Muhasabah Menghadapi Musibah


Ilustrasi


Oleh: Gina Siti Mugni (Aktivis Dakwah)

Waktu begitu cepat sekali berlalu, tak terasa kini telah menginjak bulan Desember. Itu berarti kita telah berada di penghujung tahun 2021. Menuju tahun 2022 ini masyarakat dunia masih berada dalam bayang-bayang virus Corona. Hampir 3 tahun lamanya pandemi Covid-19 ini melanda Indonesia. Bahkan ditengah gencarnya pelaksanaan vaksin, justru muncul varian Covid jenis baru yakni type Omicron.

Tidak hanya dilanda pandemi Covid 19, di penghujung tahun ini negara kita justru dilanda banyak musibah. Diantaranya musibah banjir yang melanda beberapa daerah seperti lima provinsi di Kalimantan, Malang, Garut, Kab. Bandung. Kemudian Erupsi Gunung Semeru yang mengakibatkan 48 orang meninggal, 2.004 orang luka-luka dan 9.997 orang berada di pengungsian. 

Musibah gunung merapi ini datang secara tiba-tiba, tanpa adanya tanda-tanda gunung merapi akan meletus. Mengakibatkan warga tidak memiliki banyak waktu untuk mengevakuasi diri. Lihatlah berita mengenai salah seorang korban Semeru yakni Rumini dan ibunya yang ditemukan tewas berpelukan di dalam rumah. Hal ini diduga akibat mereka tidak memiliki banyak waktu untuk melarikan diri ketika erupsi Semeru terjadi.

Tidak berhenti disitu saja, tadi siang ( 14 Desember 2022 )terjadi musibah gempa dengan skala yang cukup besar yaknib7,4 magnitudo di NTT. Karena dikhawatirkan akan terjadi tsunami, semua warga berlarian ke daerah dataran tinggi. (Dikutip dari TribunNews.com / 14 Des 2021)

Bencana Alam Akibat Ulah manusia

Musibah bencana alam ini tentu tidak ada yang menghendaki. Namun merupakan takdir Allah yang harus kita terima. Karena manusia sebagai hamba Allah hanya bisa menjalani takdir yang telah digariskan oleh Sang Pencipta. Kita tidak mampu menolak takdir Allah. 

Namun, hadir nya bencana alam ini merupakan ulah tangan-tangan manusia itu sendiri. Manusia yang telah melakukan kerusakan alam di muka bumi ini, sehingga mendatangkan musibah bencana alam. Allah mengabarkan dalam QS Ar-Rum ayat 41 yang terjemahannya adalah sebagai berikut “ Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Seperti musibah banjir yang melanda sejumlah daerah, selalu terjadi disetiap musim penghujan. Hal ini dikarenakan berkurangnya daerah resapan air hujan. Yang disebabkan alih fungsi lahan. Tidak sedikit lahan yang diperuntukkan untuk daerah resapan namun karena ulah manusia lahan tersebut justru diperuntukkan menjadi area perumahan. Sehingga ketika musim hujan tiba, tanah tidak dapat menyerap air hujan sehingga aliran air akan langsung membanjiri daerah yang berada di dataran rendah.

Banjir yang melanda beberapa provinsi di kepulauan Kalimantan juga terjadi akibat korporasi. Wilayah hutan di Kalimantan mengalami deforestasi. Wilayah hutan mengalami pengurangan cukup besar, akibat eksploitasi SDA oleh korporasi yang mengakibatkan berkurangnya wilayah hutan. Wilayah hutan di Kalimantan banyak yang beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit yang dikemudian hari mencemari sungai-sungai akibat penggunaan pestisida. 

Beginilah rusaknya kehidupan akibat penerapan sistem Kapitalisme. Faham kapitalisme yang menjadikan materi sebagai tolak ukur suatu perbuatan mengakibatkan terjadi nya eksploitasi alam dengan tujuan untuk memperkaya korporasi tanpa melihat kerusakan alam yang ditimbulkan.

Bersabar dan Muhasabah Dalam Mengalami Musibah

Islam mengajarkan umat nya untuk bersabar dalam menghadapi musibah. Karena kesabaran kita akan mendatangkan ampunan dan pahala dari sisi Allah. Firman Allah dalam QS Az-Zumar ayat 10 yang terjemahannya sebagai berikut : “ Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. Tapi selain dari ketabahan kita dalam menerima takdir Allah, kita juga harus segera menerapkan aturan syariat islam.

Karena di dalam sistem ekonomi Islam, SDA tidak boleh dikuasai oleh swasta ataupun pihak asing. Namun harus dikuasai oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat nya. Penerapan syariat Islam juga akan menutup rapat-rapat pintu kemaksiatan seperti L8bt, seks bebas, korupsi. Karena dalam sistem Islam mempunyai sistem sanksi yang tegas yang akan memberikan efek jera agar tidak ada orang yang akan mengulangi perbuatan yang sama. 

Di masa Khalifah Umar Ibn Khattab terjadi musibah kekeringan yang melanda kaum muslimin. Maka sebagai Khalifah, Umar Ibn Khattab mengajak rakyat nya untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Khalifah Umar mengadakan shalat memohon di turunkan nya hujan dan berdoa dengan sangat khusyu agar Allah memberikan pertolongan. Allah pun segera mengabulkan doa dari seorang pemimpin yang shaleh dan hujan pun langsung turun.

Beginilah indah nya sistem Islam, karena mampu menghasilkan pemimpin yang shaleh dan amanah sehingga mendatangkan pertolongan Allah. Semoga Allah memberi kekuatan kepada saudara-saudara kita yang terkena bencana alam dan semoga bencana alam ini tidak terus bertambah.


Wallahu a'lam bishawab     

Posting Komentar untuk "Muhasabah Menghadapi Musibah"