Ustaz Labib: Surat Maryam 33 Menegaskan Kebatilan Trinitas
Jakarta, Visi Muslim- Menyikapi sebagian orang yang menjadikan Al-Qur’an surah Maryam ayat 33 sebagai dalih dibolehkannya ucapan selamat Natal, Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S. Labib mengatakan justru ayat ini menegaskan kebatilan akidah yang menjadikan Nabi Isa as. sebagai Tuhan.
“Justru ayat ini menegaskan kebatilan akidah yang mengatakan Isa itu sebagai Tuhan,” tuturnya dalam acara Live Fokus: Natal dan Pluralisme Agama? Ahad (20/12/2020) di kanal YouTube Fokus Khilafah Channel.
Ia mengatakan, sebenarnya firman Allah tersebut memberitakan perkataan Nabi Isa as. ketika masih kecil. Ketika itu, Isa masih digendong oleh ibunya dan berkata kepada orang-orang yang hadir pada saat itu. Ucapannya itu diberitakan ini. “Dan keselamatan untukku. Lah yang ngomong itu berarti Nabi Isa. Pada hari aku dilahirkan. Jadi, yang mengatakan pada hari aku dilahirkan itu Nabi Isa bukan Allah,” ujarnya.
Menurutnya, justru ayat ini bertentangan dengan akidah trinitas yang mengatakan Isa itu sebagai Tuhan.
“Karena hari aku dilahirkan, yang lahir itu manusia, Tuhan tidak pernah lahir. Dan hari aku mati, yang punya sifat mati juga hanya manusia, Allah tidak punya sifat mati. Dan hari aku dibangkitkan pada saat itu, ini kalau kita lihat juga sifat manusia. Oleh karena itu, justru ayat ini itu bertentangan dan membatalkan akidah trinitas yang mengatakan Isa itu sebagai Tuhan,” ungkapnya.
“Isa lahir, Isa wafat, Isa dibangkitkan maka itu menunjukkan Isa adalah manusia, bukan Tuhan dan bukan Anak Tuhan,” tambahnya.
Ia menegaskan Natal bukan sekadar kelahiran Isa sebagai seorang Nabi. Tetapi, itu dirayakan sebagai kelahiran anak tuhan. “Ini justru bertentangan dengan Surat Maryam ayat 33. Jadi, tidak ada kaitannya sama sekali dengan ucapan selamat Natal,” tegasnya.
“Iman Ibnu Katsir mengatakan ayat ini menetapkan tentang peribadahan itu hanya kepada Allah SWT dan menegaskan bahwa Isa itu adalah makhluk dari Allah yang hidup, yang mati dan dia dibangkitkan sebagaimana makhluk-makhluk yang lain,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, mengucapkan selamat kepada Nabi Isa yang dianggap sebagai Tuhan, menurutnya, ini problem secara akidah. Karena dalam ayat itu justru meneguhkan Isa adalah makhluk Allah SWT, yang hidup, yang mati dan dibangkitkan.
“Kalau kemudian ucapan selamat Natal ditujukan kepada pemeluknya yang meyakini itu. Ini juga salah. Bagaimana mungkin ada orang yang melakukan perbuatan yang diharamkan dan dimurkai Allah SWT kok diucapkan selamat. Mestinya ketika ada orang yang melakukan kemungkaran itu justru diberi nasihat,” ujarnya.
Ia heran jika ada ulama yang menjadikan ayat ini sebagai dalih ucapan selamat Natal. “Itu aneh sekali. Mengapa? Yang pertama, ayat ini bukan ayat ahkam. Padahal untuk memberikan status hukum syara haruslah memakai ayat tentang hukum. Ini bukan ayat hukum. Ini adalah ayat tentang kisah yang terjadi pada Isa. Ayat tentang kisah tidak boleh dijadikan sebagai ayat untuk menetapkan berbagai hukum,” ungkapnya.
Kedua, menurutnya, kandungan ayat ini tidak ada kaitannya dengan hukum syara tentang ucapan selamat Natal. Ayat ini justru meneguhkan kebenaran akidah Islam dan sekaligus meneguhkan kebatilan akidah yang mengatakan bahwa Isa sebagai Tuhan selain Allah SWT.
“Makanya, saya tidak menemukan penjelasan di dalam kitab tafsir muktabar bahwa ayat itu bisa dijadikan dalil untuk membolehkan selamat Natal,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it
Posting Komentar untuk "Ustaz Labib: Surat Maryam 33 Menegaskan Kebatilan Trinitas"