Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

V-Days ‘Eksis’ dalam Sistem Sekuler Demokrasi

valentine day

Setiap tahun di bulan Februari, hari Valentine adalah tema yang paling hangat untuk dibahas meengenai kondisi pergaulan generasi milenial saat ini. Latar belakang sejarah Valentine yang tak ada hubungannya sama sekali didalam Islam, bahkan benar-benar jauh dari Islam, bukan menjadi masalah bagi generasi milenial masa kini. Asalkan toh suka sama suka, tidak ada pihak yang dirugikan. Padahal prinsip demikian adalah prinsip liberalisme sekulerisme.

Prinsip liberalisme sekularisme mengajarkan pada generasi milenial saat ini untuk berbuat semaunya tanpa memperhatikan lagi halal haram, walau sekalipun itu bisa sampai mendangkalkan akidahnya. Tidak ada yang bisa menjamin akidah, darah, kehormatan, dan harta kaum muslim ketika negara masih menerapkan sistem sekuler demokrasi dalam mengatur negara. 

Sistem sekulerisme demokrasi di Indonesia memang tidak memperdulikan halal haram dalam berbuat. Karena yang berhak mengatur hidup, hanya manusia. Sedangkan Allah tidak punya hak. Adapun negara melalui undang-undang adalah alat untuk melegalkan perbuatan yang diinginkan oleh manusia tersebut. Tentu yang punya kuasa atas hal itu adalah kapitalis yang mempunyai modal.

Miris memang! Apalagi belum lama ini juga terjadi kontroversi RUU PKS (Pelecehan Kekerasan Seksual) yang tengah dirancang oleh negeri ini. Lalu kemana generasi milenial kini melangkah? Ketika negara memfasilitasi semua hal yang mengancam kehormatan kaum muslim khususnya muslimah. Jadi tidak heran, ketika Valentine Days adalah momen yang generasi milenial tidak ketinggalan merayakannya. Karena negara sendiri melegalkannya. Sedangkan disisi lain negara kewalahan mengatasi peningkatan jumlah seks bebas, aborsi, dan perceraian pada generasi milenial kini. 

Di dalam Islam, membutuhkan 3 peran dalam membangun suatu masyarakat: yakni individu yang taat, masyarakat yang Islam (saling amar makruf nahi munkar) serta negara yang menerapkan aturan Islam. Tanpa tiga peran ini, tidak bisa membangun sebuah masyarakat yang diinginkankan berdasarkan yang Allah ridhoi. Tiga peran ini juga tidak bisa terwujud tanpa dinaungi oleh Daulah Khilafah Rasyida. [vm]

Pengirim : Liza Pratiwi (Alumni Universitas Muhammadiyah Palembang)

Posting Komentar untuk "V-Days ‘Eksis’ dalam Sistem Sekuler Demokrasi"

close