Tak Perlu Takut, Islam Adalah Rahmat Bagi Semesta Alam
Oleh: Ummu Nazba (Aktivis Dakwah Islam)
Islamophobia atau “takut” terhadap Islam merupakan istilah yang sebetulnya sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW. Khususnya ketika beliau mulai berdakwah sehingga kaum kafir Quraisy yang pada saat itu berada di Mekkah merasa gerah dan malah menentang ajaran Islam yang dibawa Rasulullah.
Namun, istilah Islamophobia mulai populer sejak peristiwa 9/11 di Amerika Serikat. Sejak saat itu disuarakanlah “War On Terrorism” yang justru malah dimaknakan sebagai “War On Islam” oleh dunia Barat. Sehingga isu Islamophobia makin ramai disuarakan oleh mereka di media sosial.
Mengutip dari kabardamai.id (9/4/2022), Islamophobia tak hanya marak di kalangan masyarakat Barat di Amerika dan Eropa, melainkan pula di Indonesia. Menghadapi serangan kelompok Islamophobia, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fahmi Salim menyebut bahwa tugas semua muslim untuk menjelaskan dan menampilkan Islam yang tidak seperti mereka takutkan.
Bukan hal yang mengagetkan jika negeri Barat yang sekuler mengalami Islamophobia, namun jika negeri kaum muslim yang mengalaminya ini jauh lebih mengerikan. Fahmi Salim menyebut bahwa terjadinya Islamophobia menjadi arus besar di ruang publik diakibatkan arus informasi serampangan yang ditampilkan oleh media. Banyaknya akun anonim yang memproduksi konten informasi bagi publik yang mendiskreditkan Agama Islam seperti narasi-narasi hate space atau ungkapan ujaran kebencian.
Maraknya Islamophobia, membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam cuitannya menyatakan bahwa Sidang Umum PBB mengumumkan telah sepakat untuk menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamophobia.
Islamophobia tentu saja tak bisa dihentikan hanya dengan penetapan Hari Anti Islamophobia. Namun butuh dipahami akar masalahnya.
Islamophobia semakin marak karena di era pertarungan pemikiran dan benturan peradaban saat ini, umat Islam tidak memiliki pelindung yang menjadi perisai atas beragam serangan. Oleh karena itu, berbagai pihak bebas memanfaatkan untuk melampiaskan kebencian, memenangkan kepentingan politik dan ekonomi dan mengekalkan kebusukan peradaban batilnya.
Dengan gencarnya ketakutan pada Islam yang tidak beralasan tersebut, para pemimpin muslim hendaknya tidak hanya mengecam Islamophobia semata. Citra Islam yang merupakan rahmat bagi semesta harus dikembalikan ke tengah-tengah umat. Menjadi tugas dan kewajiban kaum muslimin seluruh dunia untuk bertindak nyata mewujudkan kepemimpinan Islam agar umat memiliki kembali perisai pelindung sehingga dapat merasakan kepemimpinan Islam yang senantiasa menjaga kemuliaan umat.
Begitu hebatnya Islam pada masa-masa kejayaannya, sebut saja pada masa Khalifah kaum muslimin yang kedua, Umar bin Al Khattab. Seorang pria yang namanya dinantikan untuk diberi kunci Baitul Maqdis oleh Patriark kota Yerusalem, Uskup Sophronius. Pada saat itu, Umar berhasil meraih kepercayaan penduduk Yerusalem. Bahkan hal tersebut diabadikan dalam perjanjian “Umariyya Covenant”. Dalam perjanjian tersebut disebutkan bahwa Islam akan menjaga hak-hak kaum Nasrani Yerusalem dengan syarat pembayaran jizyah dari mereka.
Begitu luar biasa penjagaan dan penghormatan umat muslim terhadap non muslim pada masa khilafah terdahulu. Adanya Islamophobia terhadap Islam dan kaum muslimin dewasa ini justru menjadi suatu hal yang mengherankan.
Islam terbukti sebagai rahmat bagi semesta alam. Sehingga sudah selayaknya seluruh umat manusia terutama kita sebagai seorang muslim untuk tidak phobia atau takut terhadap Islam. Ayo bersama lebih mengenal dan menerapkan Islam sehingga dapat merasakan rahmat Allah SWT bagi semesta alam.
Wallahu a’lam
Posting Komentar untuk "Tak Perlu Takut, Islam Adalah Rahmat Bagi Semesta Alam"