Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Visi Muslim


Oleh : Mahfud Abdullah 
(Syabab HTI Kota Kediri)

Manusia di ciptakan bukan tanpa alasan. Bagian dari ketentuan Allah swt yang tidak bisa di tolak, seseorang keluar dari rahim siapa, termasuk timing kapan dan di mana manusia tersebut dilahirkan,pasti menyimpan sebuah rahasia.Kenapa saya di lahirkan di Indonesia,pada tahun sekian… dan pada saat saat hidup menjumpai berbagai masalah, yang menuntut penyelesaian. Maka manusia harus sadar memahami amanah misi kemanusiaanya.

Imam Bukhari rahimahullāh (semoga Allah merahmatinya) meriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah saat-saat kehancurannya”. Salah seorang bertanya: “Bagaimana bentuk menyia-nyiakan amanah itu, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Apabila urusan itu diserahkan (dipercayakan) kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat-saat kehancurannya”.

Al-Kirmani berkata: “Maksud dari kata al-amr, yaitu semua jenis perkara (urusan) yang terkait dengan agama, seperti Khilafah, kepemimpinan (al-imārah), peradilan (al-qadhā’), jabatan mufti, dan lainnya”.

Ia juga berkata bahwa arti dari “urusan itu diserahkan (dipercayakan) kepada orang yang bukan ahlinya” adalah sesungguhnya para imam itu telah diberi amanah oleh Allah kepada para hamba-Nya; dan mereka diwajibkan memberikan nasihat kepadanya. Oleh karena itu, wajib bagi umat Islam menyerahkan kekuasaan kepada orang yang ahli (mengerti betul) tentang agama. Sehingga, apabila mereka menyerahkannya kepada orang yang bukan ahli (tidak mengerti) agama, maka sungguh mereka telah menyia-nyiakan (merusak) amanah yang telah diberikan Allah kepada mereka”.

Berbagai masalah yang timbul hari ini adalah Tragedi Kemanusiaan,dari berbagai latarbelakang keberadaan manusia (suku,ras,agama,ke bangsaan). Ketidakadilan, kesewenang-wenangan, penindasan, penyalahgunaan kekuasaan, buruknya moral aparatur pelayan rakyat, monopoli ekonomi, perusakan lingkungan atas nama industri, ini semua bukan masalah kelompok atau etnis tertentu, ini adalah tragedi kemanusiaan.

Kondisi umat saat ini menjadi bukti hadis ini. Kekuasaan di tengah umat justru diserahkan (atau dipaksa untuk diserahkan) kepada orang yang tidak layak memegang tampuk kekuasaan dan tidak layak menangani urusan umat. Bukannya melindungi dan memperjuangkan umat, mereka malah mengkhianati, menekan, menyiksa, dan menyengsarakan umat. Bukannya menyejahterakan umat, mereka justru mengeksploitasi umat, memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Bahkan lebih buruk dari itu, mereka menyerahkan kekayaan umat kepada pihak asing yang sejatinya adalah penjajah dan musuh-musuh umat.

Syariah yang dibebankan kepada kita harus dijalankan secara totalitas. Tidak boleh ada yang ditelantarkan dan disia-siakan. Ancaman azab bagi orang orang-orang munafik dan musyrik -orang-orang yang menolak dan mengingkari syariah– harus membuat kita takut untuk melakukan tindakan serupa.

Karena itu, kita semua harus ekstra hati-hati memilih orang-orang yang kepadanya hendak dipercayakan urusan dan nasib umat. Layakkah urusan dan nasib umat ini dipercayakan kepada orang-orang yang sudah terbukti suka mengumbar janji dan tidak ditepati? tanda-tandanya pemimpin munafik yang paling menonjol adalah tidak teguh terhadap kebenaran, bersikap pragmatisme, dan bersandar pada realitas. Sehingga, sekarang mendukung Anda, besoknya memusuhi Anda; sekarang musuhku, besok temanku; sekarang aku membencimu, besok aku mencintaimu; sekarang aku tidak sependapat dengan kamu, besok aku setuju dengan kamu; sekarang halal, besok haram; dan seterusnya.

Mereka itu adalah orang-orang yang telah mengkhianati Allah, Rasulullah, dan kaum Muslim. Mereka telah mengkhianati amanah yang diberikan kepada mereka, sedang mereka sadar dan mengerti akan kewajibannya atas amanah itu. Mereka itu adalah orang-orang yang memperolok-olok ayat-ayat Allah; mereka mengubah dan menyelewengkan firman Allah (hukum-hukum Allah) dari tempat yang sebenarnya. Mereka itu adalah orang-orang yang lalai, kurang hati-hati, abai, pura-pura lupa, dan menyia-nyiakan amanah, yaitu amanah kekuasaan dan amanah ilmu.

Oleh karena itu, jangan sekali-kali bermimpi amanah itu akan kembali ke muka bumi, kecuali apabila perkara (urusan umat ini) telah diserahkan kepada ahlinya (orang-orang yang layak untuk itu). Mereka itu adalah orang-orang yang mengerti agama dan menyerukan tegaknya amanah dengan mendirikan negara Khilafah Ala Minhaji Nubuwah yang kedua kalinya. Sebab hanya dengan berdirinya negara Khilafah amanah-amanah itu akan terwujudkan, dan pengkhianatan-pengkhianatan akan dapat dilenyapkan. 

Adanya Amirul Mukminin (Khalifah) berarti adanya orang yang akan mewujudkan keadilan dengan menerapkan semua perintah Allah dan larangan-Nya. Sebaliknya, tidak adanya Amirul Mukminin (Khalifah), berarti tidak adanya hukum-hukum Allah yang akan mencegah terjadinya permusuhan dan pertentangan, yang melindungi kehormatan kaum Muslim dari setiap bentuk penghinaan dan pelecehan. Dengan demikian, adanya Khalifah berarti adanya orang yang akan membela dan melindungi kehormatan kaum Muslim. Dengan kata lain, bahwa kehormatan kaum Muslim akan terpelihara dan terjaga jika mereka hidup di bawah kekuasaan Khalifah, dan di dalam masyarakat yang islami. Sementara Khalifah dan masyarakat islami hanya akan ada dan terwujudkan dalam sistem bernegara warisan Rasulullah SWT, yaitu Daulah Khilafah Rasyidah. [VM]

Posting Komentar untuk "Visi Muslim"

close