Soal Muktamar NU, Faizal Assegaf: Itu Hanya Lawakan Politik Golongan
Jakarta, Visi Muslim- Kritikus Faizal Assegaf menilai, Muktamar Nahdatul Ulama (NU) yang ke-34 yang akan digelar pada Desember 2021 mendatang, sudah tidak relevan.
Sebab, menurutnya, publik hanya akan disuguhi oleh para kader yang mengklaim diri sebagai anak cucu Kyai Hasim Asy’ri demi merebut kursi Ketua Umum PBNU. Faizal menyebut muktamar NU hanya sebagai ‘lawakan politik golongan’.
“Terkait Muktamar NU kian tidak relevan, hanya ‘lawakan politik golongan’. Ujungnya publik hanya disodorkan pajangan foto besar Hasyim Asy’ari dan modus-modus politik berebut jabatan dengan klaim anak cucu pendiri NU. Gemar teriak Aswaja, faktanya tidak sesuai dengan qonun asasi NU. Gombal!” ujar Faizal Assegaf di Twitter-nya @Faizalassegaf, Kamis (21/10/2021).
Dia mengatakan, sudah saatnya NU keluar dari fanatik golongan. NU selama ini hanya berputar pada segelintir kader yang mengklaim diri sebagai cucu pendiri. Padahal, ormas Islam ini didirikan oleh banyak tokoh Islam.
“Sampaikan salam hormat saya pada Mustafa Bisri dan dedengkot NU: Sudah saatnya NU keluar dari watak asabiah menjadi mahluk Allah yang jujur dan bijak pada umat. Ormas NU dibentuk oleh banyak pengorbanan tokoh-tokoh Islam, kenapa hanya berputar-putar pada segelintir anak cucu yang diklaim sebagai pendiri? Norak!” celetuknya.
Dia mengatakan, NU saat ini seharusnya malu kepada Kyai Hasyim Asy’ari dan para tokoh Islam yang membuat NU dengan tulus. Pantas saja, upaya untuk kembalikan NU pada prinsip qonun asasi NU tidak pernah terwujud.
“Ihwal itu membuat kalian tidak layak disebut tokoh dan kader NU, sebab semakin liar dan jauh dr prinsip Aswaja. Itu Fakta!” katanya.
“Intinya muktamar NU dari tahun ke tahun hanya untuk pajang foto besar Hasyim Asy’ari dan perebutan jabatan anak cucu pendiri. Semoga Allah, Rasul & seluruh Wali Allah menunjukan kebenaran atas perbuatan-perbuatan kalian yang ‘error’ dan manipulatif di depan umat-Nya,” tutup Faizal Assegaf. (fin).
Posting Komentar untuk "Soal Muktamar NU, Faizal Assegaf: Itu Hanya Lawakan Politik Golongan"