Islam : Agama, Ideologi dan Cita-Cita Politik Kita



Oleh : Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Islam merupakan agama yang khas. Yang membedakan Islam dengan agama lain adalah tauhid.

Sebagai agama, Islam berhasil menghilangkan masa kejahiliahan yang mengakar kuat pada bangsa Quraisy. Islam mampu memberantas penyakit masyarakat sperti berjudi, berzina dan membunuh bayi perempuan.

Islam berhasil menghilangkan praktik penyembahan berhala di seluruh jazirah Arab menuju penyembahan satu Tuhan yakni Allah SWT. Islam mampu menyatukan berbagai suku, bangsa dan ras dalam satu akidah.

Ternyata peran Islam bukan sekedar agama namun telah menjadi ideologi besar dunia. Ideologi dalam artian Islam mampu menjawab semua problematika manusia baik itu menyangkut ibadah maupun muamalah.

Islam dalam bentuk negara bukan teokrasi bukan pula sekuler. Sangat sulit dijumpai sebuah negara yang menjadikan agama sebagai solusi berbagai masalah kehidupan. Di Barat, negara teokrasi (spiritual) adalah bencana bagi kemanusiaan.

Agama tidak bisa menjadi solusi malah menjadi alat pemeras masyarakat. Akibat arus sekularisme dari Barat, banyak negara menolak Islam sebagai asas kehidupannya. Padahal Islam pernah menjadi negara yang mampu menjawab semua permasalahan yang tak mampu dijawab oleh negara sekuler dan negara teokrasi.

Negara sekuler memakmurkan para kapitalis dan menginjak-injak masyarakat yang lemah modal. Negara teokrasi hanya menguntungkan kaum agamawan yang memperalat agama untuk keuntungan dunia.

Negara Ilahi (Khilafah Islam) ternyata mampu menjawab permasalahan politik, spiritual dan sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam sejarah Khilafah, di satu sisi akidah dikuatkan dan di banyak sisi masyarakatnya maju dalam hal ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Negara Khilafah Islam tampak sebagai negara yang bukan sekuler dan bukan pula teokrasi. Tapi negara ini bisa menyatukan unsur spiritual dan praktik muamalah.

Maka wajar bila dalam Khilafah Islam ada ulama yang sekaligus ilmuwan dan negarawan. Contohnya Ibnu Khaldun seorang Ulama yang mampu merumuskan ilmu pemerintahan dalam tulisan ilmiah tingkat tinggi. 

Khilafah Islam memajukan para Ulama dan kajian-kajian Islam tetapi di sisi lain sangat maju ekonominya. Sehingga pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak ditemukannya orang miskin yang berhak menerima zakat di Benua Afrika.

Ini sangat berbeda dengan negara demokrasi pada zaman modern. Negara berbasis demokrasi telah mengamputasi agama sehingga kapitalislah yang berjaya.

Namun, masyarakat semakin miskin, pengangguran bertambah banyak dan semakin membenci ajaran agama (baca: Islam). Negara demokrasi sukses mengarahkan dirinya menjadi negara kapitalis.

Sehingga yang kuat semakin kuat dan menindas yang semakin lemah. Inilah masa jahiliyah kedua.

Oleh karena itu jika ingin mendapatkan negara yang sekuat Khilafah Islam dulu, masyarakat harus menjadikan Islam sebagai cita-cita politik mereka. 

Dengan meniru gerakan politik Rasulullah SAW dalam menegakkan Daulah Islam di Madinah. Sebuah institusi politik yang mampu menghancurkan sistem jahiliyah dan memakmurkan umat manusia []

Bumi Allah SWT, 10 Juli 2020

Posting Komentar untuk "Islam : Agama, Ideologi dan Cita-Cita Politik Kita"