Soal Palestina, Prof. Daniel M. Rosyid: Umat Harus Bersatu dan Menyadari Tipu Daya Musuh-musuh Islam

Surabaya, Visi Muslim-  Prof. Daniel M. Rosyid menjadi salah satu narasumber dalam program Diskusi On-line yang diselenggarakan channel PKAD bersamaan dengan agenda Doa dan Tausiyah utk Palestina dan Masjidil Aqsha di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Kamis 20 Mei 2021 pukul 14.00-15.00 WIB.

Dalam kesempatan tersebut memaparkan pandangannya terhadap kasus zionisme Israel atas Palestina, bahwa zionisme atas palestina adalah masalah yang rumit dan ibarat penyakit semakin kronis yang tampaknya sulit ditemukan solusinya. Terkait sikap Indonesia, menurutnya jika ditilik dari substansi pembukaan UUD 1945 seharusnya negara ini menolak penjajahan Israel atas Palestina.

Prof Daniel juga menyebut bahwa warga Palestina selama dijajah Israel telah mendapatkan perlakuan subhuman (tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan) baik di Gaza, Tepi Barat dan wilayah pendudukan lainnya. Kondisi Palestina ini sebenarnya merupakan bagian dari agenda nekolimik (penjajahan gaya baru) global, yang juga sangat mungkin akan menimpa Indonesia.

Beliau menambahkan bahkan nekolimik ini sudah merambah negeri ini, namun dengan pendekatan yang berbeda yaitu melalui strategi proxy war dan perang asimetris. Di antaranya melalui serangan pemikiran dan aneka perjanjian dagang maupun deal-deal politik. Yang memprihatinkan adalah mungkin dampaknya akan jauh lebih buruk dibanding dengan Palestina yang menghadapi ancaman secara fisik, sementara upaya penjajahan di negeri ini bersifat abstrak.

Pakar kemaritiman ini juga mengingatkan agar kaum muslimin jangan terjebak dalam nasionalisme sempit sehingga menganggap kasus Palestina bukanlah urusan kita, seperti yang diungkap Hendropriyono. Karena umat Islam adalah satu tubuh dalam ikatan aqidah dan ukhuwwah Islamiah.

Terakhir beliau menekankan adanya pelajaran penting dari Palestina yaitu perlunya umat bersatu serta menyadari adanya tipu daya musuh yang tidak rela negeri-negeri muslim untuk bisa merdeka secara hakiki. Komplotan nekolimik global ini senantiasa berupaya memecah belah mereka dan menjebaknya dalam agenda nekolimik global. Perlu sekali disadari agenda itu dilakukan melalui antek-anteknya di negeri ini yang eksistensinya lebih abstrak dan berbahaya. [] Amn

Berbagi :