Menanti Datangnya Pejabat Amanah
Oleh: M. Arifin (Tabayyun Center)
Islam juga mengajarkan bahwa pejabat wajib bersikap amanah dalam mengelola kekayaan negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
Namun tidak demikian dengan penguasa negeri ini. Kronisnya korupsi, kolusi dan nepotisme di kalangan pejabat membuat kekayaan negara yang seharusnya digunakan untuk kepentingan publik justru disimpangkan untuk memperkaya diri sembari mengukuhkan eksistensi kekuasaan dan kepentingan mereka. Pemberian hadiah, suap dari kalangan pengusaha kepada para pejabat misalnya telah menjadi sebuah tradisi yang melembaga. Muslim meriwayatkan dari Khaulah
عَنْ خَوْلَه الأَنْصَارِيَّةِ، رَضِىَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ، يَقُوْلُ: “إِنَّ رِجَالاً يَتَخَوَّضُوْنَ فِيْ مَالِ اللهِ بِغَيْرِ حَقٍّ فَلَهُمْ النَّارُ يَوْمَ القِيَامَةِ
Dari Khaulah al Anshariyyah, ia berkata: "Saya mendengar Nabi SAW bersabda: "Sesunguhnya orang-orang yang menguasai harta Allah dengan jalan yang tidak benar, maka pada hari kiamat nanti bagian mereka adalah api neraka." (HR. Bukhari)
Di dalam riwayat lain Rasulullah dengan keras mengecam tindakan pejabat negara yang menerima hadiah dari rakyat.
عَنْ أَبِى حُمَيْد السَّاعِدِى أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ، اسْتَعْمَلَ ابَن اللَّتْبِيَّة عَلَى صَدَقَاتٍ بْنِى سَلِيْمٍ، فَلَمَّا جَاءَ رَسُوْلُ اللهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ، حَاسَبَهُ، قَالَ: (هَذَا الَّذِى لَكُمْ، وَهَذِهِ هَدِيَّةٌ أُهْدِيَتْ إِلَىَّ)، فَقَالَ رَسُوْلَ اللهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ: “فَهَلَّا جَلَسْتَ فِي بَيْتِ أَبِيْكَ، وَبَيْتِ أُمِّكَ، حَتَّى تَأْتِيْكَ إِنْ كُنْتَ صَادِقاً“. ثُمَّ قَامَ رَسُوْلُ اللهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ، فَخَطَبَ النَّاسَ وَحَمِدَ اللهَ وَاَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: “أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّى أَسْتَعْمِلُ رِجَالاً مِنْكُمْ عَلَى أُمُوْرٍ مِمَّا وَلَّانِى اللهُ، فَيَأْتِي أَحَدُكُمْ فَيَقُوْلُ هَذَا لَكُمْ وَهَذِهِ هَدِيَّةٌ أُهْدِيَتْ لِى، فَهَلَّا جَلَسَ فِي بَيْتِ أَبِيْهِ وَأُمِّهِ حَتَّى تَأْتِيْهِ هَدِيَّتُهُ إِنْ كِانَ صَادِقاً، فَوَ اللهِ لَا يَأْخُذْ أَحَدُكُمْ شَيْئاً بِغَيْرِ حَقِّهِ إِلاَّ جَاءَ يَحْمِلُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ“
Dari Abi Humaid as-Sa'ady bahwa Rasulullah SAW mempekerjakan Ibnu Latbiyyah untuk urusan shadaqah Bani Sulaim. Tatkala ia mendatangi Rasulullah SAW untuk melakukan perhitungan, ia berkata: "Ini merupakan bagian kalian dan ini adalah hadiah yang diberikan kepada saya." Maka Rasululah SAW bersabda: Apa tidak sebaiknya engkau duduk saja di rumah bapakmu atau rumah ibumu hingga ia mendatangimu jika memenag engkau benar." Kemudian Rasulullah SAW berdiri dan memberikan khutbah keapda khalayak dan memuji Allah dan dirinya. Beliau kemudian bersabda: "Sesungguhnya saya telah mempekerjakan orang-orang diantara kalian terhadapa suatu urusan dari apa yang Allah kuasaan kepadaku. Lalu seorang diantara kalian tersebut datang dan berkata: ini untukmu dan ini adalah hadiah untukku. Apakah dia tidak duduk saja di rumah bapak dan ibunya hingga hadiahnya mendatanginyaq jika ia memang benar. Demi Allah tidak seorangpun diantara kalian yang mengambil sesuatu yang bukan haknya kecuali pada hari kiamat nanti ia akan menanggungnya." (H.R. Bukhari).
Belum lagi kolusi Penguasa dengan negara dan korporat asing dalam pengelolaan sumber daya alam negeri ini. Lewat sejumlah undang-undang seperti UU Penanaman Modal dan UU Migas, kekayaan milik ummat tersebut kini justru lebih banyak mengalir ke pihak asing dibandingkan kepada rakyat mereka. Sejumlah aset strategis seperti perbankan, telekomunikasi dan sumber daya alam seperti migas dan tambang mineral kini berada dalam telapak kaki asing. Mereka jelas-jelas menenggelamkan negeri ini dalam kubangan penjajahan asing. Padahal Allah SWT dengan tegas menyatakan keharaman pihak asing untuk menguasai berbagai urusan kaum muslimin.
وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
"Dan Allah tidak memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang beriman." (QS: An-Nisa: 141). []
Posting Komentar untuk "Menanti Datangnya Pejabat Amanah"