Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Multaqa Ulama Tapal Kuda Jatim, Kutuk Penghina Nabi, Tinggalkan Demokrasi, Batalkan Omnibus Law

 


Tapal Kuda, Jatim, Visi Muslim- Multaqo Ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah diselengarakan secara online melalui Wabinar Zoom dan Live Streaming YouTube di channel “Bromo Bermartabat”, Selasa, (3/11/2020). Kegiatan tersebut dimulai pada pukul 20.00 WIB dibuka oleh MC Ustadz Nanang Setiawan dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Siswanto, serta dibawakan oleh Host yaitu Gus Zen.

Sesi pertama adalah Sambutan dari Shohibul Fadhilah Al Mukarrom KH. Abdulloh Amroni selaku Pengasuh Ponpes Kyai Sekar Al-Amri, Leces Probolinggo, Jatim.

Acara selanjutnya adalah Aqwal Ulama’ yang disampaikan oleh sejumlah tokoh dan Ulama dari berbagai daerah di Wilayah Tapal Kuda Jawa Timur.

Salah satu Tausiyah disampaikan oleh Shohibul Fadhilah Al Mukarrom Kyai Muhammad Bajuri selaku Pengasuh Majelis Ta’lim Darun Nafais, Pasuruan. Beliau menjelaskan bahwa bukti kerusakan demokrasi sebagai ‘sistem sampah’ adalah boleh dilakukannya penghinaan terhadap Nabi dengan alasan kebebasan. Beliau merujuk pada salah satu kitab karya Syaikh Abdul Qaddim Zallum “Demokrasi adalah Sistem Kufur, sehingga kita diharamkan untuk mengambilnya, menerapkannya, serta mendakwahkannya.



Tausiyah selanjutnya disampaikan melalui Bahasa Madura oleh Shohibul Fadhilah Al Mukarrom Gus Rohibni Bashri selaku Pengasuh Madin Nurul Mas’ud, Pasuruan. Beliau menjelaskan bahwa Khilafah-lah yang mampu menyelesaikan permasalahan umat, termasuk banyaknya penghinaan terhadap Islam. Beliau juga mengutip kitab Rahmatul Umam fii Ikhtilaafil A-immah mengenai wajibnya Khilafah “Telah sepakat para Imam Ahlussunnah dan Imam Madzahib bahwa Al-Imamah atau Al-Khilafah adalah kewajiban. Dan wajib sedejenah (bagi seluruh) Umat Islam untuk mengangkat sittung (satu) Imam/Khalifah untuk nyelenagi (menjalankan) syi’ar-syi’ar Islam”



Selanjutnya, Shohibul Fadhilah Al Mukarrom Ustadz Indra Fakhruddin selaku Pengasuh Halaqoh Taqorrub Ilallah, Probolinggo turut mengkritik Undang-Undang Omnibus Law secara detail “Undang-Undang ini sangat dramatis. Dari segi legislasi, UU ini memiliki banyak versi, bahkan anggota legislatif-pun masih banyak yang belum punya. Proses legislasinya terkesan sangat mendadak. Padahal UU ini berisi 186. ”Bukan hanya memaparkan kritik, beliau juga memberikan analisis terkait UU ini “Kalau diperhatikan dari kacamata ideologis, UU ini dilandasi dengan motif politik dan ekonomi penguasa. Dimana faktor penarik datangnya investasi asing ke negara ini adalah mental pemerintah Indonesia.”



Shohibul Fadhilah Al Mukarrom Gus Tuhu selaku Pengasuh Majelis Ta’lim Al-Mustanir, Probolinggo menyampaikan Tausiyah kedelapan terkait problematika umat yang muncul akibat tidak diterapkannya syari’at Islam “Penghinaan demi penghinaan terus menimpa baginda Nabi Muhammad saw., sedangkan kita tidak bisa melakukan apapun. Kalaupun ada pemimpin yang terkesan mengutuk tindakan penghinaan kepada baginda Nabi saw., namun dia bukan Khalifah, maka perkataannya hanya sebatas perkataan. Tidak ada tindakan nyata”



Gus Tuhu juga mengingatkan “Maka, tidak ada pilihan bagi umat Islam kecuali kembali pada Syari’at Islam.” []


Posting Komentar untuk "Multaqa Ulama Tapal Kuda Jatim, Kutuk Penghina Nabi, Tinggalkan Demokrasi, Batalkan Omnibus Law"

close