Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manifestasi Cinta



Sumber : Hadits ke-4 Arbain Nawawi 


Oleh : L. Nur Salamah, S.Pd (Komunitas Aktif Menulis & Kontributor Media)

Dari Abi Abdurahman Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menceritakan kepada kami dan beliau seorang yang jujur lagi diakui kejujurannya, "Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama 40 hari berupa sperma, kemudian menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian diutus seorang malaikat kepadanya untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan empat kalimat: menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penghuni surga hingga jarak antaranya dan surga hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu dia beramal dengan amal penduduk neraka lalu ia pun memasukinya. Dan sesungguhnya seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penduduk neraka hingga jarak antaranya dengan neraka hanya sejengkal selalu takdir mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amal penduduk surga, maka ia pun memasukinya." Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan muslim.

Muttafaqun 'Alaihi: Shahih al-Bukhari (no.3208), Shahih muslim (no.2643), Sunan abu dawud (no. 4708), Sunan At-Tirmidzi (no. 2137) dan Sunan Ibnu majah (no. 76).

Dalam redaksi hadits di atas terdapat kata hadatsana yang menunjukkan bahwa hadits tersebut di dengar langsung oleh Abdullah bin Mas'ud dari Nabi Saw bersama sahabat yang lain.

Abdullah bin Mas'ud adalah sosok yang dikenal dengan Abi Abdurrahman. Beliau ini mempunyai bentuk fisik yang biasa saja. Namun, terkenal sebagai orang yang pemahaman Al-Qur'annya baik. Dari segi suara dalam membacakan Al-Qur'an juga luar biasa. 

Jika dilihat dari sisi fisik beliau (Abdullah bin Mas'ud), jelas sangat berbeda dengan Nabi namun, dari sikap dan perilaku serta kebaikan sangat mirip dan dekat dengan Nabi Muhammad Saw.

Bahkan, bisa dikatakan tidak ada perilaku yang mirip dan dekat dengan Rasulullah Saw melebihi Abdullah bin Mas'ud. Abu Bakar dan Umar sekalipun tidak mirip dengan Rasulullah. 

Mengapa bisa demikian? Karena beliau (Abdullah bin Mas'ud) sangat mencintai Nabi dan sering membersamainya. Bahkan karena kedekatannya dengan Rasul, beliau diizinkan untuk melayani sampai hal privasi. Termasuk menyiapkan perlengkapan mandinya, seperti sandal, siwak dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, dalam redaksi hadits di atas ada pelajaran penting yang harus kita pahami dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu, sebagai pecinta seharusnya mengenal baik orang yang dicintai, dan sebaliknya orang yang dicintai juga mengenal siapa yang mencintai. Hal itu telah digambarkan dengan nyata oleh Abdullah bin Mas'ud, Karena cintanya kepada Rasul, maka beliau mengenal Rasul dengan sebaik-baik pengenalan. Sehingga kemiripan itu terlihat jelas. 

Kita sebagai umat Rasulullah yang mengaku cinta kepadanya, sudah menjadi suatu keharusan untuk mengenal Rasulullah dengan sangat baik sebagai wujud cinta yang hakiki. 

Salah satu cara untuk dapat mengenal Rasulullah Saw dengan cara mengikuti kajian-kajian ilmu. Yang melalui ilmu itu kita bisa dekat dan mengenal Nabi dengan pengenalan yang baik.

Oleh karena itu, jika kita mengaku cinta kepada Nabi, harus senantiasa mengikuti dan meneladani segala apa yang telah dicontohkan. Jadi cinta yang kita ucapkan bukan hanya di lisan saja. Atau bahkan bersikap dan bertingkah laku yang berlawanan dari apa yang telah Nabi contohkan. Hal itu mungkin, dan banyak terjadi, yang disebabkan karena tidak mengetahui siapa dan bagaimana sosok yang dicintai tersebut.

Sebagai pengemban dakwah, jangan mudah untuk justifikasi, apalagi terhadap hukum syara'. Karena akibatnya fatal. Dan akan terjerumus dalam dosa besar. Seperti contoh, sesuatu yang halal dinyatakan haram, dan begitu sebaliknya.

Termasuk kepada para saudara, teman maupun pelajar binaan kita. Jangan mudah menyampaikan justifikasi yang lemah. Misalnya, dengan ungkapan-ungkapan yang tidak ahsan : dia itu sombong, malas, gak semangat dan lain sebagainya. Padahal kita sendiri belum begitu mengenal dengan baik orang tersebut. 

Semoga kita, sebagai orang yang beriman dan pengemban dakwah senantiasa bisa mengenal Nabi dan bersikap sebagaimana yang beliau contohkan. Aamiin. 

Posting Komentar untuk "Manifestasi Cinta"

close