan uang, menjadikan masyarakat berlomba-lomba dan menjadikan uang sebagai fokus utama kehidupannya, entah memperoleh rezeki tersebut dengan cara halal atau haram, membahayakan diri sendiri atau bahkan umat manusia lain. Hingga kejahatan yang mereka lakukan merupakan sesuatu diluar akal dan nurani manusia. Kerusakan berpikir umat hingga terjadi tindak kriminal diakibatkan beberapa faktor, antara lain:

Pertama: Individu yang lemah iman dan taqwa. Akidah dalam diri seseorang yang semakin tergerus dengan sistem sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) menjadikan manusia bebas berkehidupan sesuai keinginan hawa nafsunya. Lemahnya akidah dalam diri menjadikan mereka berbuat sesukanya tanpa memikirkan bahwa sekecil apapun perbuatan yang mereka lakukan kelak akan dimintai pertanggung jawaban di hari penghisaban. Mereka menjadikan agama hanya pengatur ibadah ritual saja, mereka menganggap bahwa Allah hanya ada pada masjid dan waktu sholat saja, saat mereka berkehidupan mereka bisa melakukan hal sesuai kehendaknya dan abai bahwa Allah selalu merekam dan malaikat selalu mencatat segala aktivitasnya. 

Kedua: Masyarakat yang lemah melakukan amar ma’ruf nahi munkar pada sesama saudara muslimnya. Sistem kehidupan kapitalisme menjadikan mereka sibuk beraktivitas, bekerja, mengejar dunia dan materi hingga abai terhadap kondisi sesamanya, memunculkan sikap individualis dan egoisme, abai terhadap kondisi bangsanya yang semakin terpuruk dengan fokus untuk memperoleh kebahagiannya sendiri. Padahal Allah berfirman, “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehai supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kebenaran”. [ QS. Al-‘Ashr (103):1-3]. Mulai tahun 2006 kegiatan penjualan obat kadaluwarsa dilakukan, ini sangat mustahil jika keluarga terdekat, tetangga, atau para pekerjanya tidak mengetahui kejadian ini. Seharusnya mereka saling menasehati untuk tidak melakukan kekejian ini. Sebab keuntungan besar yang menjanjikan membuat mereka terbutakan dengan materi dan uang. Rosullullah SAW bersabda,“ barang siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemahnya iman” (HR Muslim)

Ketiga: Lemahnya pengawasan pemerintah terhadap regulasi peredaran obat membuka peluang besar peredaran obat palsu, obat kadaluwarsa, obat tanpa izin edar, hingga obat-obatan yang mengandung bahan berbahaya. Hal ini menunjukkan lalainya pemerintah dalam menjamin kesehatan rakyatnya. Sistem kapitalisme yang berorientasi pada keuntungan semata tanpa memperdulikan bahaya dan perindungan terhadap konsumen.

Negara menerapkan sistem kapitalisme sekularisme yang menimbulkan kerusakan. Kapitalisasi pada bidang kesehatan membuat kesehatan mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat. Justru ini menjadi peluang besar untuk toko-toko obat kecil yang mudah dijangkau masyarakat untuk memasarkan obat yang ala kadarnya, menjadikan masyarakat yang sakit justru makin sakit karena meminum obat kadaluwarsa. Seharusnya layanan kesehatan berkualitas dijamin ketersediaannya oleh negara. Semunya digratiskan oleh negara bagi seluruh warga negara yang membutuhkannya, tanpa membedakan ras, warna kulit, status sosial dan agama, dengan pembiayaan bersumber dari khas negara yang diperoleh dari pengelolaan sumber daya alam bangsa. 

Adapun hukuman yang diberikan pada tersangka kejahatan tidak memberikan efek jera. Hukuman penjara saja tidak cukup membuat mereka menyadari kesalahannya, apalagi di dalam penjara mereka diberikan tempat tidur dan makanan. Justru hal ini akan menarik pelaku lain untuk melakukan kejahatan serupa. Mereka yang sudah merasa jumud atau putus asa di dunia luar, akan melakukan tindak kejahatan. Mereka berpikir setelah mereka dipenjara, mereka justru diberi makan dan tempat tidur gratis di penjara oleh negara, tanpa bersusah payah banting tulang bekerja. Seharusnya uang khas negara digunakan untuk mensejahterakan umat miskin lain yang dia tinggal dikolong jembatan atau mengalami gizi buruk daripada membelanjakan uang untuk memberi makan narapidana di penjara. 

Islam memberikan sanksi yang tegas pada setiap kedzaliman yang dilakukan manusia, potong tangan untuk pencuri, razam dan diasingkan untuk pezina, dan hukuman mati untuk pelaku kejahatan yang membahayakan nyawa orang lain. Dan hukuman tersebut dilakukan didepan umum sehingga bisa disaksikan langsung oleh masyarakat, sehingga masyarakat akan jera untuk melakukan kejahatan serupa atau kejahatan lainnya. Wallahualah bis shawab. [VM]

Posting Komentar untuk "Obat Kadaluwarsa Ditengah Mahalnya Biaya Kesehatan"

close