Rezim Khianat, Rakyat dan Syariat
Oleh: Ust. Kamil Abdullah
Dari kamera satelit terlihat, negeri Belabulau didominasi warna kelabu-pekat. Serasi dengan wajah Presiden Jangitu yang galau-pucat. Bukan akibat pusing-penat mikirin 'nasib rakyat'. Tapi karena takut kualat 'dimakzulkan' rakyat.
Berapa banyak rakyat — hidup berkutat di zona menyayat; di rentang antara 'kelewat melarat' dan 'miskin teramat sangat'. Dipaksa peras darah dan keringat.
Sementara rezim khianat melayani para pemodal kuat. Pendana proses sang kandidat hingga 'sukses' melesat. Disusul proyek balas jasa 'pat gulipat' saat 'si boneka' duduk menjabat. Dengan sistem kapitalis produk Barat, rezim khianat 'mengintai' dan 'memangsa' rakyat!
Bukan soal kemanusiaan, waktu maupun tempat. Wabah pandemik pun tak luput buat diperalat. Bahkan mumpung rakyat dalam situasi 'gawat darurat' sibuk menghindari virus agar keluarga tetap sehat selamat..., diam-diam rezim khianat sahkan Undang Undang Minerba demi kepentingan konglomerat. Agar sumber daya alam lebih leluasa mereka embat. Tak lupa disertai pasal pidana terhadap rakyat yang 'dinilai' menghambat.
(Padahal sumber daya alam merupakan kepemilikan umum untuk kesejahteraan rakyat)!
Mana para 'ideolog hebat' dengan gaji berlipat-lipat yang mereka makan dari pajak rakyat? Beranikah mereka mendebat, atau sebatas kasih nasihat; bahwa UU Minerba bertentangan dengan 'ideologi BLA-BLA-BLA-BLA' karena merusak lingkungan hayat dan 'meng-nyeng-seng-sa-ra-kan' rakyat?
Ataukah mereka cuma bisa bersilat-pendapat tentang hal sepele yang tak bermanfaat? Atau hanya mau 'becandaan' saat 'rihat' tanpa mengernyitkan jidat?:
"Mari sama-sama kita lihat... 'Ideologi BLA-BLA-BLA-BLA' dengan suku kata berjumlah empat... Apabila kita peras jadi tiga suku kata 'BLA-BLA-BLA', itu lafazh yang lebih padat... Dan kalau kita peras lagi jadi satu suku kata 'BLA', itulah lafazh yang paling singkat...!"
Haa...?
(Tahu-tahu ada RUU selesai dibuat! Tiba-tiba pokoknya sepakat! Terus pengesahan maunya lewat jalur kilat...!)
Rezim khianat suka mencari 'kelengahan' rakyat, setelah itu 'sikaaat'...!
***
Bila rezim khianat masih nekat bersiasat sesat..., berpihak pada konglomerat sambil menginjak rakyat..., macam memungut asuransi sehat - disamping ribawi juga naik terus dan menjerat, atau memaksakan potongan gaji 'atas nama' tabungan perumahan rakyat yang menjadikan beban hidup masyarakat semakin berat..., memberi jalan komunis untuk kembali mencuat..., menggiring masalah 'Ketuhanan' hanya sekedar budaya, tradisi dan adat istiadat...
Yach, bila rezim khianat di negeri Belabulau masih nekat bersiasat sesat..., maka 'pemakzulan' oleh rakyat, siapa tahu bisa lebih dipercepat...!
Wahai rakyat... Mari kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat - kita atur dengan syariat. Niscaya hidup kita dijamin penuh berkat.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
[QS.(7) Al-A'râf: 96].
Posting Komentar untuk "Rezim Khianat, Rakyat dan Syariat"