Pamong Institute: Pemerintahan Demokrasi Gemuk karena Banyak Kompromi Politik
Jakarta, Visi Muslim- Direktur Pamong Institute Wahyudi al Maroky, M.Si. menegaskan pemerintahan dalam sistem demokrasi gemuk karena banyak kompromi politik.
“Tubuh pemerintahan yang dibangun sistem komprimistis dalam sistem demokrasi strukturnya gemuk,” jelasnya dalam acara Kajian Politik Islam; Sistem Politik Islam: Sederhana, Cepat dan Hemat Anggaran, Sabtu (26/3/2022) di kanal Khilafah Channel Reborn.
Ia menjelaskan pengisian jabatan dilakukan bukan sekadar keahlian namun dengan deal-deal politik semasa kampanye.
“Jabatan itu diisi dalam bentuk kompromistis bukan hanya sekadar keahlian atau orang yang amanah atau orang yang cakap, tidak, tapi ada deal-deal politik karena kepentingan-kepentingan politik yang itu menjawab ataupun merespons janji-janji politik ketika mereka berkampanye” imbuhnya.
Wahyudi menegaskan, hampir semua negara demokrasi memiliki struktur pemerintahan yang gemuk sehingga geraknya lamban.
“Kalau melihat itu hampir semua negara-negara demokrasi itu struktur pemerintahannya gemuk. Nah kalau sudah struktur pemerintahannya gemuk pasti geraknya jadi lamban untuk koordinasi,” bebernya.
Ia menambahkan, struktur pemerintahan yang gemuk menyebabkan boros biaya. “Nah ketika struktur pemerintahan itu gemuk maka cenderung lamban bergerak karena banyak koordinasi kemudian selain lamban dia mahal atau boros dalam biaya,” jelasnya.
Ia menyampaikan mustahil menyusun pemerintahan yang ramping dalam sistem demokrasi. “Nah ini menunjukkan bahwa memang dalam institusi demokrasi itu tidak mungkin menghasilkan suatu pemerintahan yang ramping, simple, murah dan lincah karena memang kompromi politik ini tentu jauh sekali,” pungkasnya.[] Sri Purwanti
Posting Komentar untuk "Pamong Institute: Pemerintahan Demokrasi Gemuk karena Banyak Kompromi Politik"