Derita Palestina, Derita Umat Islam
Oleh: Salamatul Fitri (Aktivis Dakwah Kampus)
Derita kaum muslim belum usai, saat umat muslim di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan Palestina kembali membara. Tentara Israel kembali menyerang kaum muslim saat sedang khusyu’ menjalankan ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Mereka tidak segan-segan memasuki masjid di komplek Al-Aqsha dan memborbadir umat islam yang beribadah dengan senjata. Al-Quds kembali memanas, membara dan menjatuhkan korban jiwa akibat ulah jahat tentara Israel.
Penderitaan tersebut berlanjut hingga Idul Fitri tiba. Umat muslim di seluruh dunia bersuka cita menyambut hari kemenangan, Israel dengan bengisnya membombardir wilayah Gaza dengan rudal dan senjata. Tidak ada suka cita Idul Fitri di Palestina, hanya tangis pilu dan deraian air mata menemani hari kemenangannya.
Serangan yang bertubi-tubi menyasar pemukiman rakyat Palestina menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Dikutip dari kompas.com, total 197 rakyat tewas di Gaza termasuk diantaranya 58 anak-anak, dan lebih dari 1.200 luka-luka sejak Israel melakukan serangan udara pada 10 Mei lalu. Kemudian Israel mengatakan, 10 orang termasuk 1 anak tewas dan 294 luka-luka akibat roket yang ditembakkan dari Gaza. (17/05/2021).
Palestina Tidak Butuh Kecaman, Tapi Aksi Nyata
Faktanya, sampai saat ini pertempuran tersebut terus terjadi. Persoalan Palestina tidak kunjung selesai, rakyatnya terjajah dan terusir dari negeri sendiri. Bentrokan ini pecah saat kemarahan memuncak di kalangan rakyat Palestina terkait potensi penggusuran sejumlah keluarga Palestina dari rumah-rumah mereka yang tanahnya diklaim oleh para pemukim Yahudi yang menggugat ke pengadilan. Kemudian, tentara israel menyerang rakyat Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsha dengan menyerang siapapun tidak memandang laki-laki ataupun perempuan. Konflik tersebut pecah hingga sekarang, israel mengirimkan senjatanya hingga menjatuhkan korban jiwa dari penduduk sipil Palestina.
Kecaman datang dari penjuru dunia termasuk pemimpin negeri-negeri muslim, salah satunya disampaikan oleh Wakil Komisi VII DPR Ace Hasan Syadzily mengecam tindakan yang dilakukan tentara israel terhadap rakyat Palestina. Beliau mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mesti turun tangan. Sayangnya, resolusi yang dilakukan PBB tidak pernah membuahkan hasil.
Serangan israel terhadap rakyat Palestina dan pengusiran terhadap rakyat Syaikh Jarrah tidak layak direspon dengan sekedar kecaman oleh OKI dan mustahil diselesaikan dengan resolusi baru oleh PBB. Karena sampai kapanpun israel mendapatkan legalitas dan dukungan dari penguasa dunia yakni Amerika Serikat. Siapapun pemimpinnya yang terpilih akan terus membela dan melindungi israel. Begitu yang terlihat dari pernyataan Juru Bicara (Jubir) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Lalu berharap pada siapa untuk kemerdekaan Palestina?
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) belum mampu menyelesaikan konflik israel-Palestina. Jika, konflik kembali pecah hanya respon semata tanpa ada aksi real heroik untuk menyelamatkan Palestina. Ibaratkan, semua orang mampu untuk mengutuk kejadian tersebut tetapi bukan itu yang rakyat Palestina inginkan. Sesungguhnya semua itu hanya retorika belaka untuk menenangkan kemarahan umat islam dan menarik simpati kaum muslim. Mereka seakan menunjukkan keberpihakan kepada umat islam tetapi aksi heroik menggunakan kekuatan politik umat islam tidak digunakan. Realita kaum muslim hari ini, sudah tertindas bahkan pemimpin mereka seolah membiarkan ketertindasan itu menimpa mereka. Muslim Palestina menginginkan semua pemimpin muslim mengerahkan militer mereka untuk berjuang bersama mempertahankan wilayah mereka.
Israel telah lama mendiami tanah Palestina, dikarenakan mereka didukung penuh oleh negara kafir penjajah yaitu Amerika Serikat dan Inggris. Bermula melalui perjanjian Sykes-Picot 1916 yang membagi wilayah kekuasaan Turki Usmani pasca Perang Dunia I dan Palestina menjadi wilayah perlindungan Inggris. Berikutnya tahun 1917 melalui Deklarasi Balfour yang menjadikan Palestina sebagai tanah air Yahudi. Sejak saat itulah, resmi Yahudi menetap di tanah Palestina. Pada tahun 1947 PBB melalui resolusinya membagi wilayah Palestina menjadi 55% milik Israel dan Palestina sisanya. Tahun 1948 pun, PBB mengakui Israel sebagai negara berdaulat dengan ibukotanya Tel Aviv. Israel sebuah bangsa kecil yang mendapatkan perlindungan dan dukungan negara kafir akhirnya mendapatkan wilayah untuk mereka menetap dengan merampas tanah suci kaum muslim. Setelah peristiwa tersebut, sebagian besar tanah Palestina dikuasai Yahudi Israel dan kaum muslim palestina semakin kehilangan wilayahnya hingga hanya tersisa di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Solusi Hakiki Untuk Palestina
Sudah saatnya kaum muslim bersatu dan membela saudara mereka di Palestina. Tentunya, upaya itu akan sia-sia jika pemimpin negeri muslim tidak segera mengerahkan militernya untuk membantu muslim Palestina. Solusi hakiki bagi Palestina adalah jihad fii sabilillah dan persatuan kaum muslim diseluruh dunia yang disatukan dalam kekuasaan yang sama yaitu kekuasaan islam. Sebuah institusi negara yang menerapkan syariah islam secara kaffah. Dimana pemimpinnya akan memerintahkan warga negaranya untuk berjihad membela Palestina dan mengerahkan tenaga militernya. Karena Imam/Pemimpin adalah pelindung bagi rakyatnya. Seperti yang dikemukan Rasulullah SAW bersabda: Pemimpin umat manusia adalah pengurus rakyat. Dia yang bertanggung jawab terhadap urusan rakyatnya (HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Ibn Hibban, an-Nasa’I dan al-Baihaqi)”.
Al-Qur'an juga menerangkan bahwa musuh-musuh islam harus diperangi. Yahudi terbukti nyata telah merampas Al-Quds dan muslim tidak akan diam saja ketika ini terjadi. Sebagaimana Firman-Nya: Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin (TQS. At-Taubah:14). Hal ini pernah dilakukan oleh Khalifah Umar Bin Khattab ketika menaklukan Palestina. Al-Quds dibebaskan dari kekuasaan Romawi dalam perang Yarmuk tahun 636 M. Sejak saat itu keadilan islam menaungi Al-Quds dan hiduplah dengan aman dan damai 3 agama samawi yaitu Islam, Yahudi dan Nasrani. Mereka saling berdampingan satu sama lain tanpa perselisihan selama lebih 450 tahun. Luar biasanya Islam bukan hanya menaungi wilayahnya, memberikan limpahan rahmat-Nya tetapi juga merukunkan umat yang hidup di dalamnya. Sekali lagi bukti sejarah membenarkan bahwa Al-Quds kembali ditaklukan oleh Panglima Terbaik Islam Salahuddin Al-Ayyubi dalam perang Salib tahun 1187 M. Sekali lagi Al-Quds berada dibawah naungan islam dan kekuasaan islam selama lebih 700 tahun.
Tentunya hal ini menyadarkan kaum muslim diseluruh dunia bahwa solusi hakiki bagi Palestina adalah jihad fii sabilillah dan persatuan kaum muslim dalam satu kekuasaan yang sama yaitu islam. Dimana institusi negara ini akan menjalankan hukum islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunah serta akan memerintahkan jihad bagi warganya untuk membebaskan tanah Palestina dari cengkaraman Yahudi Israel. Bukan hanya Palestina tetapi juga umat muslim lainnya yang masih tertindas dan terdzalimi seperti muslim Rohingya, Muslim Pattani, Muslim Uyghur dan ratusan muslim lainnya dibelahan dunia. Wallahu'alam bisshawab. []
Posting Komentar untuk "Derita Palestina, Derita Umat Islam"