Investasi Cina di Morowali!


Indonesia dan Cina sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi. Komitmen tersebut terealisasi melalui penandatangan MoU antara Tsingshan Group dan Delong Group dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park tentang kerja sama pembangunan pabrik carbon steel di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas mencapai 3,5 juta ton per tahun dan total nilai investasi sebesar 980 juta dolar AS.

Selain itu, ditandatangani MoU antara Tsingshan Group dengan Bintang Delapan Group dan PT Indonesia Morowali Industrial Park tentang kerja sama pembangunan pembangkit tenaga listrik di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas 700 MW dan total nilai investasi sebesar 650 juta dolar AS.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengapresiasi adanya kerja sama B to B (Business to Business) kedua negara, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pendalaman struktur serta peningkatan daya saing industri nasional. ''Bahkan juga mampu memacu pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di Indonesia,'' ucap Airlangga, dalam siaran pers yang diterima, Ahad (18/6). (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/06/18/orqbr2382-cina-investasi-miliaran-dolar-as-di-morowali-sulteng)

Komentar
  1. Kesepakatan Indonesia dengan Cina terjadi ketika Presiden Jokowi menandatangani Kerjasama Strategis Menyeluruh (Comprehensive Strategic Partnership) antara Indonesia dan Cina di Beijing (26/3/15). Dalam perjanjian tersebut, berbagai hal disepakati, termasuk dalam bidang ekonomi. Salah satu butir kesepakatan tersebut menyatakan bahwa kedua negara mendorong kerjasama antar BUMN dalam pembangunan infrastruktur. Pemerintah Cina juga dilibatkan dalam pembangunan proyek 35 ribu MW mulai dari perencanaan, konstruksi, operasi hingga perawatan. Pada butir lainnya disebutkan bahwa kedua negara akan bekerjasama membangun kawasan industri yang terintegrasi. Nantinya Pemerintah Indonesia akan memberikan prioritas kepada investor Cina untuk memanfaatkan kawasan tersebut.
  2. Dalam pertemuan lainnya, Pemerintah juga secara tegas menyatakan dukungan atas berbagai kepentingan Cina di Indonesia. Ketika bertemu dengan Xi Jinping di Jakarta (22/4/15), Jokowi juga mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia siap memperluas kerjasama dengan Cina di berbagai bidang. Salah satunya adalah mengkolaborasikan rencana Cina “21st Century Maritime Silk Road” dengan strategi pembangunan pemerintahan Jokowi.3 Proyek Cina tersebut merupakan bagian dari ‘one road, one belt’ yang digagas Pemerintah Cina untuk membangunan infrastruktur laut dan darat yang menghubungkan Cina dengan kawasan-kawasan di Asia hingga Eropa. Tujuannya tidak lain adalah meningkatkan pengaruh politik dan ekonomi negara Tirai Bambu di kawasan tersebut.
  3. Penyerahan sejumlah garapan untuk dikuasai pihak asing justru menyulitkan pengontrolan dan berpotensi mematikan perekonomian dalam negeri. Asing juga semakin menguasai Indonesia akibat terus membengkaknya utang luar negeri.
  4. Salah satu bentuk jebakan neoliberalisme adalah dengan membuka seluas-luasnya kran hutang luar negeri dan investasi asing. Dan hal ini termasuk dalam aktivitas keharaman, karena membuat sarana penjajahan gaya baru terhadap negerinya sendiri. Kerusakan ini bukan sekadar karena para pemimpin yang tidak amanah, tetapi karena pemberlakuan kapitalisme-liberalisme. Sistem batil inilah yang membuat negeri ini tak pernah merasakan kemakmuran, justru membuat rakyatnya seperti anak ayam yang mati di lumbung padi.
  5. “… dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang yang mukmin.” (QS. An Nisa : 141)
  6. Tidaklah mati seorang hamba yang Allah minta untuk mengurus rakyat, sementara dia dalam keadaan menipu (mengkhianati) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya (HR al-Bukhari dan Muslim).
  7. Sudah saatnya umat kembali pada Islam. Sistem Islam bukanlah ancaman, tetapi rahmat dan pertolongan bagi semua. [VM]
Penulis : Umar Syarifudin

Posting Komentar untuk "Investasi Cina di Morowali!"