Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapa Musuh Gerakan Mahasiswa Islam?


Oleh : Indra Lesmana (Ketua Gema Pembebasan Jawa Barat)

“Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kenali medan tempurmu. Dan kau akan memenangi seribu pertempuran” 

Penggalan kalimat diatas merupakan sebuah teori fenomenal dari seni perang Sun Tzu (the art of war). Ketika dikontekstualkan saat ini, relevansinya adalah untuk membedakan mana lawan politik yang harus diserang, mana kawan yang harus dibantu dan diselamatkan. Tentu tujuannya untuk  memenangkan sebuah pertarungan melawan ketidak adilan dan menuju sebuah kemuliaan. 

Perlu diketahui, dalam catatan sejarah gerakan mahasiswa dan pemuda Islam tidak luput dari peran melawan segala bentuk ketidakadilan. Peran ini dimulai  dari perlawanan terhadap kolonialisme asing yang dipelopori perlawanannya oleh Syarikat Islam, hingga keberhasilannya dalam menumbangkan rezim tirani mulai dari Orde Lama hingga Orde Baru. Hanya saja, berakhirnya kolonialisme dan munculnya era Reformasi tidak semata-mata berakhir pula problem masyarakat di negeri ini. Faktanya, kebijakan dan kembalinya rezim tirani (sewenang-wenang) menunjukan permasalahan kini semakin hari kian bertambah juga menyesakkan dada, kecuali bagi orang yang buta dan tuli (meminjam istilah Kyai Ma’ruf Amin). 

Buktinya, saat selesainya tugas  Presiden SBY yang diakhiri dengan kekecewaan masyarakat dalam kasus gurita korupsi dan kebijakan liberalisasi, akhirnya menaruh harapan besar tehadap sosok terlihat merakyat yakni Presiden Jokowi yang lebih tepatnya “Petugas Partai Moncong Putih”. Dari awal kepemimpinanya hingga detik-detik kematian rezim sampai sekarang, banyak catatan hitam yang menjerumuskan rakyat dan negeri ini kepada kehancuran dan kesengsaraan, realisasinya jauh dari janji-janji manis saat kampanye. Dari catatan tersebut diantaranya, kebijakan ekonomi dengan penghapusan subsidi BBM di awal pemerintahanya, 9 kali menaikan BBM, penghapusan subsidi Listrik 900 VA, posisi hutang masa SBY kurtal III-2014 tercatat Rp2.601,72T dan  4 tahun Jokowi  ada penambahan besar Rp1.814,65 T maka posisi hutangnya menggunung Rp4,416,37 T (detik.com 21/10/2018), alibi hutang untuk pembangunan infrastrukur justru habis digunakan untuk belanja barang dan pegawai dengan mengalami peningkatan sebesar 58 persen periode 2014 – 2017 (cnnindonesia.com 03/04/2018). Keran impor besar-besaran sembako dilakukan yakni beras, jagung,gula,kedelai,garam,daging,bawang putih (merdeka.com 18/04/2018), perpanjangan gunung emas Freeport(tambang emas) oleh rezim jokowi hingga 2041 yang beroperasi puluhan tahun dari tahun 1967 merupakan bentuk pengkhianatan terhadap rakyat dan negeri ini, begitupula ditengah ekonomi yang sulit dan maraknya para pencari pekerjaan, bertebaran pula buruh aseng yang merupakan konsekuensi dari pijaman hutang Tiongkok menjadikan revolusi mental dibidang ekonomi gagal total. 

Tidak berhenti dalam kehancuran bidang ekonomi, dibidang politik dan hukumpun tidak jauh berbeda semakin menyesakkan dada. Masih terekam jelas dalam benak tentang kasus gurita korupsi di era Jokowi lebih extreme mulai dari tingkat  eksekutif, yudikatif dan legislatif hingga aparatur desa. Dipenghujung 2018, KPK melakukan OTT di Kemenpora, Kementrian PURP dan ditangkapnya Menteri Sosial(rmol.com 01/01/2019).  Walhasil, KPK menyebutkan potensi kerugian Negara di 2019 akan mencapai Rp200T. Gila bukan ?  (bbc.com 2/01/2019). Sangat memprihatinkan pula, ketika mantan tersangka KPK diangkat menjadi BIN hingga Pengungkapan kasus Novel Baswedan sebagai korban politik sampai saat ini hanya isapan jempol. Begitu juga  ketidakadilan dan kesewenangan dalam penegakan  hukum  juga terjadi. Mulai dari pembubaran Ormas tanpa proses hukum, kriminalisasi ulama dan habaib, upaya menghalangi akivitas pengajian, hingga tuduhan terorisme terhadap gerakan Islam. Perlu diketahui bersama, bahwa yang menjadi korban persekusi dan kriminalisasi rezim tersebut adalah mereka yang selalu kritis juga lantang terhadap kebijakan neoliberal dan kezaliman rezim terhadap rakyat Indonesia. 

Hebatnya lagi, ada mantra yang digunakan rezim untuk mematikan politik dan upaya pembungkaman gerakan mahasiswa Islam yakni disebarkan isu intoleran, makar, pemecah belah, malawan ideologi, anti kebinekaan,terorisme dsb. Itu artinya rezim ini sedang dalam keadaan panik sama halnya ketika orang Quraisy saat jahiliah menuduh nabi Muhammad sebagai tukang sihir, orang gila, pendusta, ahli syubhat, serta menuduh al-quran bukan dari Allah. Sungguh sangat memalukan, jika ada gerakan mahasiswa Islam atau kelompok Islam pada umumnya, justru merelakan diri ikut menjadi bagian propaganda rezim zalim tersebut dan mengarahkan serangannya kepada sesama gerakan mahasiswa Islam atau umat Islam yang lantang menentang segala bentuk kezaliman rezim hari ini. Maka, jika masih ada yang mendukung rezim hari ini, sejatinya mereka tertipu dan termakan dengan pencitraan kalau tidak mereka para penjilat yang terbeli hati, iman dan akal sehatnya. Paham sampai sini ? 

Lantas, kurang apalagi kerusakakan dan kemudorotan yang telah ditimbulkan rezim saat ini, dengan kebijakan neo-liberal dan agenda sekularisasi (pemisahan agama dengan negara) di negeri ini? Rezim hari ini telah dengan nyata  menjadi pelayan setia dari Ideologi Kapitalisme yang menghisap habis kekayaan sumberdaya alam.

Sudah semestinya sebagai gerakan mahasiswa Islam, hanya menjadikan Rasulullah sebagai teladan dan Al-Quran sebagai pedoman dalam perjuangan melawan berbagai bentuk kezaliman dan menuju kemuliaan Islam. Gerakan mahasiswa Islam selayaknya bersatu dan mengepung dengan menodongkan "senapan dan serangan penuhnya" terhadap musuh nyata mereka yakni cengkraman Ideologi Kapitalisme sebagai bentuk penjajahan gaya baru dengan kebijakan neoliberalnya di negeri ini serta  Para pelayanan dan para pendukung-pendukungnya.  

Ketika Bung Tomo setelah orasinya mengatakan "Andai tak ada takbir, saya tidak tahu dengan cara apa membakar semangat para pemuda untuk melawan penjajah". Maka sudah selayaknya, bagi gerakan mahasiswa Islam berdiri dan pasang badan untuk mengusir musuhnya dalam melawan penjajahan gaya baru  dan para pendukungnya yakni menjadikan Islam sebagai landasan perjuangan untuk merebut kembali kemerdekaan demi mendapatkan kemuliaan serta Allah SWT layak memberikan kemenangan dalam sebuah pertempuran untuk mengembalikan posisi ummat islam sebagai ummat yang terbaik di negeri ini dalam berbagai aspek kehidupan. 

Allah Ta’ala berfirman,

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)

Posting Komentar untuk "Siapa Musuh Gerakan Mahasiswa Islam?"

close