Dzalim! Mengalami Gejala Covid-19, Aktivis Hizbut Tahrir Ukraina, Teymur Abdullayev Tidak Memperoleh Perawatan Didalam Penjara Rusia



Kiev, Visi Muslim- Teymur Abdullayev, seorang aktivis dari Hizbut Tahrir saat ini sedang ditahan oleh otoritas Rusia. Kondisinya kini juga sedang mengalami gejala Covid-19 berupa demam tinggi, lemah dan batuk, ditambah dia ditempatkan di penjara tanpa bantuan medis.

Ibu Teimur Abdullayev, Dilyara Abdullayeva dikutip dalam sebuah laporan dari media lokal Ukraina, Kamis, (19/11/2020) meminta kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengambil kendali pribadi atas situasi yang dialami putranya dan mengambil tindakan untuk memberikan perawatan medis kepadanya.

Dilyara Abdullayeva mengatakan bahwa putranya Teymur dan Uzeyir tidak dapat dibenarkan jika ditempatkan di koloni penjara di kota Salavat di Republik Bashkortostan (Rusia).

Namun, menurut Abdullayeva, keadaannya kini semakin memburuk akibat kondisi kesehatan Teymur yang memiliki gejala COVID-19, khususnya demam, lemas dan batuk sesak.

Menurut laporan media, wabah virus corona telah terjadi di koloni tempat Teymur ditahan.

“Anak saya dengan gejala virus dikirim ke sel hukuman. Bahkan, dia dijebloskan ke pusat penahanan pra-sidang sampai mati! Pusat penahanan pra-sidang adalah penjara bawah tanah, dalam kondisi seperti itu sulit untuk bernapas, kekurangan oksigen, dan memiliki kelembaban tinggi. Dia butuh perawatan medis yang mendesak karena sedang sekarat, "kata ibu Teymur.

Dia khawatir putranya tidak akan dapat bertahan hidup tanpa perawatan medis di pusat penahanan pra-sidang, jadi dia meminta Zelensky untuk menanggapi situasi tersebut, mengambil kendali pribadinya dan mengambil tindakan yang memungkinkan untuk memberikan perawatan medis kepada Teymur.

"Anak saya dalam bahaya. Tanpa tanggapan Anda terhadap situasi ini, anak saya akan mati! Seorang ibu dari Krimea meminta bantuan kepada Anda. Saya ingin percaya pada keselamatannya dengan dukungan Anda... Jangan biarkan anak saya membusuk hidup-hidup. Tidak bisa dibiarkan kekejaman seperti ini, mati dibuang di tempat isolasi tanpa memperoleh perawatan medis, Itu tidak manusiawi", - desak Abdullayeva.

Di halaman Facebook-nya, dia juga meminta bantuan presiden pendudukan, Vladimir Putin, untuk menyelamatkan putranya.

Sebelumnya:

Pada 18 November, Komisaris Verkhovna Rada untuk Hak Asasi Manusia Lyudmila Denisova mengatakan bahwa tindakan seperti itu oleh penjaga penjara Rusia sama saja dengan penyiksaan dan meminta rekan Rusia-nya, Tatiana Moskalkova, untuk "segera menanggapi dan memastikan bahwa hak-hak Abdullayev dipulihkan."

Secara khusus, ia menuntut diakhirinya penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi, menyediakan perawatan medis yang layak, dan memperoleh tempat tahanan yang sesuai dengan aturan untuk perlakuan terhadap narapidana, dan legalitas penahanan Abdullayev.

Hizbut Tahrir: Dan perlakuan dzalim yang dihadapi oleh para aktivisnya di Ukraina

- Pada 12 Oktober 2016, penggeledahan dilakukan di lima keluarga Muslim di Krimea. Sebagai hasil dari penggeledahan tersebut, lima muslim Tatar Krimea ditahan atas tuduhan berpartisipasi dalam keanggotaan Hizbut Tahrir, yakni: Rustem Ismailov, Uzeyir Abdullayev, Teymur Abdullayev, Emil Dzhemadenov, Ayde.

- Pada 18 Juni 2019, Pengadilan Militer Distrik Kaukasus Utara menghukum Teymur Abdullayev 17 tahun penjara dengan keamanan maksimum, Uzeyir Abdullayev 13 tahun, Ismailov 14 tahun, dan Saledinov dan Dzhemadenov 12 tahun.

- Pada 24 Desember, Mahkamah Agung Federasi Rusia kembali memutuskan memberi hukuman: Teymur Abdullayev hukuman penjara hingga 16,5 tahun dan 1 tahun dan 4 bulan pengawasan administratif, Uzeyir Abdullayev hukuman penjara hingga 12,5, Ismailov hukuman penjara hingga 13,5, Dzhedadenov dan Saledinov menerima hukuman penjara hingga 11,5 tahun.

Kementerian Luar Negeri Ukraina memprotes keras hukuman ini dan menyerukan peningkatan sanksi terhadap Rusia. [] Gesang

Posting Komentar untuk "Dzalim! Mengalami Gejala Covid-19, Aktivis Hizbut Tahrir Ukraina, Teymur Abdullayev Tidak Memperoleh Perawatan Didalam Penjara Rusia"