Ironi Sistem Pemerintahan Demokratik
Oleh: Aminudin Syuhadak (Direktur LANSKAP)
Sistem pemerintahan demokratik yang menempatkan rakyat sebagai pihak berdaulat juga telah menimbulkan nestapa modern. Diadopsinya sistem pemerintahan demokrasi telah menimbulkan apa yang disebut oleh pakar-pakar barat dengan ungkapan beragam namun bermakna sama. A Sorokin menyebut dengan The Crisis of Our Age.
Sayyed Hossen Nasser menyebut abad sekarang dengan istilah ‘Nestapa Manusia Modern’, karena adanya alienasi seperti yang digambarkan oleh Eric Fromm. Luis Leahy menyebutnya dengan ‘Kekosongan Ruhani’. Gustave Jung mengomentari peradaban sekarang dengan ‘Gersang Psikologis’.
Peter Berger menyatakan, bahwa masyarakat kapitalis selalu bercorak sekular, sedangkan masyarakat yang sekular cenderung akan memarjinalkan peran agama, bahkan mereduksi agama menjadi subsistem yang tidak lagi berarti.
Pembagian kekuasaan-dengan alasan menghilangkan otoritarianisme-terbukti malah menimbulkan dualisme kepemimpinan serta kaburnya batas wewenang masing-masing lembaga negara. Padahal, adanya dualisme kepemimpinan akan menimbulkan kontraksi-kontraksi kekuasaan yang berakibat pada konflik elit politik. Konflik elit politik akan berbuntut pada dikorbankannya kepentingan-kepentingan publik dan terabaikannya urusan rakyat.
Ditempatkannya rakyat sebagai pemegang kedaulatan telah berakibat pada munculnya aturan-aturan yang penuh dengan bias dan kepentingan serta tidak mampu memberikan jawaban tuntas dan mendasar atas problem manusia.
Sistem hukum positif juga tidak mampu memberikan jaminan keadilan dan keamanan masyarakat. Ketimpangan-ketimpangan praktik peradilan telah membuat masyarakat semakin takut dengan hukum. Lebih dari itu, pendidikan hukum kepada rakyat juga sangat kurang dan bahkan terkesan diabaikan.
Akhirnya, kebanyakan rakyat tidak mengetahui hukum-hukum yang diberlakukan di negaranya. Ketidaktahuan rakyat terhadap hukum dieksploitasi oleh praktisi-praktisi hukum untuk mengeruk keuntungan ekonomis sebesar-besarnya dari klien-kliennya.
Posting Komentar untuk "Ironi Sistem Pemerintahan Demokratik"