Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Umat Islam Kediri Gelar Peringatan Isra Mi'raj: Saatnya Umat Bersatu

Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1440 H di Kota Kediri
VisiMuslim - Alhamdulillah, pengajian Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW sukses terlaksana di Kediri bertajuk “Sebuah Momentum Kebangkitan dan Persatuan Umat” pada Ahad, 17 Maret 2019/10 rajab 1440 H dihadiri ratusan peserta.

Suasana sejuk diiringi dengan lantunan shalawat oleh tim nasyid Suara Muda Kediri, yang sebelumnya telah dibuka dengan pembacaan ayat suci al Qur’an oleh Ust. Agus Anwar, S. PdI. Acara ini dipandu oleh MC Ust. Bagus yang mempersilahkan satu persatu alim ulama untuk menyampaikan tausyiah.

Setiap pembicara mengingatkan bahwa di bulan ini, kita mengingat peristiwa Isra’ Mi’raj, yang diyakini terjadi tanggal 27 Rajab. Peristiwa yang terjadi sekitar 14 abad lalu ini diabadikan langsung dalam al-Quran (QS al-Isra’ [17]: 1). Pada saat itu Baginda Nabi Muhammad saw. diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di al-Quds (Palestina), lalu dilanjutkan dengan menembus lapisan langit tertinggi (Sidratul Muntaha’). Semua itu ditempuh dalam sehari-semalam. Peristiwa itu begitu istimewa. Karena itu, hampir setiap tahun, tanggal tersebut dijadikan momentum oleh sebagian kaum Muslim untuk mengadakan Peringatan Isra’ Mi’raj.

Selanjutnya para pemateri mengingatkan peristiwa ini juga terjadi pada bulan Rajab, 95 tahun lalu, tepatnya tanggal 28 Rajab 1342 H. Berbeda dengan Isra’ Mi’raj yang memang merupakan peristiwa besar yang langsung dialami Baginda Nabi saw. dan diabadikan al-Quran, keruntuhan Khilafah adalah peristiwa yang dianggap ‘tidak terlalu penting’ oleh kaum Muslim.

Padahal peristiwa tersebut berhubungan dengan salah satu warisan yang ditinggalkan Baginda Nabi saw. Ya, Khilafahlah pelanjut sistem pemerintahan Islam yang pondasi dan pilar-pilarnya dibuat dan dipraktikan Baginda Rasulullah saw. saat beliau memimpin Daulah Islam di Madinah.

Sebagaimana kita ketahui, tidak lama setelah peristiwa Isra’ Mi’raj (hanya sekitar setahun), terjadi peristiwa besar yang juga tidak bisa dilupakan kaum Muslim, yakni peristiwa hijrah Nabi saw. dan kaum Muslim ke Madinah. Peristiwa ini tentu penting karena menjadi tonggak pertama tegaknya Daulah Islam yang dipimpin langsung oleh Nabi saw. sebagai kepala negaranya.

Sejak Nabi memproklamirkan berdirinya Daulah Islam di Madinah, kaum Muslim memiliki institusi negara yang menjadi pelayan, pengayom dan pelindung mereka. Melalui Daulah Islam pula hukum-hukum Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan dan Islam disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah.

Sebelum acara ini ditutup dengan doa, jamaah Tabligh Akbar, mendokumentasikan  dan menyebarkan kegiatan tersebut di media sosial bertajuk #RasulullahPemimpinKami, #RinduPemimpinJujurdanAdil, #RinduPemimpinCintaIslam, serta memposting agenda tersebut di seluruh akun media sosial yang mereka dimiliki. 

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (TQS. Al Isra’ ayat 1)

Dan Nabi Muhammad saw., yang melakukan diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di al-Quds (Palestina), lalu dilanjutkan dengan menembus lapisan langit tertinggi (Sidratul Muntaha’) di bulan Rajab ini, mengatakan bahwa Imam yang memerintah oleh Islam, Khalifah, adalah tameng kita. Rasulullah (saw) berkata:

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’azza wajalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)

Hadis ini juga diriwayatkan di dalam Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Daraquthni, Musnad asy-Syamiyyin li Thabarani; Muwatha’ Abdullah bin Wahhab, Mustakhraj Abi ‘Uwanah, dan Musnad Abi Ya’la al-Mushili.[vm]

Posting Komentar untuk "Umat Islam Kediri Gelar Peringatan Isra Mi'raj: Saatnya Umat Bersatu"

close