Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hati-hati, Komik L68T Ancam Generasi


Oleh : Maya AA

Netizen di Indonesia dibuat geram oleh akun Instagram @alpant**i 'G4y Muslim Comics'. Deskripsi akun tersebut terejawantahkan dalam isi posting-nya yang mengunggah komik dengan materi kehidupan seorang pria muslim dengan orientasi seksual sejenis. Dalam tiap posting-nya, pemilik akun juga melampirkan hashtag #gaymalaysia #gayindonesia #gaymuslim #gaycomics #komikmalaysia.

Dilansir oleh detikFinance  (10/2), akun dengan gambar profil pria muda berkulit coklat tengah memakai kopiah itu telah memiliki 3.708 followers. Meski terindikasi dari Malaysia sebagaimana yang disampaikan Kementerian Kominfo, nyatanya banyak pula netizen Indonesia turut menyerbu kolom komentar unggahan akun tersebut.

Tak hanya netizen, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha pun turut menyampaikan kecaman. Bagi Tamliha, tak ada tempat bagi LGBT di Indonesia.

Sungguh, telah nyata kerusakan pergaulan yang terjadi di negeri negeri muslim kini. Belum tertangani masalah free sex yang makin menjamur, pegiat kelainan seksual LGBT pun tak hentinya turut campur.

Pertanyaan besarnya, mengapa penyakit ini tak kunjung menemui solusi yang hakiki sehingga terjamin masa depan generasi?

Perlu diketahui bahwasanya LGBT merupakan satu dari sekian banyak taktik perang modern (red: proxy war) yang sengaja digelontorkan negara negara barat untuk menguasai/menghancurkan suatu bangsa tanpa perlu mengirim pasukan militer.

Taktik ini kemudian didukung penuh oleh eksisnya sistem sekuler, dimana ruang untuk menumbuh suburkan penyimpangan justru semakin dibuka lebar. Hal ini terbukti dengan maraknya tayangan bergaya banci, yang sayangnya seringkali disepelekan karena dianggap sekedar lucu-lucuan. Padahal, tontonan semacam itu bisa memicu kecenderungan perilaku seks, terkhusus pada anak.

Disamping itu, cerdiknya Barat dalam mengemas LGBT membuat proyek ini berhasil menarik peminat sekaligus simpatisan / pejuang hak hak LGBT yang notabene adalah minoritas.

Padahal harusnya mereka mengerti dan paham betul kaum minoritas seperti apa yang butuh dan harus dilindungi. Bukan asal minoritas lantas mendapat perlindungan.  Jika terpaku sebatas pada kata 'mino', maka jumlah koruptor juga masuk pada wilayah mino. Pertanyaannya, pantaskah mereka terlindungi dari hukum?

Semakin nyatanya perang ideologi dan opini LGBT yang dibawa oleh Barat, tentu mustahil perlawanan bisa dilakukan tanpa melibatkan kekuatan yang setara, yakni negara dan ideologi Islam.

Sebagai entitas yang menerapkan sekumpulan pemahaman, standarisasi dan keyakinan, tentu keberadaan negara memiliki andil yang besar dalam memberantas penyakit seksual ini. Pemberian sanksi tegas kepada pelaku, juga penutupan akses pemicu penyimpangan serta larangan penyebarluasan opini LGBT via media, adalah rentetan kebijakan yang hanya bisa dilakukan oleh negara. Meski demikian, syariat Islam juga tidak menafikkan peran individu dan masyarakat.
Pada tataran masyarakat, maka pencegahan bisa dilakukan melalui aktivitas amar makruf nahi mungkar.

Sementara pada level individu, maka perlu digarisbawahi bahwasanya LGBT bukanlah fitrah yang ada pada diri manusia. Sehingga penyimpangan ini tentu bisa dicegah atau diatasi melalui pendidikan dini dan pembiasaan gaya hidup sebagaimana kodratnya sebagai laki laki atau perempuan. Gaya berpakaian, bahasa tubuh, bahkan sampai pengaturan tempat tidur adalah point point penting yang harus diperhatikan oleh orangtua selaku kontrol pertama tumbuh kembang anak.

Korelasi inilah yang mestinya dijaga dan terjaga apabila negara benar-benar serius menangani penyakit ini. Sayangnya, ketiga komponen tersebut mustahil terkorelasi dengan baik tanpa adanya satu simpul yang mengikat, yakni khilafah dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah.[vm]

Posting Komentar untuk "Hati-hati, Komik L68T Ancam Generasi"

close