Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membumi-Langitkan Khilafah


"Cita-cita mendirikan khilafah hanyalah fatamorgana, utopis, dan jauh panggang dari api”; “Zaman modern begini tidak mungkin kita kembali pada peradaban kuno dengan khilafah”; atau” Khilafah itu masa lalu dan tidak ada dalilnya dari Al Qur’an”. Itu adalah sebagian contoh ungkapan sinis dan bernada sumbang dari mereka antipati terhadap perjuangan para pengemban dakwah syari’ah dan khilafah. 

Persepsi itu kini berubah, bahkan menjadi trendsetter.  Kata ‘khilafah’ dikenal tak hanya di langit, namun kini membumi. Khilafah menjadi opini publik. Demam “Khilafah” di negeri  ini bertambah besar, tatkala alat negara merespon gagasan HTI. HTI adalah  bagian dari HT dunia yang konsisten menyuarakan kembali kepada kehidupan islam dalam bingkai Khilafah ar Rosyidah mengikuti metode kenabian. Dukungan publik malah semakin mengalir dari masyarakat untuk HTI. Tidak salah jika dengar kata HTI, alam bawah sadar masyarakat segera merujuk  pada Khilafah. Meski  bukan HT satu-satunya yang berusaha membumilangitkan khilafah.

Memupuk Kesadaran
Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh kaum muslim didunia untuk menegakkan hukum-hukum syariah islam dan mengemban dakwah islam ke seluruh dunia.(Abdul Qodim Zallum, Nizham al Hukmi fi al Islam.34). Khilafah merupakan institusi yang akan menerapkan islam secara kaffah. Islam sebagai sebuah sistem hidup/idiologi faktanya sekarang belum ada negara yang mau menerapkan dan mengembannya. Berbeda dengan kapitalis-liberalis yang saat ini bisa mengatur  dunia, karena Amerika Serikat mau  menjadi salah satu negara  penopang utamanya. Negara  Soviet yang pernah digdaya memimpin dunia dengan idiologi sosialis-komunis. Usaha  dakwah  agar ada negara yang mau menerapkan hukum-hukum syariah dalam bingkai khilafah inilah yang sedang  mengalami hambatan, rintangan  bahkan sampai kriminalisasi. Jelas, tujuannya agar umat menjauh dari kewajiban utama tersebut.

Usaha  melemahkan, menghambat, monsterisasi, mengkriminalisasi dan semisalnya terhadap khilafah dan pengembanya  sudah lama berjalan. Jauh hari semenjak khilafah belum runtuh tahun 1924, usaha-usaha tersebut telah dimulai dengan massif dan dengan anggaran  yang besar. Kalaulah akhirnya khilafah bisa diruntuhkan karena umat islam mengalami masa kelemahan, namun ajaran khilafah tetap melekat di dada umat islam. Setelah 93 tahun berlalu umat tidak menyaksikan dan mengalami langsung  hidup dalam naungan khilafah, dan berkat dakwah jamaah yang  menaruh perhatian super extra pada penegakan kembali khilafah, tibalah saatnya umat mulai mengenal kembali dan rindu hidup didalamnya. Kondisi umat yang begitu antusias dan menaruh harapan besar pada khilafah menjadikan para kapitalis dan penguasa komprador  merasa terancam kekuasaanya. Untuk mengamankan hagemoninya terhadap dunia islam yang menjadi jajahanya , mereka  terpaksa dan berusaha sekuat tenaga  dengan berbagai cara untuk menghentikan laju kembalinya khilafah.

Khilafah Semakin Membahana

Usaha sekuat apapun nampaknya tidak akan mampu membendung, menjauhkan  apalagi memberangus khilafah sebagai ajaran islam. Waktu telah  mengisahkan dimana negara-negara timur tengah utamanya juga negara lainya yang telah melarang resmi aktifitas dan segala kegiatan Hizbut Tahrir, Yang terjadi malah umat semakin banyak yang simpati dan rindu pada kembalinya khilafah. Dukungan  nyata umat berikan pada penyeru khilafah seandainya tidak ditakut-takuti penguasanya.  Adapun dalam negeri  ini usaha menjauhkan khilafah  dan memberangus pejuangnya nampaknya  mustahil bisa terwujud karena:

1. Khilafah adalah ajaran islam yang  telah dijanjikan kembalinya oleh Allah swt dalam kitab suci Al Qur’an. Juga merupakan kabar gembira dari Nabi saw lewat puluhan hadits lebih. Al Qur’an dan Al Hadits begitu dekat dengan umat di negeri ini.

2. Adanya ijma’ atau kesepakatan para sahabat nabi saw yang tidak mungkin bisa dibatalkan  oleh ulama’ manapun, karena faktanya tidak mungkin  akan terjadi kesepakatan bulat tanpa cacat di zaman global ini untuk membatalkan ijma’ sahabat tersebut.

3. Ribuan bahkan jutaan kitab kuning yang selama ini tertata rapi di perpustakaan-perpustakaan pesantren  juga dirumah-rumah umat  alumni pesantren se Nusantara akan menjadi saksi yang tak mungkin terbantahkan. Akhir-akhir ini umat mulai faham bahwa  ulama  terbaik putra negeri ini yang berpengaruh pernah membahas bab Khilafah dalam karya-karyanya.Kitab-kitab tersebut diantaranya karangan tokoh-ulama  semisal Sulaiman Rasyid, Moenawar Kholil, Hasbie Ashidieqy, kitab Kyai Zainal Abidin Krapyak juga  kitab Ad Durr al Farid karya  syekh Abul Fadhol Senori Tuban murid kehormatan KH.Hasyim Asy’ari. Dalam Ensiklopedi islampun  terbitan PT.Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta, tahu 1994 bab Khilafah ada. Dan dulu jika kita mau membuka pelajaran mulai dari MI, MTs, MA pun  sejarah dan  pembahasan Khilafah juga ada. 

4. Adanya jamaah atau kelompok yang mengkhususkan dan konsentrasi penuh pada pengembalian khilafah ini. Jamaah ini menjadikan  perjuangan pengembalian khilafah menjadi poros hidupnya. Mereka sanggup mengorbankan segalanya, mulai waktu,harta,tenaga bahkan nyawa sekalipun. Jamaah  ini pasti akan menang, Sebagaimana sabda Nabi  saw ,” Akan senantiasa ada  sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan urusan agama Allahswt. Tidak akan memadaratkan mereka orang-orang yang menelantarkan atau  yang menentang mereka hingga datangnya  keputusan Allah swt(hari kiamat), Sementara mereka meraih kemenangan atas seluruh umat manusia.(HR.Bukhori-Muslim).

5. Umat semakin muak dengan sistem  sekuler -kapitalis-liberalis yang semakin hari semakin nampak boroknya.  Umat mulai sadar kapitalislah biang dari penderitaan hidup selama ini . Dan Kapitalispun pada hakikatnya sudah sempoyongan dan tinggal nunggu ajalnya saja. Umat tidak ada pilihan lain selain islam/khilafah, Mengharap sosialis-komunis sudah tidak mungkin lagi. Dalam situasi demikian,umat pasti akan berpihak pada para da’i pengemban khilafah, dan ini sudah terbukti dengan dukungan yang mereka berikan pada HTI.

6. Adanya ikatan dan hubungan yang kuat rakyat nusantara dengan kekhilafahan turki. Hal ini ditandai dengan beragam hubungan diplomatik dan bantuan pada perang melawan penjajahan. Bukti sejarah pun tersimpan rapi dan tak bisa dipungkiri.

Jika demikian adanya, maka segala usaha untuk menjauhkan, menekan bahkan membungkam atau memberangus khilafah adalah sia-sia belaka. Jalan selamat dan bijak adalah mendukung tegaknya syariah dan khilafah. Maka, jadilah pelaku  yang mengukir sejarah gemilang untuk kita dan generasi mendatang.  Kebahagiaan dunia-akhirat pasti tergapai, ridha Penciptapun bisa diraih.Wallahu a’lam bish showab. [VM]

Penulis : Suhari Rofaul Haq (Direktur PSAC-Political and Strategic Analysis Center)

Posting Komentar untuk "Membumi-Langitkan Khilafah"

close