Hanya Khilafah, Umat Berjaya Sedangkan Demokrasi Ekspor Amerika Paling Mematikan Di Dunia

 


Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Khilafah selalu viral menjadi pembicangan di antara masyarakat. Menjadi ide yang tak pernah mati.

Diskusi tentang Khilafah adalah hal yang wajar dan wajib bagi Kaum Muslimin. Bahkan banyak pakar dan ahli sejarah non Muslim memuji keagungannya.

Khilafah bukan sekedar sejarah tetapi telah menjadi solusi di setiap episode kehidupan manusia. Pada zaman Khulafaur Rasyidin mampu membebaskan Afrika dan Jazirah Arab dari cengkraman penjajahan Romawi, adidaya kala itu.

Pada zaman pertengahan pun Khilafah mampu membebaskan Palestina dari pendudukan Barat. Khilafah mencetak Kampus pertama di dunia yaitu Al Azhar yang menjadi ikon pendidikan dunia.

Khilafah pun berhasil menciptakan Rumah Sakit gratis tanpa iuran semacam BPJS. Warga negara yang sakit mau pun para pendatang dari luar negeri berhak mendapatkan layanan kesehatan yang gratis.

Diberi makanan dan terapi gratis. Bahkan dibekali ketika sudah sembuh. Ini berbeda dengan Eropa abad pertengahan.

Di Eropa praktik mandi dianggap praktik dukun. Orang yang terluka kakinya bukan diobati malah diamputasi. Sistem sanitasi kota kotor dan tak ada sistem pembangunan WC.

Khilafah menjadi rujukan Eropa dalam sains dan sanitasi setelahnya. Bahkan Khilafah ketika mendekati zaman keterpurukan pun masih bisa berkontribusi untuk dunia.

Khilafah Utsmani berhasil menemukan vaksin campak. Vaksin ini menyelamatkan nyawa istri dubes Inggris dan kemudian vaksinnya dikembangkan dan disebarluaskan di dunia.

Berbeda dengan produk demokrasi. Demokrasi yang disebarkan dari Barat menjadi alat perusak Kaum Muslimin.

Dengan alasan demokrasi, AS negara adidaya saat ini terus saja melakukan penjajahan ke seluruh dunia.

AS terus berinovasi dan melakukan penelitian tentang negara-negara selain dirinya. Analisis politik pun dibuat oleh Departemen Luar Negeri AS agar tetap langgeng menjajah.

AS berhasil menjajah Irak, Afganistan dan Suriah dengan alasan demokrasi terancam oleh kelompok garis keras. Namun, mengambil kesempatan untuk menguras SDA seperti minyak di daerah jajahannya.

Sedangkan negara lain dipaksa menerapkan demokrasi, agar AS bisa mendapatkan UU yang pro terhadap perusahaan kapitalisnya.

Sudah banyak contoh, salahsatunya Freeport, yang bebas menyedot SDA Indonesia di Papua. Bebasnya Freeport bergerak karena diduga didukung oleh UU yang pro asing. Ratusan kilogram emas dan uranium disedot AS setiap harinya di Papua sedangkan devisa untuk negara sangat kecil. 

Ada pakar yang menyebutkan hanya 1% devisa didapatkan dari aktivitas penambangan Freeport. Efek lain dari demokrasi Timor Leste lepas dari Indonesia

Negara-negara yang demokratis pun harus menelan pil pahit. Selalu kalah dalam menghadapi negara kapitalis raksasa. Menderita karena utang dan banyak warganya yang miskin dan pengangguran.

Biaya berobat dan pendidikan pun mahal sehingga banyak yang meninggal serta putus sekolah. Ini lah fakta diterapkannya demokrasi. AS senang karena negara lain melemah karena demokrasi.

Ratusan tahun AS hidup di dunia namun tak ada negara yang makmur atau dimakmurkan oleh demokrasi. Yang ada hanyalah negara yang kuat secara kapitalis menginjak-injak negara yang lemah. Demokrasi sistem yang gagal.

Oleh karena itu harus segera diganti dengan Khilafah. Khilafah punya sejarah agung yang membebaskan AS dan Eropa dari belenggu kelaparan (The Great Hunger).

Artinya Khilafah mempunyai manfaat untuk seluruh negara. Itu lah yang sedang diperjuangkan oleh seluruh Kaum Muslimin. Yaitu tegaknya Sistem Khilafah di dunia. []

Bumi Allah SWT, 24 Agustus 2020


Posting Komentar untuk "Hanya Khilafah, Umat Berjaya Sedangkan Demokrasi Ekspor Amerika Paling Mematikan Di Dunia"