Ampun... Selamatkan 'Kami'
Oleh: Taufik S. Permana
Sebagaimana dikutip dari kompas.com (19/03/2021)Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat, sejak 1 Januari hingga 16 Maret 2021, terdapat 426 kasus kekerasan seksual dari total 1.008 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan Ali Khasan mengatakan, data tersebut berdasarkan hasil pelaporan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni-PPA). "Sejak 1 Januari sampai 16 Maret 2021, ada 426 kasus kekerasan seksual dari 1.008 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Ali dalam diskusi daring, Jumat (19/3/2021).
Catatan
Data di atas sangat memprihatinkan. Jika kita telusuri penyebab, bisa jadi dampak derasnya gaya hidup liberal materialistik yang dipromosikan industri media, internet dan entertainment.
Kejahatan seksual memang akan terus menjadi momok di negara-negara kapitalis, termasuk d negeri-negeri muslim, karena memang masalah tidak mungkin diselesaikan secara tuntas. Semua berawal dari penyangkalan mereka, bahwa kasus-kasus kekerasan seksual disebabkan perilaku mereka yang mendewakan syahwat. Padahal perempuan yang mengumbar aurat dan ajakan berperilaku seks bebas menjadi fenomena yang terjadi setiap hari dan mengisi fantasi liar manusia-manusia yang tidak takut akan kehidupan sesuadah mati. Lalu, bagaimana kebejatan seksual bisa dihentikan bila akar penyebab masalahnya tidak pernah disentuh dalam penanganan?
Berikutnya perlu berbenah terkait tujuan sistem Pendidikan yang lebih memprioritaskan anak menjadi pekerja, sebaliknya melemahkan anak dalam memiliki adab dan kepribadian.
Berikutnya dipinggirkannya agama dalam semua ranah kehidupan, termasuk ideologi Islam di negeri-negeri Muslim. Mungkin juga Islam hanya pemanis dan pelengkap bagi sebagian orang. Hasilnya, aqidah dan syariah Islam bukanlah sumber hukum pengambilan kebijakan.
Faktor di atas adalah pemicu utama wabah kekerasan, dehumanisasi dan kriminalitas terhadap anak yang semuanya bersumber dari eksisnya ideologi sekuler kapitalistik di dunia hari ini. Penguasa perlu belajar dari jejak-jejak kerusakan negara-negara kapitalis sekuler di Barat maupun Timur, dimana pertumbuhan ekonomi telah membunuh anak-anak dan merusak peradaban mereka, sekaligus telah menghasilkan dehumanisasi massal dan eksploitasi terhadap jutaan anak dan perempuan di negeri mereka.
Kompleksitas permasalahan kekerasan terhadap anak telah menuntut adanya solusi tuntas, agar masalah tidak malah menimbulkan masalah baru. Kita butuh solusi tuntas atasi kekerasan terhadap anak.
Posting Komentar untuk "Ampun... Selamatkan 'Kami'"