Tanggapi Larangan Takbir Keliling, Anton Tabah : Takbiran Adalah Syiar Islam, Pemerintah Faslitasi Bukan Melarang
Anton Tabah Digdoyo |
Masyarakat terutama umat Islam resah dengan surat pengumuman Kapolda Metro Jaya nomor 3/6/17 tanggal 16 juni 2017 yang isinya agar umat Islam tidak adakan takbir keliling dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 1438 H, hal ini supaya tidak menganggu kamtibmas dan ketertiban umum.
Menanggapi hal tersebut, Dewan Pakar ICMI Pusat Anton Tabah Digdoyo memberikan respon.
Menanggapi hal tersebut, Dewan Pakar ICMI Pusat Anton Tabah Digdoyo memberikan respon.
Menurut Anton, takbir yang mengkumandangkan asma Allah dalam menyambut hari raya idul fitri itu perintah Al Quran dan Sunnah jadi termasuk ajaran agama Islam. “Itu tersurat di Al Quran surat II ayat 185, jika telah tunai puasa ramadhan agungkanlah nama Alloh wujud rasa syukur kalian,” kata Anton mengutip ayat Al Quran.
“Hal itu dijelaskan juga oleh Nabi Muhammad saw dalam beberapa hadits shahih di hadist Abu Dawud, Muslim, Ahmad dll,” lanjut Anton.
Anton juga menambahkan bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan takbir di jalan-jalan, di pasar-pasar dan lain-lain, bahkan ketika berangkat ke tempat-tempat sholat Idul Fitri (Id) supaya takbir dan pulang sholat Id mengambil jalan lain, bukan jalan yang sama ketika berangkat.
“Ini dijadikan rujukan ulama se-dunia takbir keliling menyambut Hari raya Idul fitri juga Idul adha itu termasuk ajaran agama sebagai syiar Islam sekaligus hiburan yang indah jika dikelola dengan manajemen yang benar dan baik,” pungkas Anton.
“apalagi di negara Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia ini, Pemerintah perlu bantu pelaksanaannya manajemennya (fasilitasi) jangan malah melarangnya,” kemuka Anton.
“Untuk itu pemerintah selaku pelayan rakyat perlu koordinasi dengan ulama setempat agar pelaksanaannya lancar aman dan nyaman,” kata Anton Tabah yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Pusat. [gn]
Posting Komentar untuk "Tanggapi Larangan Takbir Keliling, Anton Tabah : Takbiran Adalah Syiar Islam, Pemerintah Faslitasi Bukan Melarang"