Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Popularitas ‘Pendirian Khilafah Islamiyah’ Menerobos Barikade Media Massa


Puluhan tahun AS selalu mengklaim bahwa sistem kapitalisme dan demokrasi liberal adalah cara terbaik yang bisa memberikan kesejahteraan, pemerintahan yang adil dan ekonomi yang memakmurkan, serta mampu menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi, politik dan masalah-masalah lain yang dihadapi masyarakat, secara lebih jauh lagi mengekspor sistem ini, dengan gempuran besar-besaran ke beberapa negara. 

Apa hasilnya dari sebuah Negara yang mengadopsi demokrasi? tidak ada berita yang menggembirakan. Bidang politik didominasi oleh berbagai fakta terkuaknya para politisi hitam yang merampok uang rakyat. Bahkan lembaga yang semestinya menjadi penjaga keadilan hukum justru menjadi salah satu pemain dalam perampokan uang rakyat tersebut.

Di bidang sosial, kriminalitas terus meningkat tidak hanya jumlahnya, namun juga jenis operandinya. Konflik horisontal akibat pergesekan kepentingan terus mewarnai dalam suksesi kepemimpinan di berbagai negara. Para generasi muda yang justru banyak yang terlibat dalam pergaulan bebas dan narkoba. Di bidang ekonomi, angka kemiskinan dan pengangguran semakin mengkhawatirkan. Biaya kesehatan dan pendidikan semakin melambung tinggi tidak terjangkau. Kondisi seperti ini ternyata dirasakan pula oleh sebagian besar penduduk dunia. 

Krisis politik, sosial, budaya, hukum, ekonomi dan sebagainya yang terjadi di dunia, khususnya di negeri-negeri Muslim saat ini tidak dapat dipisahkan dari ideologi Kapitalisme yang diterapkan. Artinya, ideologi Kapitalisme itulah yang menjadi sumber dan akar berbagai krisis tersebut. 

Kenyataan sebenarnya bahwa dunia ini telah dibakar oleh ketidakadilan sistem demokrasi-kapitalisme. Dan manusia tidak akan terselamatkan kecuali oleh sistem keadilan dari Dzat Yang Maha Pencipta melalui Khilafah yang tegak di atas metode kenabian, seperti yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw pada umatnya. Kini seruan khilafah bermunculan menerobos penghalang media meskipun berbagai media berupaya menyembunyikan agar masyarakat tidak mengerti tentang perubahan yang sesungguhnya, yang tidak mungkin terjadi kecuali dengan Islam,  meskipun berbagai media berupaya untuk memalsukan kebangkitan umat Islam ke arah keberkahan. 

Oleh karena itu, mereka para penguasa Barat bekerja keras melalui para bonekanya, medianya, serta kaum oportunis di antara para penulis untuk memasukkan slogan-slogan yang merusak perubahan yang terjadi di dunia Islam, dan membuat tuntutan perubahan berubah dari tujuannya, sehingga tidak terjadi perubahan yang sesungguhnya, melainkan razim-rezim kapitalis yang tetap berkuasa, serta politik, konstitusi dan hukum-hukum positif yang bersumber dari sistem demokrasi kapitalis yang tetap mengontrol kehidupan rakyat. Dengan demikian, hegemoni Barat tetap dominan melalui para boneka yang rela dirinya dikendalikan oleh Barat, dan mengokohkan kediktatoran yang telah berkuasa selama beberapa dekade, namun dengan nama negara sipil demokratis dan pluralistik, atau slogan lainnya.

Walupun demikian, penulis mengamati, gema suara Khilafah dan seruannya terus menerobos ke dalam kaum Muslim, para pengamat dan para politisi, sehingga Khilafah menjadi buah bibir masyarakat umum dan para politisi, baik secara tertutup maupun secara terbuka. Adapun semangat pemadaman dan penyembunyian terhadap kata-kata Khilafah ini merupakan sikap utama bagi berbagai rezim sekuler dan media-media yang mendukungnya.

Di Indonesia, suara-suara dukungan terhadap Hizbut Tahrir di tengah-tengah kaum Muslim meningkat pesat terkait seruannya untuk menegakkan Khilafah, dan telah banyak pihak yang berusaha mewujudkannya, serta mereka yang telah mendedikasikan semua tenaganya untuk menegakkan kembali Khilafah.

Di Indonesia, penulis mengamati masyarakat semakin penasaran dengan khilafah dan segala konsep-konsepnya, sekalipun jalan untuk mengetahui semua berita itu melalui ruang sempit, melalui jaringan internet, serta tabayun kepada para aktivis-aktivis yang mengusungnya. Sekalipun media-media berusaha keras untuk menyembunyikan dan menutupinya, namun seruan perubahan atas dasar Islam tetap merupakan aspirasi umat yang sesunguhnya, yang mendorongnya untuk bergerak, dan meraih harapan masa depan yang cerah. [VM]

Penulis : Ainun Dawaun Nufus (pengamat sospol)

Posting Komentar untuk "Popularitas ‘Pendirian Khilafah Islamiyah’ Menerobos Barikade Media Massa "

close