Impor Guru Asing, Bukan Solusi
Oleh: N. Vera Khairunnisa
Indonesia ini memang negeri yang unik. Kemarin-kemarin, kita disuguhi berita terkait impor bahan pangan. Seolah-olah, Indonesia kekurangan SDA. Padahal faktanya, Indonesia kaya akan SDA, hasil produk pangannya pun melimpah.
Hari ini, kita kembali dibuat tergelitik dengan wacana impor guru asing. Wacana ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Ia mengatakan akan mengundang guru atau pengajar dari luar negeri untuk mengajar di Indonesia.
"Kita ajak guru dari luar negeri untuk mengajari ilmu-ilmu yang dibutuhkan di Indonesia," kata Puan saat menghadiri diskusi Musrenbangnas di Jakarta, Kamis (harianjogja. com, 9/5/2019).
Wacana impor guru asing ini menuai kritik ini dari Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim. Ia mengatakan jumlah guru di Indonesia sudah mencukupi.
"Dengan jumlah mahasiswa 1,44 juta maka diperkirakan lulusan sarjana kependidikan adalah sekitar 300.000 orang per tahun. Padahal kebutuhan akan guru baru hanya sekitar 40.000 orang per tahun," ujar Ramli kepada reporter Tirto, Jumat (tirto. id, 10/5/2019).
Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim juga menilai wacana pemerintah mengundang guru dari luar negeri untuk menjadi tenaga pengajar di Indonesia keliru. Satriwan menyampaikan secara nasional kondisi Indonesia tidak kekurangan guru. "Bahkan menurut data, kita sudah oversupply guru dari sekitar 3,2 juta guru di berbagai tingkatan yang mengajar saat ini." (tirto. id, 10/5/2019).
Menurut Satriwan, jika wacana tersebut digulirkan lantaran nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) masih terbilang rendah—dengan angka 67,00 dari skala 100 pada 2017—berarti perlu ada peningkatan kompetensi guru. Salah satunya, tambahnya, adalah dengan pemberian pelatihan.
Impor Guru Asing, Bukan Solusi
Sebagai negeri berkembang, Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA)nya, juga kaya akan populasi penduduknya, masih senantiasa bergantung pada negara-negara maju. Sehingga dalam berbagai aspek, Indonesia masih belum mampu membuat dan menjalankan berbagai kebijakan secara mandiri. Begitu pun dalam dunia pendidikan, mulai dari kurikulum, aturan, bahkan sampai tenaga pengajar masih bergantung pada asing.
Di sisi yang lain, wacana impor guru juga menunjukkan bahwa Indonesia dengan sistem yang dianutnya telah gagal melahirkan guru berkualitas. Seharusnya, ini jadi bahan evaluasi bagi pemerintah, bahwa ada yang tidak beres dengan sistem hari ini, sehingga tidak mampu melahirkan para guru yang berkualitas.
Selain itu, wacana impor guru asing juga akibat dari pemahaman kapitalisme. Dimana ideologi ini memandang kesuksesan hanya dari segi materi. Akibatnya, dalam dunia pendidikan, dilakukan impor guru asing guna menunjang pendidikan yang akan melahirkan generasi canggih, menguasai sains dan teknologi, tanpa dibarengi dengan penguatan kepribadian, agar sesuai dengan Islam. Dampaknya, impor guru asing akan menambah problem dalam negeri, baik problem ekonomi maupun sosial.
Sistem Islam Mampu Mencetak Guru Berkualitas
Di dalam Islam, pendidikan termasuk hal mendasar yang wajib diberikan kepada seluruh rakyat. Sehingga, negara akan berupaya menyediakan semua sarana dan prasarana demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas, termasuk menyiapkan guru yang berkualitas.
Guru yang berkualitas tidak lahir kecuali dari sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam dan bertujuan membentuk kepribadian Islam. Dari sistem pendidikan Islam, akan lahir para guru yang handal dalam ilmu keduniaan (sains dan teknologi) juga fakih dalam hal agama.
Jika menengok sejarah peradaban Islam, sistem Islam terbukti mampu mencetak guru-guru berkualitas. Bahkan, para pelajar dari barat datang ke negeri Islam demi mendapatkan ilmu dari guru-guru yang ada di lembaga pendidikan negara.
Oleh karena itu, sudah semestinya Indonesia menjadikan Islam sebagai sistem alternatif, demi menyelesaikan berbagai problem yang ada, termasuk problem di dunia pendidikan. Karena hanya dengan sistem Islam, negara akan mempu mencetak generasi unggul, termasuk guru yang handal. Wallahua'lam. [vm]
Posting Komentar untuk "Impor Guru Asing, Bukan Solusi"