Tak Ada Muslim dalam 10 Teratas Penjahat di Jerman, Partai Anti-Islam Kecewa
VisiMuslim - Penelitian terbaru yang dilakukan oleh partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) terkait nama depan dan latar belakang pelaku serangan pisau haslinya tidak sesuai harapan partai anti-Muslim dan anti-migran tersebut.
Partai itu meminta polisi di negara bagian barat Saarland untuk merilis nama-nama paling umum penjahat yang melakukan kejahatan menggunakan pisau pada 2018.
Penelitian mengungkapkan, dari Januari 2016 hingga April 2018, sebagian besar penyerang adalah warga negara Jerman.
Dari 1.490 tuduhan kriminal, warga negara Jerman terlibat dalam 842 kasus, sementara Suriah terlibat dalam 122 kasus dan warga negara Uni Eropa lainnya terlibat dalam 94 kasus.
AfD kecewa dengan catatan polisi, yang mengungkapkan tidak ada nama Arab atau orang Islam dalam daftar 10 besar penjahat.
Nama-nama dalam database termasuk Michael (24 kasus), Daniel (22 kasus), Andreas (20 kasus), Sascha (15 kasus), Thomas (14 kasus), Christian (13 kasus), Manuel (13 kasus), Patrick ( 13 kasus), David (12 kasus), Jens (12 kasus), Justin (11 kasus) dan Sven (11 kasus).
Lebih lanjut, catatan polisi juga mengungkapkan bahwa hanya 14 dari 842 pelaku Jerman yang memiliki kewarganegaraan lain.
Bukan pertama kalinya AfD menerima hasil yang tidak diinginkan. Tahun lalu, partai itu akhirnya menghapus polling di Twitter yang menanyakan “Apakah Islam bagian dari Jerman?”
85 persen pemilih menjawab “ya” sementara hanya 15 persen memilih “tidak” dalam survei yang dipilih oleh 40.000 pengguna.
Didirikan lebih dari empat tahun lalu sebagai partai euroskeptik, AfD sejak itu bergeser ke kanan, mengadopsi platform partai anti-Islam dan anti-orang asing yang kukuh. AfD telah menikmati gelombang dukungan setelah keputusan kontroversial Kanselir Angela Merkel dua tahun lalu untuk membuka perbatasan negara bagi para pengungsi yang terdampar di Hongaria.[vm]
Sumber: Daily Sabah
Posting Komentar untuk "Tak Ada Muslim dalam 10 Teratas Penjahat di Jerman, Partai Anti-Islam Kecewa"