Melanjutkan Gerakan Perubahan Umat
Oleh : A. R. Zakarya
(Aktivis HTI Jombang)
Di tahun 2016 lalu, bulan nopember dan desember merupakan bulan yang tidak boleh umat islam lupakan. Gerakan besar umat islam untuk membela agamanya baik aksi 411 ataupun 212 merupakan aksi bersejarah, khususnya bagi umat islam di Indonesia. Aksi yang melibatkan jutaan manusia turun ke jalan itu membuktikan bahwa ulama masih memiliki kunci pergerakan umat. Bahkan seruan-seruan perubahan umat pada aksi tersebut begitu menggetarkan rezim yang berkuasa saat ini. Itulah momen besar umat islam yang ingin menunjukkan eksistensinya kepada dunia bahwa mereka masih hidup dan siap melakukan perubahan.
Kini setelah aksi 212 berakhir jangan sampai seruan perubahan itu pun ikut berakhir. Karena perubahan saat ini mutlak harus menjadi tuntutan umat secara bersama-sama. Dominasi kapitalisme yang mencengkeram negeri ini telah lama menjadikan negeri ini hanya sebagai negeri jajahan kafir barat. Penjajahan itu nyata ada di depan mata kita semua. Kita lihat bagaimana sumber kekayaan alam kita baik berupa emas, tembaga, minyak bumi, gas alam, mineral, batubara, dan sumber kekayaan alam lain yang jumlahnya melimpah kini tengah menjadi barang jarahan asing, rakyat pun menderita.
Belum lagi berbagai problem yang menimpa umat islam berupa kemiskinan, kebodohan, hedonisme, disintegrasi, kerusakan moral dan sosial, buruknya layanan kesehatan, politik culas, bercokolnya para antek kafir barat, penerapan sistem kufur, dan masih banyak persoalan kompleks lainnya yang telah jelas-jelas merenggut kesejahteraan dan kebahagiaan umat. Persoalan-persoalan ini masih jelas kita alami, maka tuntutan perubahan itu pun harus semakin jelas dan semakin lantang kita suarakan.
Kita pun telah melihat bagaimana propaganda-propaganda jahat berupaya memadamkan api semangat perjuangan menuju perubahan islam. Isu terorisme yang digencarkan diberbagai media, itu adalah salah satu bentuk upaya menyudutkan posisi islam dan para pejuangnya kepada sudut pandang yang negatif. Seolah ingin meneriakkan kepada dunia bahwa perubahan ke arah islam justru berpotensi menimbulkan ketegangan dan kegelisahan di tengah umat.
Adanya isu toleransi dan menghormati perbedaan pun tidak terlepas ingin meredupkan cahaya ghirah umat. Isu ini juga untuk membungkam suara tuntutan perubahan atas nama toleransi. Pihak yang menuntut perubahan (umat islam) dianggap tidak toleran dan terlalu memaksakan kehendak. Dianggap merasa paling benar dan yang lain salah. Kemudian sikap ini dianggap akan mudah menyulut adanya konflik antar agama atau antar golongan, oleh karenanya sikap toleransi harus dilestarikan. Jika umat sampai terjebak pada isu ini maka yang paling membahayakan adalah perjuangan umat untuk berubah bisa dipastikan akan diam di tempat, tentu kita tidak menghendaki ini terjadi!
Kali ini umat tidak boleh terbawa arus opini dan propaganda mereka. Umat harus tetap istiqomah bergerak menuju perubahan islam. Apapun yang terjadi, penyadaran kepada umat tentang pentingnya berubah harus tetap didakwahkan di tengah propaganda mereka. Ini harus kita lakukan untuk melawan arus opini buruk terhadap islam yang begitu deras. Jika umat secara bersamaan memiliki konsep perubahan yang sama maka insyaaLlah arus itu akan mampu dilawan. Namun apabila konsep perubahan itu sendiri berbeda-beda, maka arus yang deras dan besar itu mustahil untuk dihentikan apalagi dibalik.
Kapitalisme yang kian menggerogoti tubuh umat harus menjadi musuh bersama (common enemy) bagi umat. Sekularisme (paham yang memisahkan agama dari kehidupan) bukanlah akidah yang muncul dari sanubari umat. Demokrasi yang juga merupakan buah dari sekularisme juga tidak sesuai dengan konsep taqwa umat. Paham-paham itu saat ini yang telah membuat umat mengalami berbagai penderitaan dan kesengsaraan.
Sebaliknya, penyadaran bahwa saat ini umat masih jauh dari norma-norma islam harus kita dakwahkan. Penerapan syariah secara total harus menjadi visi bersama bagi umat. Dan yang terpenting adalah menegakkan sistem yang mampu mengakomodir pelaksanaan syariah islam yakni sistem Khilafah harus menjadi perjuangan utama umat. Ide-ide ini wajib diserukan oleh seluruh elemen umat. Tidak boleh kali ini umat berbeda untuk menyerukan perubahan. Umat islam harus memiliki satu seruan perubahan. Maka kekuatan besar untuk berubah pasti memiliki dampak yang besar pula.
Umat juga harus menyadari, bahwa upaya membelokkan peejuangan akan terus ada. Maka umat harus sabar dan istiqomah menapaki jalan ini. Umat tidak boleh terpancing berbagai macam provokasi yang sebenarnya ingin membelokkan bahkan menghentikan perjuangan perubahan umat. Yang patut diingat adalah bahwa perubahan umat ini dilakukan dengan pemikiran bukan melalui kekerasan. Karena setiap tindakan atau perilaku manusia selalu terkait dengan pemikiran yang ada dalam benaknya.
Maka saat inilah momen persatuan umat untuk menuju perubahan yang hakiki harus kita wujudkan. Umat islam harus memiliki satu konsep perubahan yang sama, dan gerakan perubahan yang sama. Hal ini harus terus menerus dilakukan. Umat harus berani mengambil resiko besar sebagaimana para pendahulu mereka mengambil resiko ini demi tegaknya islam. Sungguh jika gerakan perubahan dengan seruan yang satu ini terwujud maka tidak akan ada satu kekuatan pun yang mampu membendung derasnya opini tuntutan perubahan islam, yakni dicampakkannya sistem kapitalisme sekularisme demokrasi dan diterapkannya syariah islam secara total dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Gerakan perubahan ini wajib dilakukan secara serentak oleh umat. Semoga Allah senantiasa menguatkan langkah kita menuju ridho-Nya. Amin... [VM]
Posting Komentar untuk "Melanjutkan Gerakan Perubahan Umat"