Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda: Kutuk Penghina Nabi, Tolak Demokrasi Batalkan Omnibus Law!



Tapal Kuda, Visi Muslim-  Kyai Ahmad Sukirno, Pengasuh Majelis Taklim Baitus Silmi Sukorejo menjelaskan kewajiban untuk meneladani dan membela Rasulullah Saw dari segala macam upaya yang merendahkan dan menistakan beliau.

“Untuk itu kita wajib hukumnya membela Rasulullah Saw dan menuntut siapapun penghinanya, negara besar maupun kecil, adidaya maupun bukan, orang-orang kafir jangan coba-coba kalian terus-menerus menghina terhadap panutan kami yang telah ditetapkan dalam kitab suci Alqur’an,” tutur Kyai Ahmad Sukirno dalam kegiatan Multaqo Ulama Tapal Kuda bertajuk “Kutuk Penghina Nabi, Tolak Demokrasi Batalkan Omnibuslaw”. Acara ini merupakan wujud silah ukhuwah dan dakwah yang dihadiri oleh ratusan ulama secara daring. (Selasa, 3/11)

Kyai Ahmad Sukirno juga menekankan urgensi keberadaan khilafah yang harus segera disadari oleh segenap kaum muslimin. Sebab hanya khilafah yang dapat memberikan pembelaan secara penuh terhadap Nabi Muhammad Saw dan simbol-simbol Islam mulia lainnya.

“Kita sebagai umat Islam wajib bertahan. Alhamdulillah, kita punyai ajaran khilafah. Seandainya saat ini khilafah ini tegak tentu saja seluruh kaum muslimin di seluruh dunia ini pasti akan memerangi mereka siapapun yang menghina dan melecehkan Rasulullah Saw. Kalau sekarang ini khilafah belum tegak, maka kita lakukan apa saja yang bisa dilakukan yaitu menuntut, mengkutuk, dan kalau bisa memberikan peringatan,” tegas Kyai Sukirno.

Selaras denga keterangan tersebut, KH. Abdullah Amroni, Pimpinan PP. Kyai Sekar Al Amri Probolinggo menegaskan bahwa kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw kita dituntut untuk memiliki kepedulian terhadap kondisi kaum muslimin. Di saat kerinduan memuncak pada Nabi Muhammad Saw namun muncul penghinaan terhadap beliau dari pemimpin negara kafir Perancis. Ini semua muncul karena tidak adanya kepemimpinan yang lahir dari akidah Islam.

“Dakwah adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Kewajiban ulama untuk amar ma’ruf nahi munkar, Ihtimam (perhatian) atas urusan agama dan umat, serta melakukan muhasabah terhadap penguasa. Prinsip kebebasan berekspresi dan undang-undang buatan manusia adalah hasil dari demokrasi yang dipaksakan atas umat Islam.” ucap KH. Abdullah Amroni.

KH. Abdullah Amroni menyebutkan ketiadaan negara yang memberlakukan syariat Islam menyebabkan datangnya kemunduran dan keterpurukan yang perih bagi kaum muslimin. Sebab itu harus ada upaya dalam mengopinikan sekaligus memperjuangkan berdirinya negara yang berdasarkan akidah dan syariat Islam tersebut.

“Realitas yang rusak, keburukan dan keterpurukan kaum muslimin itu terjadi karena tidak memiliki perisai, pelindung dan pemimpin yang memberlakukan hukum-hukum Allah di muka bumi dalam institusi formal, Daulah Khilafah Rosyidah ala Minhajin Nubuwwah,” lanjut KH. Abdullah Amroni.

Acara Multaqo Ulama Tapal Kuda ini disiarkan secara live streaming dan dapat disaksikan ulang di Channel Youtube Bromo Bermartabat. [] YinWin

Posting Komentar untuk "Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda: Kutuk Penghina Nabi, Tolak Demokrasi Batalkan Omnibus Law!"

close