Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejahtera dalam Ekonomi Islam


Oleh: Umi Nafilah
(Alumni S1 FKIP Universitas Muhammadiyah Jember, Aktivis MHTI Jember)

Di akhir tahun 2016 ini, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Jember mengkritisi  lemahnya ketahanan keluarga di Indonesia melalui berbagai sisi. Berbagai program yang dibuat pemerintah untuk menyelesaikan persoalan keluarga, belum bisa menuntaskan persoalannya. Salah satu yang dikritisi adalah tata kelola sistem ekonomi negara saat ini.

Ko. Lajnah Khusus Ustadzah dan Muballighoh MHTI DPD II Jember Iffah Mahmudah menuturkan, dalam even akbar Kongres Ibu Nusantara (KIN) ke 4 dengan tema “Negara Soko Guru Ketahanan Keluarga” di Emerald Hall-Royal Hotel Jember, bahwa saat ini beban hidup yang ditanggung oleh keluarga begitu berat, ayah sebagai penopang ekonomi dan nafkah keluarga harus bekerja keras membanting tulang, itupun tidak cukup, sehingga ibu pun rela untuk membantu penopang ekonomi keluarga. Seorang ibu yang diciptakan Allah dari tulang rusuk laki-laki, sekarang menjadi tulang punggung keluarga.

Sistem pemberdayaan ekonomi perempuan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah, adalah wujud lepas tangannya negara dari tanggungjawabnya utk mengurus urusan umat. Perempuan menjadi sasaran pemberdayaan program ekonomi. Padahal perempuan memiliki tanggung jawab untuk mendidik generasi. Dampak yang ditimbulkan dalam hal ini, mungkin secara ekonomi akan menambah penghasilan, tetapi disisi lain perempuan menjadi rentan terhadap pelecehan seksual saat berada diluar rumahnya, jika para ibu keluar rumah untuk bekerja, bagaimana dengan nasib anak dan suaminya? sehingga ini salah satu faktor ketahanan keluarga ini menjadi goyah, karena perannya yang tidak optimal di sektor domestik, ditambah perannya di sektor publik, beban perempuan menjadi sangat berat. 

Kemiskinan di Indonesia senantiasa bertambah, penyebab kemiskinan adalah karena negara dalam sistem kapitalis sekuler sebagai pedagang bukan pelayan. negara akan membisniskan seluruh kebutuhan komunal masyarakatnya seperti air, listrik dan lain-lain. Negara akan menjual fasilitas layanan publik seperti kesehatan, pendidikan dan lain-lain.

Negara juga menjadi dealer bukan leader, kekayaan alam dikelola asing, lalu negara membeli kepada asing dan menjual kepada rakyat.

Karakteristik pedagang dalam sistem kapitalis adalah negara sebagai dealer. Dealer adalah agen penjualan, negara tidak memproduksi barang tetapi menjualkan barang. misalkan dalam bidang kesehatan, kesehatan yang harusnya diberikan oleh negara, namun negara malah memberikannya kepada swasta (BPJS). Prinsip pedagang, apapun yang laku pasti akan dijual. begitupun dengan negara yang memiliki prinsip pedagang.

Visi negara di dalam islam berbeda dengan visi negara di dalam sistem kapitalis. Di dalam sistem kapitalis sekuler, negara sebagai pedang bukan sebagai pelayan, negara sebagai dealer bukan leader, tp di dalam sistem Islam, negara itu pelayan bgi umatnya bukan pedagang. imam/pemimpin adalah pengatur pengurus umatnya. Negara sebagai pelayan pasti negara akan memberikan yang terbaik bagi rakyatnya. Negara adalah perisai atau pelindung rakyatnya. 

Sistem ekonomi Islam telah diwujudkan oleh negara khilafah dalam kurun waktu 1300 tahun lamanya. cara mewujudkannya yaitu pertama, negara harus menjamin dan memenuhi kebutuhan rakyatnya, dengan menjamin laki-laki yang mukallaf, yang menjadi pemimpin dalam rumah tangga untuk menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, sehingga para lelaki tdk kesulitan untuk memberi nafkah kepada keluarganya. Kedua, Negara menyediakan fasilitas umum seperti rumah sakit, kesehatan, transportasi, jalan umum, semua disediakan oleh negara untuk rakyatnya secara gratis. Ketiga, Negara memenuhi kebutuhan komunal atau kebutuhan bersama, dalam hal air, bbm, listrik, sehingga masyarakat bisa merasakan pemenuhan kebutuhan negara dalam keadaan tentram.

Khilafah akan menjamin dan menyediakan kebutuhan masyarakat karena negara mempunyai Baitul Mall. Di dlm baitul mall akan terkumpul seluruh harta-harta yang akan bisa digunakan oleh negara untuk memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya. Baitul mall akan mengatur sektor kepemilikan individu, sektor kepemilikan umum dan sektor kepemilikan negara. 

MHTI menyeru kepada umat, hanya dengan sistem Ekonomi Islam, perempuan akan sejahtera, karena bersumber dari sistem yang diturunkan oleh Allah. [VM]

Posting Komentar untuk "Sejahtera dalam Ekonomi Islam"

close