Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rektor Kok Diktator!

hikma sanggala

Oleh : Ahmad Sastra

Telah lama buku itu menghilang, entah kemana. Kubongkar seluruh sudut rumah. Kutemukan juga buku itu akhirnya.  Buku berjudul Diktator karya Jules Archer. Banyak diceritakan dalam buku itu para pemimpin yang menjadi seorang diktator.

Sebuah renungan untuk para diktator. Mungkin orang bisa jadi superior pada waktu tertentu. Tapi dia tidak mungkin bisa menghebat selamanya. Sebab satu saat nanti, pasti akan dihentikan oleh waktu,  keruntuhan singgasananya atau kematian jasadnya. 

Kediktatoran, hanya punya satu tujuan yakni mengabdikan dirinya sendiri. Tulis tokoh anaskis Mikhail Bakunin, ia telah terbukti keliru. Tapi yang pasti manusia-manusia diktator selalu lahir di setiap zaman.

Dalam sejarah, manusia seperti fir’aun dan namrud lahir sebagai pemimpin diktator yang hanya menginginkan manusia lain tunduk kepadanya. Orang lain tidak boleh berbeda sedikitpun dengan kemauannya. Seorang diktator sesungguhnya budak dari pikirannya sendiri.

Diktatorisme hanya ada satu kata bahwa dirinyalah yang paling berkuasa dan paling benar. Bahkan puncak distatorisme fir’aun hingga merasa dirinya sebagai tuhan. Saat Musa mengutarakan pendapatnya dalam kerangkan dakwah untuk kebaikan, dianggap sebagai sebuah kesalahan.

Meski apa yang dibawa oleh Nabi Musa adalah kebenaran dari Tuhan yang sesungguhnya, namun oleh diktator fir’aun dianggap sebagai sebuah kesalahan. Maka tanpa rasa bersalah, fir’aun lantas mempersekusi Musa.

Kebenaran adalah fir’aun dan manusia harus tunduk kepadanya, begitulah kira-kira pikiran fir’aun saat itu. Maka jangan heran jika kekuasaan sering menjerat kepada diktatorisme.

Adalah ironis jika ada rektor tapi berperilaku seperti diktator, padahal kampus adalah rumah intelektual yang memiliki tradisi diskusi. Kampus adalah rumah gagasan yang harus terus berkembang dan dijaga. Perbedaan pendapat di kampus adalah sebuah kekayaan.

Jika kampus telah membelenggu pemikiran mahasiswa, maka tak layak lagi disebut sebagai kampus. Jika ada rektor yang mempersekusi gagasan mahasiswa, maka tak layak menjadi seorang rektor. 

Jika ada rektor yang diktator, maka kampus akan menemui ajalnya. Jika kampus diktator, maka negara akan dekat dengan kematiannya. Sebab suatu negara itu akan diisi oleh manusia-manusia yang diperbudak oleh kebodohannya yang lahir dari rahim kampus.

Tapi sebagaimana setiap zaman, selalu ada para penyeru kebaikan, tapi selalu ada juga diktator yang menghalanginya dengan kekuasaan. Apakah ada kampus di Indonesia yang dipimpin oleh fir’aun yang berusaha membunuh Musa hanya karena beda pendapat ????.

Entahlah, tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang. [www.visimuslim.org]

Posting Komentar untuk "Rektor Kok Diktator!"

close