Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemuda 23 Tahun itu Mengubah Gunung jadi Ombak bagi 72 Kapal dan Membebaskan Konstantinopel




Oleh : Roky almaroky

Konstantinopel sebuah pemerintahan yang kuat di zamannya. Ia memiliki sistem pertahanan kota yang kokoh.

Kota ini mampu menahan serangan dari berbagai penjuru karena memiliki benteng pertahanan yang kokoh. Mungkin kesultanan Buton terinspirasi dari kota ini. Ya, Kota Buton di tanah air kita memiliki sebuah benteng terluas yang dikenal dengan negeri Khalifatul Khamis di Buton Prov. Sultra.

Kembali ke konstantinopel. Kota ini memiliki tembok yang luar biasa tebal dan tinggi, tingginya sekitar 18 m sebanyak 3 lapis, tidak ada satupun teknologi yang dapat menghancurkan dan menembus tembok ini pada masa itu. Dan untuk inilah pemuda Muhammad Al-Fatih membentuk tim  khusus untuk membuat senjata yang dapat melumpuhkan tembok itu.

Maka dipersiapkanlah meriam raksasa yang dapat melontarkan peluru seberat 680 kg. Al-Fatih juga mempersiapkan 250.000 pasukan. 

Selanjutnya pasukan ini dibagi menjadi tiga, yaitu 1)pasukan laut dengan 400 kapal perang menyerang melalui Laut Marmara, 2)kapal-kapal kecil untuk menembus Selat Tanduk Emas, dan 3)sisanya melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat Konstantinopel.

Operasi pembebasan dimulai pada tanggal 6 April 1453. Ini kemudian terkenal dengan sebutan The Siege of Constantinople.

Pasukan Muhammad Al-Fatih mendapat perlawanan sengit dari pasukan konstantin. Belum lagi ditambah serangan bantuan dari negeri kristen lewat laut.

Kondisi sampai tanggal 21 April 1453 tidak sedikitpun ada tanda-tanda kemenangan. Bahkan mental pasukan pun cukup tertekan.

Namun Pemuda 23 tahun yang jadi pemimpin pasukan ini bukanlah sembarangan pemuda. Ia pemuda sholih yg cerdas. Rajin puasa, bahkan sholat sunah pun tak ditinggalkannya sehingga memiliki kekuatan mental luar biasa.

Ia pun memerintahkan pasukannya untuk   mencoba suatu cara yang tidak terbayangkan. Hanya orang beriman yang bisa memahaminya.

Ia mengubah gunung Galata hanya menjadi ombak bagi kapalnya. Bahkan hanya dalam waktu semalam ada 72 kapal yang pindah dari selat bosphorus menuju selat tanduk. Ini hanya bisa dilakukan oleh kecanggihan akal manusia yang beriman & beramal sholih. 

Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah tentang Byzantium mengatakan:

“Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung,”

72 Kapal Al-Fatih dipindahkan dari Selat Bosphorus ke Selat Tanduk melalui Pegunungan GALATA dalam waktu hanya SATU malam.

Pada tanggal 27 Mei 1453, tanda-tanda kemenangan sudah nampak dekat.  Muhamamad Al-Fatih pun mengumpulkan para pasukannya lalu berkhutbah didepan mereka:

“Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah saw telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran”

Ini pidato berkualitas luar biasa. MasyaAllah, Ia mengingatkan dan menegaskan  pada pasukannya bahwa kemenangan tidak akan bisa dicapai dengan mengandalkan kekuatan belaka. Bukan juga karena kecerdasan dan strategi perang. 

Muhammad Al-Fatih sangat memahami bahwa kemenangan hanya akan tercapai dengan izin dan pertolongan Allah. Bukan karena kehebatan pemimpin dan pasukannya semata.

Maka ia meminta seluruh pasukannya bermunajat pada Allah, menjauhkan diri dari maksiat, bertahajjud pada malam harinya dan berpuasa pada esok harinya. Pada tanggal 29 Mei 1453, serangan terakhir dilancarkan, dan sebelum Ashar, al-Fatih sudah menginjakkan kakinya di gerbang masuk konstantinopel. Berakhirlah pengepungan selama 52 hari lamanya dan penantian panjang akan janji Allah selama 825 tahun lamanya.

Konstantinopel telah dibebaskan kaum muslim melalui tangan Al-Fatih.  Seorang pemuda usia 23 tahun yang bisa memimpin pasukan besar dan membebaskan kota dengan kekuatan besar.

Dengan keimanan dan ketaqwaan, Ia mampu menjaga semangat, persatuan, dan kesabaran selama 52 hari perang. 
Ia mencatatkan diri dalam sejarah sebagai anak muda berumur 23 tahun yang menaklukan sebuah peradaban besar.

Ia pemuda yang sangat yakin dan menyambut kebenaran janji Allah dan bisyarah rasul-Nya. Kemampuan melihat tidak dengan mata tetapi dengan keimanan, kekuatan yang melebihi apapun.

Pemuda itu sudah menyambut, merealisasikan janji Allah dan bisyaroh Rasulullah. Kini giliran kita.
Masih ada satu bisyarah lagi yang Rasulullah SAW sampaikan pada kita, yang mengajak kita semuanya untuk merealisasikan itu. Sebagaimana hadits beliau yang mulia, sbb :

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”. (HR. Ahmad).

Jika Muhammad al Fatih dalam usia muda sudah mempersiapkan diri untuk menyambut janji Allah dan bisyaroh Rasulullah, Maka kini giliran kita menyambutnya. Semoga Allah menolong...

*)disarikan dari berbagai sumber.

Posting Komentar untuk "Pemuda 23 Tahun itu Mengubah Gunung jadi Ombak bagi 72 Kapal dan Membebaskan Konstantinopel"

close