Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

“JUNNAH” Tiada, Nyawa Tak Terjaga


Marah, geram sekalis sedih menyaksikan vidio pembantaian saudara muslim yang akan menunaikan shalat jumat di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di kota Cristchurch New Zeland.

Aksi Yang disiarkan secara Live lewat facebook ini menewaskan 50 orang, 36 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit termasuk 2  WNI yaitu ayah dan anak yang akan menunaikan shalat Jumat asal Pesisir Selatan Sumatera Barat.

Salah satu dari empat pelaku penembakan brutal di Christchurch bernama Brenton Harrison Tarrant, ia mengaku fanatik supremasi kulit putih berusia 28 tahun warga Australia berasal dari Grafton, New South Wales. 

Meskipun Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, menyebut penembakan brutal ini sebagai serangan teroris. Senator Queensland Fraser Anning, mengatakan : “Serangan ini merupakan ketakutan terhadap kehadiran Muslim yang meningkat di masyarakat Australia dan Selandia Baru”, lewat sebuah pernyataan tertulis Yang tersebar di media sosial. 

Berbanding terbalik dengan pernyataan Anning, Secara persentase populasi muslim memang meningkat 28 persen dibanding 2006. Namun dibandingkan keseluruhan populasi Selandia Baru, warga Muslim hanya mencapai 1,1 persen dari total populasi Selandia Baru yang mencapai 4,25 juta pada 2013. 

Dikutip dari The Journal of Muslim Minority Affairs yang tayang pada 2017 lalu, jumlah penduduk Muslim Selandia Baru diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2030 atau mencapai 100.000 jiwa.

Muslim pun sudah berada di Selandia Baru selama lebih dari 100 tahun menurut Mustafa Farouk, presiden Federasi Asosiasi Islam. Sudah 57 mesjid yang terdaftar di Selandia Baru termasuk pusat kajian islam.

Supremasi Kulit Putih dan Manifesto 

Dikutip dari wikipedia, supremasi kulit putih adalah sebuah ideologi Yang menganggap bahwa ras putih lebih superior dari ras lainnya. 

Kelompok ini sangat mengagungkan bangsa kulit putih dan merendahkan ras lainnya, terutama yang saat ini tengah  jadi sorotan yaitu imigran Muslim. Hal ini juga ditegaskan Tarrant dalam tulisannya"Anti-imigran, anti-Muslim".

Manifesto atau pernyataan sikapnya di internet berjudul The Great Replacement. Dalam manifesto 73 halaman yang diunggah di sosial media sebelum dia melakukan serangan pada Jumat, 15 Maret 2019. Ia juga menyatakan bahwa ia telah merencanakan serangan selama dua tahun dan telah melakukan perjalanan ke Christchurch untuk berlatih sebelum memutuskan bahwa kota itu akan menjadi sasarannya pada tiga bulan lalu.

Dia menganggap imigran muslim sebagai penjajah yang akan menggantikan etnis kulit putih. Berikut pernyataannya:“Tanah air kita adalah milik kita dan selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah bisa menaklukkan tanah kita dan mereka tidak akan pernah menggantikan bangsa kita”. Dia juga mengatakan, “tidak ada tempat yang aman bagi imigran muslim, bahkan didaerah yang terpencil di dunia.”

Dia mengklaim mewakili jutaan orang Eropa dan bangsa nasionalis-etnis lainnya, mengatakan,”Kita harus memastikan eksistensi bangsa kita dan masa depan anak-anak kulit putih.”

Tarrant mengatakan inspirasi politiknya berasal dari komentator konservatif Amerika Serikat Candace Owens, yang pro-Trump dan mengkritik gerakan Black Lives Matter. Dia menggambarkan dirinya sebagai fasis dan pendukung pandangan Oswald Mosley, politisi Inggris yang menjadi pemimpin Uni Fasis Inggris pada 1930-an.

Lelaki asal Grafton, Australia, ini juga mengatakan dia membalas dendam terhadap para invasi atas tewasnya ratusan ribu orang Eropa di sepanjang sejarah. Ia berkata:“Atas perbudakan jutaan orang Eropa yang dibawa dari tanah mereka oleh para tuan budak dari Islam dan atas ribuan nyawa orang Eropa akibat serangan di seluruh wilayah Eropa.”

Tarrant juga mengaku serangan teror di Stockholm pada 2017 menginspirasinya untuk melakukan serangan di Crischcurch, terutama atas tewasnya seorang bocah perempuan. 

Pembantaian umat islam oleh aksi terorisme di Cristchurch ini bermotif dendam ideologis yang sangat mendalam. Ini dilihat dari manifesto yang ditulisnya, faktor-faktor yang mengispirasinya dan catatan yang ditulis di senapan yang ia gunakan dalam aksi jumat siang itu.

Apakah peristiwa ini menimbulkan efek jera dan rasa takut pada muslim? Ternyata tidak. Justru semakin memperkuat ghiroh keislaman mereka. Dikabarkan pasca pembantaian di Cristchurch jamaah masjid meningkat menjadi tiga kali lipat. Bahkan yang hampir tidak pernah datang ke masjid, kecuali saat idul fitri dan idul adha menjadi rajin menunaikan shalat di masjid. Inilah ghiroh islam yang takkan pernah mereka padamkan. 

Mereka boleh saja membantai muslim, dan membuatnya tidak aman tapi fitrah keimanan seorang muslim tak bisa dimusnahkan. Mereka(kaum kafir) memahami hal ini, maka mereka berusaha memusnahkan umat Muhammad ini dari muka bumi. Sedemikian bencinya kaum kafir terhadap islam. Inipun sudah dikabar oleh Allah Swt dalam surat al Baqarah ayat:120, bahwa orang Nasrani dan Yahudi tidak akan senang kepada kita(umat islam) sebelum kita mengikuti agama mereka.

Akibat Ketiadaan ”Junnah” 

Rentetan panjang peristiwa pembantaian yang terus melanda kaum muslimin, seakan tiada akhir dikarenakan kaum muslimin tidak memiliki junnah. Junnah ini adalah Khilafah Islamiyah. Junnah ini pula yang akan menjaga dan melindungi setiap jiwa.

Selama 95 tahun kaum muslimin menjadi bual-bualan negara kafir barat. Bermula dari 3 maret 1924 lewat antek inggris Mustafa Kemal at Taturk menghancurkan Daulah Khilafah Turki Usmani hingga saat ini kaum muslimin tiada pelindung. Hartanya dirampas dan nyawanya tiada berarti.

Peristiwa pembantaian umat islam oleh aksi brutal teroris dalam masjid di Cristchurch yang dibumbui dendam ideologis terhadap islam dan penganutnya, puluhan nyawa hilang dan puluhan lainnya luka-luka. Sementara pelaku hanya diancam hukuman seumur hidup. Sangat tidak adil. Dimanakah HAM? 

Tebang pilihnya hukum diluar islam, sudah selayaknya umat Islam bangkit dari tidur nyenyaknya. Kaum kafir barat tidak sekedar merampas harta dalam bentuk kekayaan alam yang dimiliki negeri-negeri muslim, merusak pemikiran kaum muslimin dengan pemikiran sekularisme yaitu memisahkan agama dari kehidupan, kafir barat juga ingin memusnahkan umat islam dari muka bumi ini. Ini yang dialami umat islam di Suriah, Palestina, Uighur, Rohingga, Yaman, Kasmir dan negeri-negeri muslim yang lain.

Kebencian kafir barat bukanlah hal yang tabu lagi bagi kita. Hal ini Sudah sangat nyata, tiap hari bahkan tiap detik didunia umat islam mengalami penyiksaan, penindasan bahkan diusir dari tanah kelahirannya. 

Pada masa Rasulullah, seorang Yahudi Bani Qainuqa menyingkap aurat seorang muslimah. Kemudian wanita tersebut berteriak, lalu datanglah seorang laki-laki muslim membelanya. Terjadilah perkelahian antara muslim dan Yahudi dan terbunuhlah Yahudi yang mengganggu muslimah tadi. Melihat hal itu, orang-orang Yahudi tidak tinggal diam. Mereka mengeroyok laki-laki tadi hingga ia pun terbunuh.

Kemudian berita ini sampai kepada Rasul Saw, Rasul langsung pengepungan perkampungan Bani Qainuqa adalah bentuk perlindungan yang dilakukan Rasulullah Saw untuk membela seorang wanita muslimah yang tersingkap auratnya dan membela darah seorang muslim yang tertumpah. Begitu besarnya arti kehormatan wanita muslimah dan harga darah seorang muslim di sisi Rasulullah Saw. Beliau siap menanggung resiko kehilangan nyawa para sahabatnya demi membela kehormatan muslimah dan harga darah satu orang muslim.

Pengepungan dimulai pada hari sabtu, di pertengahan bulan Syawal, tahun 2 H. Pengepungan tersebut berlangsung selama dua pekan, sampai akhirnya ketakutan pun kian merasuk ke dalam jiwa para Yahudi ini. Mereka menyerah dan tunduk kepada putusan Rasulullah Saw.

Allah Swt berfirman:

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

Artinya: “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya” (QS. An-Nisâ` [4]: 93).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: Ini merupakan ancaman yang sangat dahsyat, dan hukuman yang sangat pedih, bagi siapa saja yang melakukan perbuatan dosa besar ini.

Demikian juga Rasulullah saw mengingatkan besarnya dosa dan hukuman orang yang membunuh seorang muslim tanpa alasan yang dibenarkan. Rasulullah saw sampai menyebutnya, tidak akan diampuni dosanya oleh Allah.

عن مُعَاوِيَةَ قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «كُلُّ ذَنْبٍ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَغْفِرَهُ، إِلَّا الرَّجُلُ يَقْتُلُ الْمُؤْمِنَ مُتَعَمِّدًا، أَوِ الرَّجُلُ يَمُوتُ كَافِرًا» [رواه النسائي بإسناد صحيح]

Artinya: “Muawiyah berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Setiap dosa, semoga Allah dapat mengampuninya, kecuali seseorang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, atau seseorang yang meninggal dalam keadaan kafir” (HR. Nasai, dengan sanad shahih).

Dari Buraidah ra, Rasulullah Saw bersabda :

قَتْلُ الْمُؤْمِنِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ مِنْ زَوَالِ الدُّنْيَا.

“Dosa membunuh seorang mukmin lebih besar daripada hancurnya dunia.” (HR. An-Nasa’i)

Maka tugas utama umat islam adalah berjuang mengembalikan “Junnah” ini, agar umat memiliki pelindung baik harta dan nyawanya. Hanya dengan “Junnah” ini kemuliaan umat islam akan terwujud. Wallahu'alam.[vm]

Posting Komentar untuk "“JUNNAH” Tiada, Nyawa Tak Terjaga"

close