Sebelum Paru-Paru Disesaki Tragedi
Oleh : Ainun Dawaun Nufus
(Muslimah HTI Kab. Kediri)
Kaum miskin di Barat sampai Timur menghadapi kebiadaban sistem kapitalisme yang menempatkan kekayaan negara di tangan segelintir orang-orang berpengaruh dengan menjarah harta rakyat, sementara rakyat tidak menemukan sesuatu yang bisa dimakan, atau sesuatu untuk berlindung, dimana fenomena merata di sebagian besar wilayah dunia, nemun fenomena itu jauh berbeda dengan rejim kapitalis, yang secara eksklusif menjadi tempat orang kaya karena tingginya harga dan undang-undangnya yang sengaja dirancang untuk melindungi kaum kaya dan jutawan. Sehingga ia menjadi tempat berlindung bagi orang-orang kaya di dunia, sebab di sini ia tidak akan dikejar oleh urusan pajak, dan berbagai peraturan yang dkenakan pada mereka, atau mereka bebas dari tanggung jawab atas sumber-sumber kekayaannya.
Intervensi dan adu domba menjadi ciri utama dari kebijakan imperialisme Barat. Konspirasi dan tipudaya yang mereka lakukan itu merupakan perencanaan yang keji, dibentuk oleh Amerika dan sekutunya, dan diterapkan oleh antek-antek dan para pengikutnya: pembunuhan dan pembantaian di dalam negeri untuk membuat masyarakat menerima apa yang ditenun oleh para komparadornya. Sesungguhnya tiran Barat dan anteknya sampai pada tingkat keputusasaan. Tiran itu meski bertambah kebengisannya, namun kematiannya makin dekat.
Sikap hipokrit kebijakan luar negeri Barat tampak dari dukungan mereka terhadap pemerintah otoriter di negeri Islam seperti Mesir, Suriah, Saudi Arabia dan Uzbekistan. Di satu sisi bicara HAM, sisi lain malah mendukung rezim yang dikenal berperilaku kejam terhadap rakyatnya. Presiden Obama tetap juga mendukung penguasa tiran dan kriminal di negeri-negeri Islam sebagaimana pendahulunya.
Kapitalisme dan Sosialisme pertama kali digagas di Eropa. Ideologi ini dibangun atas dasar pemikiran-pemikiran mendasar tentang manusia dan kehidupan. Peran orang-orang Yahudi untuk menghasilkan ide-ide yang merusak dunia ini sangatlah besar. Seperti yang ditulis oleh Max I Dimont ketika mengomentari masa kebangkitan Eropa (renaissance), “Tetapi citra akan terkaburkan jika kita menghapuskan nama-nama kontributor Yahudi. Dalam periode ini, menjulang tinggi figur-figur Yahudi seperti Marx, Freud, Bergson, Einstein…”.
Apa yang dirasakan oleh manusia dengan kedua ideologi yang dicetuskan oleh orang-orang Yahudi ini? Kedua ideologi ini telah membawa kehancuran yang dahsyat bagi dunia, terutama karena kedua-duanya menjadikan imperialisme (penjajahan) sebagai instrumen untuk meneguhkan sekaligus mengembangkan dirinya ke seluruh dunia.
Ketidakadilan semakin buruk dan semakin biadab ketika negara kapitalisme sekuler berusaha mengatasi krisis dengan langkah mendukung bank-bank riba yang menyebabkan krisis! Tanpa mempedulikan orang-orang (rakyat kecil) yang terlempar dari rumah mereka, dimana beberapa dari mereka hidup tuna wisma dan kekurangan setelah mereka kehilangan semua tabungannya. Sebaliknya, ada pemandangan lain yang menyakitkan, dimana segelintir orang yang terdiri dari para penguasaha, pemilik bank dan perusahaan raksasa, tengah mendominasi harta rakyat dan kekayaannya, serta mengeksploitasi usaha dan keringat mereka, bahkan kehidupan dan nasib mereka.
Inilah keadaan ketika paham sekulerisme berkuasa. Mereka membuat konstitusi dan perundang-undangan hanya untuk memenuhi keinginan dan kepentingan dari segelintir pemilik modal dan yang memiliki pengaruh kuat. Sehingga undang-undang itu dibuat untuk melindungi segelintir orang tersebut. Dengan begitu, kezaliman menjadi hukum dan cara hidup yang tercermin dalam kemunduran dan kebrutalan masyarakat, yang telah berubah menjadi kehidupan hutan, dimana yang kuat makan yang lemah tanpa ada rasa belas kasih dan rara.
Sementara sekularisme dalam membuat undang-undang didominasi oleh hawa nafsu, sehingga menjauhkannya dari sifat kemanusiaan dan kasih sayang, dan terasa adalah kekejaman dan ketidakadilan dalam memenuhi keinginan dan kerakusan para kapitalis. Untuk itu, mereka merendahkan rakyatnya hingga tingkat yang membuatnya sebagai materi dan kekayaan, dan melarikan diri dari pajak adalah yang lebih berharga dari semua itu.
Kini, para politisi, ekonom, dan intelektual di dunia telah yakin bahwa sebab terjadinya krisis ekonomi global tidak lain adalah ideologi kapitalisme yang konsent pada kepentingan kaum kapitalis (pemilik modal). Sehingga kantong-kantong para kapitalis itu penuh dengan mengorbankan masyarakat. Ideologi kapitalisme telah membagi dunia menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok yang jumlahnya tidak sampai 5 % dari masyarakat, namun menguasai lebih dari 80 % sumber daya dan kekayaan dunia. Kedua, kelompok lain yaitu 95 % manusia menguasai hanya 20 % kekayaan dunia; bahkan jutaan orang tidak bisa merasakan sesuap kehidupan demi kemakmuran para kapitalis.
Para politisi dan para ekonom telah yakin akan ketidakmampuan mereka untuk menciptakan solusi bagi bencana krisis ini. Mereka telah mengumumkan ketidakmampuan ideologi kapitalisme untuk mengatasi krisis yang terjadi. Keyakinan dan pernyataan itu keluar dari para politisi senior mereka seperti Sarkozy, Gordon Brown, dan lainnya. Meskipun mereka melakukan berbagai langkah untuk mengatasi krisis, namun mereka mengakui kegagalan langkah-langkah tersebut. Seperti ide bantuan likuiditas di pasar, bank dan perusahaan-perusahaan yang sedang kolaps. Untuk itu mereka telah membelanjakan harta para pembayar pajak, yang mereka ambil dari kaum fakir untuk menekan kolapsnya perusahaan orang-orang kaya. Jadi, tetap saja mereka berjalan di jalan kesesatannya. Yaitu fokus membantu (membangkitkan) orang kaya para pemilik modal yang kolaps, meski untuk itu harus mengorbankan kaum fakir.
Solusi-solusi yang ditempuh negara-negara kapitalis untuk menyelesaikan bencana krisis yang terjadi telah gagal. Karena solusi-solusi itu berasal dari ideologi yang menghasilkan krisis itu sendiri. Ideologi yang rusak asasnya niscaya akan menghasilkan kerusakan. Juga akan melahirkan kesengsaraan bagi orang yang menerapkan ideologi tersebut. Demikian pula, solusi-solusi yang berasal dari ideologi tersebut merupakan solusi-solusi yang rusak. Hal itulah yang ditegaskan oleh realita ideologi kapitalisme selama berpuluh-puluh tahun penerapannya. Bahkan mereka terpaksa mengadopsi solusi-solusi dari ideologi sosialis yang telah dilupakan oleh waktu, seperti nasionalisasi. Mereka terpaksa menyalahi ideologi mereka dengan mewajibkan proteksi dan isolasi, yang menyalahi kesepakatan-kesepakatan GATT dan penghapusan tarif yang terpancar dari ideologi mereka.
Nasib umat Islam tidak akan berubah selama umat tidak memiliki Khilafah Islam yang akan menerapkan syariah Islam. Khilafah adalah pemersatu dan pelindung umat dari penjajahan Barat. Khilafah juga akan membebaskan umat dari seluruh persoalan kehidupan mereka dengan menerapkan syariah Islam dalam segala aspek. Karena itu, perjuangan penegakan Khilafah semakin relevan dan penting untuk membangkitkan umat menuju masa depan yang lebih baik.
Dan kami aktivis Hizbut Tahrir di seluruh dunia berjuang dengan sekuat tenaga dan antusiasme yang tinggi untuk mengubah sistem-sistem yang ada ini sesuai dengan metode Nabi SAW, dan untuk membebaskan Al-Qur’an dari antara dua sampul, serta melepaskannya dari rak-rak hingga menjadi sesuatu yang diamalkannya, dan menjadikan tentara kami bergerak berbaris bagaikan traktor sambil bertakbir Allahu Akbar (Allah Maha Besar), yang kemudian menghapus dari muka bumi entitas Yahudi yang menjijikkan dan menjengkelkan, serta mulai mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia guna merealisasikan kabar gembira yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dengan berdirinya Khilafah Rasyidah. [VM]
Posting Komentar untuk "Sebelum Paru-Paru Disesaki Tragedi"