Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benarkah Ayat Konstitusi Lebih Tinggi dari Ayat Suci?


Oleh : M Azzam Al Fatih (Pemerhati Umat dan Aktivis Dakwah)

Dalam pandangan umum ayat konstitusi adalah ayat/ hukum yang dibuat oleh manusia dalam rangka menjalankan sistem pemerintahan. Inilah yang dinamakan demokrasi, di mana sistem ini lahir dari mabda kapitalisme yang asal muasal tegaknya karena kesepakatan dari para rohaniawan dan para intelektual. Yang kemudian diambil kesepakatan jalan tengah dan dicapailah Atauran pemisahan agama dari kehidupan sebagai solusi menjalankan sistem pemerintahan.

Membuat aturan untuk mengatur dan menghukumi dirinya sendiri merupakan ciri khas dari demokrasi. Menurut para pengusung dan penganutnya pula, semua dijalankan secara baik dan menghasilkan kepuasan bagi rakyat. Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat adalah semboyan yang mereka jadikan dasar dalam menjalankan sistem pemerintahan.

Walaupun sesungguhnya, semua itu hanya kedok kapital untuk menipu rakyat. Semboyan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat ternyata hanyalah gombal. Rakyat hanya dipakai alat untuk menapuk kepimpinan mereka dalam rangka menguasai sumber daya alam yang ada pada negeri - negeri lain, khususnya negeri muslim.

Seperti pada awal munculnya ideologi kapitalisme, yang semua ditempuh atas manfaat pada individu. Maka hukum yang dibuat dalam demokrasi tetaplah sebuah kepentingan , sampai kapanpun. 

Tentunya ayat konstitusi yang dibuat demi kepentingan pribadi ataupun kelompok. Tidak akan memberi kemanfaatan sempurna justru membawa kerusakan yang nyata pada suatu negeri bahkan dunia. Kesejahteraan tidak terjamin, kemiskinan meningkat, kejahatan semakin merebak dari pencurian hingga korupsi, dari pelecehan hingga pembunuhan, dan lain - lain sebagainya.

Jika dilihat dari akal manusia yang sangat terbatas yaitu tidak dapat menjangkau zat-zat sang pencipta. Serta pada dirinya terdapat nafsu, jelas dalam membuat hukum tak lepas dari banyaknya kekurangan dan kepentingan pribadi.

Berbeda dengan ayat suci. ayat yang berasal dari sang Kholiq, pencipta sekaligus penguasa jagad raya. Ayat yang Allah SWT buat dalam rangka mengatur kehidupan manusia agar tidak rusak dan merusak. Kehidupan yang rahmatan Lil Alamin bukan kehidupan yang hancur akibat nafsu Angkara manusia yang tiada puas.

Allah SWT yang bersifat Azali tidak berawal tidak pula berakhir, kekal selama. Tentu hukum yang Allah SWT turunkan akan membawa suatu negeri yang sejahtera, makmur, adil, aman, serta menjadikan rakyat yang mulia. Sebab ayat yang Allah SWT turunkan sesuai dan tepat untuk mengatur dunia. Maka tak heran manakala hukum Allah SWT diterapkan secara kaffah menjadikan rahmat semua alam termasuk manusia.

Ayat suci, bukanlah ayat yang hanya memberi maslahat dunia saja namun akhirat pun juga. Barang siapa yang menerapkan serta menjalankan dalam kehidupan dan dijadikan sebagai ikatan dalam setiap perbuatan, maka dia telah mendapatkan pahala yang Allah SWT janjikan. Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Al Zumar ayat 73 dan 74


وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ

"Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.”


وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ صَدَقَنَا وَعْدَهٗ وَاَوْرَثَنَا الْاَرْضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاۤءُ ۚفَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ

"Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan tempat ini kepada kami sedang kami (diperkenankan) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka (surga itulah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal."


Berbeda dengan ayat konstitusi, yang hanya tulisan hasil pemikiran manusia kemudian dijadikan hukum bagi manusia. Sama sekali tidak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT, bahkan azab. sebab ia telah melampaui batas dari apa yang telah Allah SWT tetapkan. Bahwa yang berhak membuat hukum adalah Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an surat Yusuf ayat 40


مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلَّآ اَسْمَاۤءً سَمَّيْتُمُوْهَآ اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمْ مَّآ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗاَمَرَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ

"Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"

Berdasarkan Fitroh dan kemaslahatan yang ditimbulkan dari sebuah ayat maka ayat suci diatas ayat konstitusi. Ayat suci lebih mulia, sebab akan dapat menyelamatkan manusia baik di dunia maupun akhirat. Olehkarena itu sepantasnya ayat suci diperlakukan secara mulia baik menghormati dengan penuh adab maupun dimuliakan dengan dijadikan satu - satunya aturan dari segala aspek kehidupan dari aspek pribadi sampai aspek kenegaraan. yang menyangkut hal sepele buang air kecil, memakai sepatu, bertamu. Maupun menyangkut bidang ekonomi, sosial, pemerintah dan lain sebagainya.

Wahasil, Ayat suci Al-Qur'an adalah ayat yang paling agung dan paling tinggi. tidak ada ayat atau hukum yang lebih tinggi selain ayat dari Sang kholiq. Ayat suci yang membawa Rahmat bagi seluruh manusia, Yang pernah dibuktikan oleh Rosululloh SAW, para sahabat, dan para kholifah sampai zaman abad  kekhilafahan Turki ustmani. Ayat suci yang telah membuktikan pada dunia selama 14 abad. diemban oleh pemimpin yang lahir dari sistem Islam.

Wallahu'Alam Bhishowwab.

Posting Komentar untuk "Benarkah Ayat Konstitusi Lebih Tinggi dari Ayat Suci?"

close