Buang Bayi Marak Terjadi, Butuh Islam Sebagai Solusi




Oleh: Ismawati


Sesungguhnya, secara logika ibu mana yang tega membuang bayi yang dilahirkannya. Insan mungil tak berdosa yang ia kandung sembilan bulan di rahimnya, penuh perjuangan kala melahirkannya. Dengan harapan, ia dapat menjadi estafet keluarga dan peradaban. Setiap insan yang lahir ke dunia ini, pasti rasa haru dan bahagia menyelimuti. Tak jarang doa dan kebaikan akan terus mengalir padanya.

Namun, tidak bagi seorang ibu yang membuang bayinya dengan berbagai alasan. Sebagaimana yang baru-baru ini terjadi pada seorang ibu yang membuang bayinya ke Sungai Kedawung, Desa Gentasari, Kecamatan Pagendongan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada Jumat (20/5). Bayi laki-laki tersebut ditemukan salah satu warga di dalam kardus di Sungai Kedawung. 

Berdasarkan pemeriksaan polisi, Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan dari keterangan pelaku, bayinya dibuang karena mengaku takut jika keluarga mengetahui dirinya sedang hamil akibat hubungan gelap. Selain itu, pelaku mengaku malu kepada tetangga sekitar telah melahirkan bayi tanpa suami, karena sudah menjada dua kali (Sindonews.com, 24/5).

Selain di Jawa Tengah, kasus pembuangan bayi laki-laki juga terjadi di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Bayi tersebut ditemukan di teras rumah salah seorang warga di Jalan Setunggal Kelurahan 8 Ilir Kecamatan IT III Palembang, Selasa (24/5). Bayi tersebut ditemukan pada pukul 00.15 WIB. Kapolsek IT II, Kompol Fadilah Ermi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan petunjuk dan alat bukti untuk mencari siapa yang membuang bayi tersebut (TribunSumsel.com, 24/5).

Sebab Buang Bayi

Ironi. Maraknya kasus buang bayi menandakan ada masalah di negeri ini. Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu tega membuang bayinya. Di antaranya adalah seks bebas yang menyebabkan kehamilan di luar nikah, faktor ekonomi, hingga pelecehan seksual yang melanda perempuan. Paham liberal (kebebasan) yang menjadikan manusia bebas menentukan kehidupannya sendiri.

Alhasil, banyak manusia dalam melakukan perbuatan tidak berstandar halal dan haram lagi. Faktanya terjadi pada pergaulan bebas remaja hari ini. Lihatlah, betapa banyak dari mereka jauh dari agamanya. Kehidupan sosial distandarkan dengan gaya hidup Barat. Kesenangan dunia menjadi tolok ukur mereka dalam berbuat. Jika diberi paham agama, mereka berujar “Ah!, urusi saja dirimu sendiri” atau “Ceramah itu di Masjid bukan di sini”. Benarkah, hukum Allah hanya ada di Masjid saja?

Tentu tidak. Inilah buahnya, jika menganggap agama hanya ada di Masjid. Dalam pergaulan tanpa agama terjadilah pergaulan bebas yang meracuni umat. Racun ini menyebabkan zina merajalela. Demi menutupi aib, bayi yang dikandung akan di singkirkan. Maka, amat bahaya jika umat senantiasa diracuni pemikiran liberal seperti ini. Sebab, akan berakibat pada kerusakan generasi. Calon ibu yang seharusnya lembut dan berhati penyayang, berubah menjadi sadis dan rela menghilangkan darah dagingnya sendiri.

Faktor lain maraknya pembuangan bayi adalah karena ekonomi. Biaya kehidupan mahal, sementara pemasukan sedikit membuat keluarga harus kerja keras membiayai kebutuhan keluarga. Jika sudah terlalu putus asa, keputusan membuang anak bisa dipilih untuk mengurangi biaya hidup. Potret kehidupan hari ini jauh dari kata sejahtera. Biaya kebutuhan pokok, pendidikan, bahkan kesehatan semua serba mahal. Sementara lapangan kerja sulit didapatkan.

Islam Solusi Pasti

Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam yang membawa keberkahan baik bagi penduduk langit maupun di bumi. Hukum Islam berasal dari Allah Swt. Sang Pemilik dunia beserta segala isinya. Maka, sudah pasti kebenaran hukumnya. Di dalam Islam, hukum agama tidak hanya diterapkan dalam beribadah, namun juga diterapkan dalam kehidupan.

Di dalam Islam, mendekati zina saja hukumnya haram karena sebagai perbuatan keji. Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh seseorang)” (TQS. Al-Isra’ : 32). Maka, sesungguhnya Allah melarang hamba-Nya untuk berbuat zina begitupun mendekatinya atau melakukan perbuatan yang menghantarkan kepada zina.

Dengan demikian, pergaulan bebas atau seks bebas adalah haram karena suatu jalan mendekati zina. Sehingga, Islam memberikan aturan bagi manusia untuk mencegah terjadinya dosa zina tersebut. Seperti misalnya larangan ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram tanpa uzur syar’i), larangan berkhalwat (berdua-duaan), kewajiban menutup aurat bagi muslimah, dan kewajiban menundukkan pandangan bagi laki-laki. 

Selain itu, dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Negara dalam sistem Islam wajib menjamin kesejahteraan rakyat. Sebab, rakyat adalah tanggung jawab pemimpinnya. Sebagaimana Sabda Nabi Saw. “Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakayat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR. Al-Bukhari). Maka, pemimpin wajib memenuhi hak-hak dasar rakyat, termasuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi.

Mekanismenya dengan cara memastikan setiap kepala keluarga memiliki pekerjaan yang layak untuk menafkahi keluarganya. Pemenuhan kebutuhan dasar seperti kebutuhan pokok, kesehatan, keamanan bahkan pendidikan terbaik wajib dipenuhi oleh negara. Dengan begini, peran ibu dikembalikan fungsinya sebagai sekolah pertama bagi anak. Ibu fokus mendidik anak-anak mereka menjadi generasi terbaik. Naluri kasih sayang ibu akan terwujud, karena keluarga tidak akan stress akibat tekanan ekonomi. 

Oleh karena itu, maraknya kasus pembuangan bayi dengan beragam faktor ini harus segera diselesaikan. Jangan sampai ada bayi-bayi malang lain terlahir ke dunia ini harus menanggung derita karena ulah orang tuanya. Masalah pergaulan dan ekonomi akan dapat dituntaskan jika kita mengambil hukum Allah Swt. sebagai satu-satunya jalan kehidupan. Semoga Allah Swt. menyegerakan datangnya pertolongan dengan tegaknya syariat Islam sebagai jalan kehidupan berbangsa dan bernegara. Aamiin.


Wallahua’lam bishowab. 

Posting Komentar untuk "Buang Bayi Marak Terjadi, Butuh Islam Sebagai Solusi"