Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Asal jadi Pengikut




Oleh : Fitriyah Permata 


Menjadi rakyat bukan berarti lepas dari tanggung jawab atas kondisi suatu negeri. Bukan hanya pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak dihadapan Allah. Sebagai rakyat kita punya hak memilih siapa yang akan menjadi pemimpin, sebagai rakyat kita juga punya hak untuk dikayani oleh pemerintahan serta mendapatkan keadilan. Sebagai rakyat kita punya hak untuk menasehati pemimpin.Hal ini sesuai dengan hadis Nabi saw:

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ » أَوْ « أَمِيرٍ جَائِرٍ » [رواه أبو داود والترمذى وابن ماجه وأحمد].

Dari Abu Sa’id al-Khudri (diriwayatkan) ia berkata, Rasulullah saw bersabda, jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zalim [HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad]

Atas pilihan kita kepada seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi kondisi suatu negeri. Ketika pemimpin yang kita pilih adalah pemimpin yang adil, maka akan baiklah kondisi negeri tersebut.Tetapi jika pemimpin yang kita pilih adalah orang yang dzolim,terlebih lagi dia mencampakkan syariat Allah, maka bisa dipastikan kondisi negeri itu akan carut marut. Kita boleh mencintai seorang pemimpin, tetapi cinta itu tetap harus dibangun di atas kecintaan kita kepada Allah dan RasulNya. Jangan karena cinta buta, kemaksiatan yang pemimpin lakukan tetap terlihat baik di mata kita. 

Rasulullah Muhammad SAW, selain seorang Nabi beliau juga seorang kepala negara. Madinah al munawaroh yang awalnya hanya sebuah kota kecil, dengan hijrahnya Rasulullah ke Madinah, maka Rasulullah menjadikan Madinah bukan lagi sekedar kota tapi sebuah negara, Daulah Islam. Beliau mencontohkan akan peran utama sebuah pemimpin negara muslim, memastikan semua aturan Allah terterapkan dalam semua urusan negara dan kehidupan. Diterapkannya seluruh syariat Allah di suatu negara, berarti pemimpin tersebut telah menegakkan keadilan, sebab Allah Dzat yang Maha Adil. Dengan diterapkannya aturan Islam di Madinah, keberkahan melimpah ruah. Bahkan dalam waktu sekejap Madinah menjadi pusat peradaban di Jazirah Arab. Bahkan sepeninggalan Rasulullah, negeri Islam yang berawal dari Madinah mampu menguasai 2/3 dunia. Tidakkah kita ingin mengulang kegemilangan itu? 

Dengan kondisi kaum muslimin saat ini, kita sebagai seorang muslim memiliki peran penting atas pilihan kita terhadap seorang pemimpin. Apakah kita akan memilih pemimpin yang Adil, yang mau menerapkan hukum Allah Dzat yang Maha Adil atau pemimpin dzolim yang memimpin kaum muslimin dengan aturan yang berasal dari kaum kafir? Atas setiap pilihan, kelak Allah mintai pertanggungjawaban. Kesalahan kita dalam memilih dan mengikuti seorang pemimpin bisa membawa kita kepada siksa neraka Allah. 

Rasulullah bersabda,

اسْمَعُوا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الحَوْضَ،َ

"Dengarkanlah, apakah kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku akan ada para pemimpin? Siapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan menyokong kezaliman mereka, maka dia bukan golonganku, aku juga bukan golongannya. Dia juga tak akan menemuiku di telaga." [HR. al-Tirmidzi, al-Nasai dan al-Hakim].

Ketepatan pilihan kita untuk memilih dan mengikuti pemimpin akan mampu membawa kita kepada syurga Allah yang penuh kenikmatan. 

Wallahu'alam bishawab. 

Posting Komentar untuk "Jangan Asal jadi Pengikut"

close