Moderasi Beragama Lahirkan Tafsir Liberal Pendangkalan Aqidah




Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)


Sebuah video viral muncul berkaitan dengan pernyataan Buya Syakur yang kontroversial. Pernyataan-pernyataan yang dinilai banyak pihak berbau liberalisme. Dalam ceramahnya di Markas Besar Polri Buya Syakur (BS) menyampaikan bahwa,"Hadits Nabi yang berbunyi: Barangsiapa yang akhir ucapannya (sebelum meninggal) Laa ilaaha illah Allah, masuk surga. Menjadi tidak masuk akal, masak masuk surga dengan ucapan, memangnya film barbie, memangnya film aladin."

Selain itu, ia menambahkan, "Nabi Muhammad SAW menjamin yang mendukung persatuan akan masuk surga. Sekarang, ada anggapan orang yang mengucapkan kalimat tasbih, yaitu laa illaha illa Allah masuk Surga menjadi tidak masuk akal (Republika.co.id, 1 November 2021).

Menanggapi hal ini, salahsatu Tokoh NU, Habib AbuBakar, angkat bicara, "Buya Syakur ini sesepuhnya liberal, memang biasa bicara agama dengan main akal-akaln dan lihai bermain retorika. Hati-hati jangan terkecoh, beliau cuma dijadikan pion dari program moderasi agama yang merupakan kelanjutan dari Islam Nusantara," Katanya lewat akun twitter, @abubakarsegaf dikutip Republika di Jakarta, Senin (1/11).

Pernyataan BS seperti ini sangat tidak tepat dan tidak mencerminkan sikap seorang Muslim. Pernyataan yang tidak punya nilai dakwah sama sekali. Malah menimbulkan keraguan terhadap aqidah Islam.

Harusnya siapa pun yang menyampaikan tentang Islam harus mengarahkan kepada kebenaran Islam bukan malah merendahkannya. Dalil masuk surga karena mengucapkan kalimat laa illaha illa Allah di akhir hidup masuk surga itu hadis yang shohih dan berasal dari Rasulullah SAW.

Harus diyakini dan tidak boleh ditafsirkan dengan logika dan hawa nafsu. Tidak boleh ingkar sunnah. Masuk surga memang bisa dengan ucapan tauhid dan itu sah. 

Sama seperti orang yang bersyahadat masuk Islam. Ucapannya sah dan dianggap telah berIslam atau muallaf. Ijab Kabul dalam pernikahan juga sah dengan ucapan dengan dipersaksikan oleh 2 orang saksi.

Dalil ucapan tauhid masuk surga tidak bisa dibenturkan dengan pernyataan Nabi Muhammad SAW mendukung persatuan. Orang-orang yang mendukung persatuan itu berpahala. Dan lebih berpahala lagi jika meninggal dalam keadaan menyebutkan kalimat tauhid.

Jadi kedua dalil ini tidak kontradiktif malah saling menguatkan. Adapun pernyataan bahwa Islam belum agama yang sempurna mencerminkan ketidakpahaman seseorang terhadap Al Qur'an. Yang menyebut Islam agama yang diridhoi di sisi Allah SWT (agama sempurna) adalah Allah SWT sendiri. Menafsirkan bahwa Islam bukan agama yang sempurna adalah kesalahan besar.

Bagaimana mungkin Allah SWT telah menetapkan kesempurnaan Islam, kemudian ada orang yang mengatakan bahwa Islam bukan agama yang sempurna? Bisa diduga tafsir liberal itu akibat dari hawa nafsu yang dibungkus dengan pemahaman moderasi beragama. Kekacauan moderasi beragama lainnya adalah, lahirnya berbabagi macam pendapat nyeleneh.

Misalnya semua sahabat itu murtad karena tidak ada yang mengkafani mayatnya Sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Padahal para ulama Salaf terdahulu telah mengupas tuntas sejarah yang benar tentang Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam berbagai kitab, misalnya Tarikh Khulafaur Rasyidin.

Bahwa hubungan Khalifah Ali dengan para sahabat memang baik-baik saja. Khalifah Ali bahkan menjadi pejabat negara pada masa Khulafaur Rasyidin. Khalifah Ali ridho dengan kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan R.hum.

Al Qur'an pun menyatakan dalam Qur'an Surah Al Bayyinah sesingguhnya Allah SWT ridho terhadap para sahabat. Dan para Sahabat pun ridho kepada-Nya. Maka telah jelas akibat moderasi beragama banyak orang liberal mencoba merusak Islam.

Penting untuk kita menjelaskan betapa rusaknya pemahaman liberalisme. Dan umat harus menolak moderasi beragama sebelum semakin banyak pernyataan yang merusak aqidah Umat.

Umat Islam harus dipahami dengan pemahaman Islam yang Kaffah. Agar Aqidah dan dakwah semakin kuat. Agar dakwah semakin meluas dan akhirnya mampu mengikat Kaum Muslimin dalam satu tali aqidah dan satu sistem kepemimpinan.

Bumi Allah SWT, 2 November 2021.

#DenganPenaMembelahDunia

#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan 

Posting Komentar untuk "Moderasi Beragama Lahirkan Tafsir Liberal Pendangkalan Aqidah"