Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Islam dan Paradigma Rekonsiliasi


Oleh : Ahmad Sastra  

Demi Allah, seandainya mereka mampu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini, maka aku tidak akan pernah meninggalkan dakwah hingga Allah menampakkan kemenangan atau aku binasa karenanya. 

Inilah kalimat agung yang disampaikan Rasulullah saat diajak untuk bergabung bersama kaum kafir Quraisy dengan janji akan diberikan jabatan dan harta dengan syarat Rasulullah mau menghentikan dakwah Islam. Bagi Rasulullah jabatan dan harta sama sekali tidak ada artinya dibandingkan mempertahankan perjuangan Islam. Bahkan matahari dan bulan sekalipun tak ada artinya dibandingkan perjuangan Islam. 

Maka, sebagaimana diketahui, setelah itu Rasulullah makin mendapat permusuhan atas perjuangan dakwahnya. Rasulullah begitu yakin dengan jalan Islam yang diperjuangkan. Rekonsiliasi kepentingan pragmatis tidak dikenal dalam Islam. Islam dengan tegas menyatakan yang benar adalah benar dan yang batil adalah batil. 

Berbeda dengan saat kaum muslimin berhijrah (muhajirin) ke Madinah dan disambut dengan lapang dada kaum anshor.  Terjadilah proses persaudaraan yang mengagumkan diantara keduanya dengan landasan kesamaan aqidah. Hakekat persaudaraan Islam adalah karena kesamaan aqidah, bukan sebab pertalian darah. Rekonsiliasi aqidah yang diajarkan Islam, bukan rekonsiliasi politik pragmatis model demokrasi. 

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS Ali Imran : 103) 

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al Hujuraat : 13) 

Tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan kepada seluruh umat manusia, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS Saba` [34]: 28).

Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana. (QS Al Anfal : 63). 

Pemilu demokrasi adalah pemilu terburuk yang pernah ada, sebab sistem ini telah terbukti memecah belah kaum muslimin. Polarisasi kaum muslimin begitu kental, bahkan hingga pemilu berakhir. Bagaimana mungkin seorang muslim mau mempertahankan sistem politik yang justru akan memecah belah kaum muslimin.  

Wajah busuk demokrasi, sistem politik transnasional telah merusak segala-galanya bagi umat Islam di dunia. Islam tak lagi mampu berdiri tegak di tengah hegemoni demokrasi yang sejak awal anti Islam. Self destruktif yang dikandung demokrasi memiliki daya rusak di berbagai aspek kehidupan masyarakat muslim. 

Ekonomi kapitalistik, budaya hedonistik, ritual sinkratistik, pendidikan liberalistik dan politik machiavellistik adalah deretan kebusukan demokrasi di dunia Islam. Maka ideology demokrasi adalah haram hukumnya dan wajib ditolak. Sebaliknya kaum muslimin mestinya berhenti bertikai dan kembali bersatu atas nama persaudaraan aqidah.  

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat (QS Al Hujuraat : 10) .

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah lembut adalah laksana satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh lainnya akan turut tak bisa tidur dan merasa demam (HR Muslim).[vm]

Posting Komentar untuk "Islam dan Paradigma Rekonsiliasi"

close