Murahnya Nyawa di Era Kapitalis


Dari Rasululah, beliau pernah bersabda, “Sungguh, lenyapnya dunia lebih ringan disisi Allah daripada pembunuhan seorang Muslim” diriwayatkan oleh (HR. An-Nasai, At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi). Dari sabda Rasul menunjukkan bahwa betapa besar, seriusnya, mengerikan, tercela dan buruknya masalah pembunuhan yang tidak akan cukup jika hanya digambarkan saja.  Hal demikian dianggap permaslahan serius karena nyawa seseorang adalah perkara yang besar dalam dirinya. Dimana perkara pembunuhan adalah dosa besar yang mereka anggap sebuah hal yang murah untuk segera dihabisi.

Sebagaimana maraknya pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini yang disebabkan oleh berbagai polemik kehidupah yakni keluarga, social, pergaulan antar masyarakat dan berbagai pemaslahan lainya. Dikutip dari Merdeka .com pada 11 januari 2017 seperti halnya kejadian yang menimpa Mahasiswi Universitas Esa Unggul, Tri Ari Yani Puspo Arum (22) ditemukan tak berdaya dengan meniggalkan luka tusuk dibagian leher dikosannya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan Murniati (20) yang ditemukan oleh ibu kandungnya sendiri tewas dengan luka lebam dipelipis kirinya, luka robek dibibir kanan di RW 03 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.

Dalam kasus pembunuhan ini polisi telah memeriksa dua belas orang saksi untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan Mahasiswi Universitas Esa Unggul tersebut. AKP Andryanto S Randotama menyatan bahwa telah memeriksa dua belas orang saksi diantaranya ibu kandung korban termasuk tiga orang teman korban saat bergabung dalam kegiatan bakti sosial. Andryanto juga menamhakan bahwa dari keterangan dua belas orang saksi tersebut pihaknya akan menari titik terang. Namun telebih dahulu mengkroscek keterangan yang diberikan para saksi. 

Perihal ini calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, angkat bicara. Ia menilai agar system keamanan disetiap rumah kos harus ditingkatkan yakni dengan memasang kamera CCTV disetiap kosan dan harus lebih banyak karena adanya bantuan media tersebut maka ada pencegahan. Pada kesempatan itu calon wakil gubernur tersebut juga menghimbau kepada Pemprov DKI untuk lebih concern dalam mengatasi keamanan termasuk agar mensinergikan bagaimana Pemprov juga punya Jakarta Smart City sehingga bukan hanya informasi yang diperoleh tapi juga rasa aman.

Kasus Pembunuhan sadis semakin sering terjadi terlebih jika pemerintah tidak serius dalam menanganinya. Hal ini terjadi baik karena motif perampokan, asmara atau konflik keluarga. Manusia semakin luntur rasa kemanusiaannya akibat sistem kapitalisme yang banyak menghasilkan tekanan. Sistem sanksi dalam kapitalisme yang tidak menjerakan membuat kasus-kasus penghilangan nyawa semakin menjamur. 

Sebaliknya Islam dan negara khilafah menjaga terpeliharanya fitrah kemanusiaan, mencegah terjadinya pelanggaran hak dan memberikan sanksi tegas/menjerakan ketika terjadi tindak kejahatan. Solusi atas kasus maraknya pembunuhan tidpak bisa hanya dengan memasang CCTV, tapi harus dengan mencabut kapitalisme dari kehidupan masyarakat. Menggantinya dengan Islam agar ada penataan ulang konsep kehidupan bermasyarakat dan penerapan sistem sanksi yang bersumber dari Islam. Wallahu'alam bishawwab. [VM] 

Pengirim : St. Aisyah Sabbi, Makassar.

Posting Komentar untuk "Murahnya Nyawa di Era Kapitalis"