Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi Ibu yang Melukai

Sukmawati SKP
Kembali ajaran umat Islam dihinakan. Ketua Partai PNI Marhaenisme, Sukmawati Soekarnoputri membacakan puisi yang kontennya membenturkan syariat dan budaya. Seolah Islam datang menghancurkan budaya. Padahal Islam justru hadir menyelamatkan budaya.

Budaya yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Fitrah perempuan. Akan menyengsarakan dan mendatangkan kemudhorotan bagi manusia dan juga bangsa. Oleh karena itu, Islam datang dengan membawa syariat pembuat manusia dan alam semesta. Yang sudah pasti tau, apa yang tebaik buat seluruh ciptaanya.

Spirit kemerdekaan pun adalah ruh jihad. Syariat Islam. Azan menjadi pemantik semangat mengusir penjajah kala itu. Namun Sukmawati kembali menciderai lantunan azan. Padahal esensi azan bukanlah pada merdu atau tidaknya. Tapi ini adalah bentuk panggilan atas kewajiban. 
“Soal kidung ibu pertiwi Indonesia lebih indah dari alunan azanmu, ya boleh aja dong. Nggak selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu kan suatu opini saya sebagai budayawati," ujar Sukmawati.( detik.com)

Sukmawati yang merupakan adik kandung megawati ini. Membantah bahwa puisi yang dibuat sendiri olehnya adalah perkara yang mengandung SARA.

“Lho Itu suatu realita, ini tentang Indonesia. Saya ga ada SARA-nya. Di dalam puisi itu, saya mengarang cerita. Mengarang puisi itu seperti mengarang cerita. Saya budayawati, saya menyelami bagaimana pikiran dari rakyat di beberapa daerah yang memang tidak mengerti syariat Islam seperti di Indonesia Timur, di Bali dan daerah lain," kata Sukmawati. Detik.com Senin (2/4/2018).

Padahal dalam puisinya jelas, Sukmawati membandingkan cadar dengan konde. Konde asli Indonesia, sedangkan cadar budaya impor. Padahal Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslimah. Maka wajib hukumnya mengerti syariat Islam. Karena ini adalah bukti taat kita pada Allah SWT.

Syariat telah mengatur tata cara berpakain bagi muslimah. Jelas diterangkan dalam surat An-nur ayat 31 dan Al-ahzab ayat 59. Bahwa wanita muslimah wajib menutup seluruh auratnya. Rambut tergerai apalagi berkonde. Bukan syariat Islam.

Jumlah muslimah yang memakai kerudung di Indonesia sudah mencapai 20 juta orang.( penelitian Noor Awalia dalam jurnalnya “jilbab dan identitas diri”)

Yang itu artinya, minimal puisi Sukmawati sudah melukai 20 juta muslimah Indonesia.

Tak henti-hentinya agama ini dilecehkan. Para pembenci syariat sudah terang-terangan menghina ajaran suci ilahi robi. 
Kaum muslim kini tak kuasa membungkam mulut-mulut penghina syariat. Karena perisainya, pelindung umat sudah tak ada. Khilafah.

Ya robbi. Kami sangat rindu diterapkannya syariatMu. Kami tahu, engkau sangat sanggup membinasakan orang-orang, penghina agamamu. Kami juga yakin, engkau maha pembuat makar. Yang dengannya selesailah kekufuran. Jayalah peradaban Islam.

Namun engkau ingin melihat kegigihan para pejuangmu dalam membela agamaMu. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ؛ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan mengokohkan kaki kalian.” (QS. Muhammad: 7)

Lalu dijelaskan oleh Imam as-Sa’di bahwa yang namanya membela agama Allah adalah dia yang menjalankan syariatNya, mendakwahkannya, lalu berjihad melawan musuhnya.

هذا أمر منه تعالى للمؤمنين، أن ينصروا الله بالقيام بدينه، والدعوة إليه، وجهاد أعدائه، والقصد بذلك وجه الله، فإنهم إذا فعلوا ذلك، نصرهم الله وثبت أقدامهم
Ini merupakan perintah dari Allah kepada orang yang beriman agar mereka membela Allah dengan menjalankan agamanya, mendakwahkannya dan berjihad melawan musuhnya. Dan semua itu bertujuan untuk mengharap wajah Allah. Jika mereka melakukan semua itu, maka Allah akan menolong mereka dan mengokohkan kaki mereka. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 785)

Wahai kaum muslimin, maukah kalian terus dihinakan? Marahlah kalian. Karena agama ini telah diinjak-injak. Itulah yang dicontohkan Nabi kita. Jangan diam. Sampaikan yang hak. Belalah agamamu. Karena itu adalah wujud ketaatanmu. [vm]

Penulis : Kanti Rahmillah, M.Si

Posting Komentar untuk "Puisi Ibu yang Melukai"

close